Menghayati Lika-liku Kehidupan 60 Sahabat Rasulullah

Orang-orang yang beriman dan hidup bersama Rasulullah SAW biasa disebut sebagai sahabat Nabi atau Rasulullah. Mereka ini adalah orang yang benar-benar mencintai Rasul karena Allah semata. Mereka taat kepada perintah Allah dan Rasulullah, menjalankan dengan sepenuh hati segala apa yang diperintahkan Allah dan Rasulullah.

Begitu agungnya ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah, sehingga muncullah generasi sahabat yang menunjukkan sikap dan tingkah laku keseharian mereka yang didorong oleh semangat meneladani pribadi Rasulullah SAW. Mereka menyaksikan langsung bagaimana Rasulullah menerjemahkan ayat-ayat Al-Quran dalam kehidupan nyata, baik dalam bentuk ibadah maupun muamalah (berinteraksi dengan manusia).

Kisah hidup para sahabat tersebut terekam dengan baik dalam buku yang disusun oleh Khalid Muh Khalid berjudul “Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah”. Kisah-kisah hidup mereka syarat dengan keteladanan bagi generasi penerus Islam dan juga bagi umat lain yang mendambakan hidup menjadi hamba Allah yang sempurna.

Para sahabat merupakan tipikal manusia yang tak mudah menyerah dalam menghadapi kehidupan dengan penuh cobaan dan tantangan. Semua itu karena mereka telah mendapatkan manusia suri tauladan terbaik, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah mereka saksikan dengan mata kepala sendiri akan perangainya yang agung dan menjadi hamba Allah paling sempurna.

Enam puluh sahabat yang dipilih oleh penulisnya merupakan hasil seleksi dari ribuan sahabat Rasulullah SAW. Citra mereka yang beriman dan bertakwa serta memiliki keteguhan hati, kepahlawanan, dan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya telah mewakili para sahabat lainnya yang tak terdokumentasikan di sini. Kisah para sahabat inilah yang telah menyaksikan keutaman dan keistimewaan Rasulullah SAW.

Mereka telah menyaksikan pula kesucian, kesederhanaan, kejujuran, keberanian, dan keteguhan pendirian Rasulullah SAW. Mereka lihat ketinggian dan rasa santunnya, akal budi dan buah fikirannya. Mereka lihat matahari bersinar memancarkan kebenaran dan kebesarannya. Mereka dengar air kehidupan mulai mengalir ke pembuluh hayat, demi Nabi Muhammad SAW itu menyiraminya dengan wahyu yang diterimanya pada hari-hari itu dan dengan renungan-renungannya di masa lalu.

Mereka sakiskan semua itu, bahkan berlipat ganda dari itu, bukan dengan mendengarnya dari mulut ke mulut, tetapi secara berhadap-hadapan muka dan melihatnya dengan mata kepala, baik mata lahir maupun mata batin mereka. Mereka telah melihat Muhammad SAW dan hidup semas dengannya semenjak ia lahir ke alam dunia. Tidak ada satu pun yang tersembunyi bagi mereka mengenai perihidupnya. Bahkan, masa kecilnya yakni suatu masa yang tidak begitu menjadi perhatian kecuali bagi keluarga dan orang tua dari anak itu sendiri.

Sebabnya ialah karena masa kanak-kanak Rasulullah tidaklah sama dengan masa kanak-kanak lainnya. Perhatian orang tertoleh kepadanya melihat kedewasaannya yang cepat dan amat pagi. Begitu pun peralihannya yang segera dari kegemaran bermain sebagai anak-anak menjadi sikap yang bersungguh-sungguh dari orang dewasa.

Misalnya, orang-orang Quraisy sering mengatakan cucu Abdul Mutthalib itu yang tidak menyukai permainan anak-anak serta obrolan mereka di malam hari. Setiap ada orang yang mengajaknya ikut serta, maka jawabannya: “Tidaklah untuk itu aku diciptakan!” Masa remajanya pun dilalui dengan kesucian hingga masa tuanya.

Begitulah para sahabat yang mencoba meneladani Rasulullah SAW. Sebagian di antara mereka ada yang awalnya berangkat dari kehidupan jahiliyah, kemudian mendapatkan hidayah karena kemauannya yang kuat dalam mencari kebenaran. Sebagian lagi adalah mereka yang belum terlalu jauh terkontaminasi dengan perihidup jahiliyah, sehingga lebih mudah mendapatkan hidayah saat mengenal dan menyaksikan sosok-kepribadian Rasulullah SAW.

Di buku ini, empat sahabat yang sepeninggal Rasulullah menjadi khalifah secara bergantian, yakni Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, tidak dimasukkan hidupnya. Sebab, penulis telah mempersembahkan kisah keempatnya dalam sebuah buku lain berjudul: “Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah”.

Bagi pembaca yang mendambakan sosok teladan hasil didikan langsung Rasulullah SAW, buku ini tepat untuk dikaji dan didalami. (Red.)

 

Judul Buku   : Karakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah

Penulis          : Khalid Muh. Khalid

Penerjemah  : Mahyuddin Syaf, dkk

Penerbit         : CV Diponegoro, Bandung

 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>