Keutamaan Puasa dalam Islam

Ibadah puasa atau shaum merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah yang terpenting di bulan Ramadhan. Ia adalah kewajiban seorang muslim kepada Penciptanya, salah satu pilar keislamannya yang harus ditegakkan. Karena ibadah ini lah Allah mengistimewakan bulan Ramadhan dari sebelas bulan yang lainnya.

Ibadah yang sangat penting ini memiliki banyak sekali keutamaan. Berikut adalah beberapa keutamaan shaum di bulan Ramadhan yang penting untuk selalu kita hadirkan ketika kita melaksanakan ibadah yang mulia ini. Mudah-mudahan dengan senantiasa mengingatnya, kita dapat melaksanakan ibadah shaum di bulan Ramadhan tahun ini dengan baik.

Allah berfiman: Shaum itu untuk-Ku

Dalam hadis qudsi Allah azza wa jalla berfirman: “Setiap amal anak Adam untuknya, satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat hingga tujuhratus kali lipat. Kecuali shaum, sesungguhnya ia adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Orang yang melakukan shaum meninggalkan syahwat, makanan dan minuman karena Aku. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut seorang yang berpuasa lebih wangi disisi Allah daripada wangi misk.” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam hadis qudsi ini Allah menyebutkan beberapa keutamaan ibadah shaum:

Allah menisbatkan ibadah shaum kepada diri-Nya, “Sesungguhnya ia adalah untuk-Ku”. Ini berarti Allah mengistimewakan ibadah shaum dari amal-amal shaleh yang lain yang dikerjakan oleh hamba-hamba-Nya. Makna shaum untuk Allah adalah bahwa shaum tidak dikerjakan oleh seorang pun kecuali dengan niat untuk Allah. Ia adalah ibadah yang bersifat rahasia antara Allah dan orang yang berpuasa saja, hingga tidak ada celah bagi orang yang berpuasa untuk riya dalam melakukannya, berbeda dengan ibadah yang lainnya. (Lihat Syarh Suyuthi li An Nasa`i: 4/158, tahqiq Abdul Fattah Abu Ghuddah)

Pahala shaum sangat besar. Karena Allah menyatakan bahwa jika amal selain shaum dilipatgandakan dari sepuluh hingga tujuhratus, maka shaum tidak demikian. Pahala shaum dilipatgandakan menjadi tidak terbatas. Inilah makna dari lafadz, “Aku yang yang akan membalasnya.” Hal ini juga sesuai dengan firman Allah tentang orang-orang yang bersabar, “Sesungguhnya orang-orang yang sabar akan dibalas dengan pahala yang tidak terhingga.” (QS. Az-Zumar [39]: 10) Karena shaum mengandung nilai kesabaran. (Lihat Hâsyiyah As-Sindi: 4/159)

Orang yang berpuasa akan mendapat dua kebahagiaan. Kebahagiaan yang pertama adalah ketika berbuka. Ia berbahagia karena telah selesai menyempurnakan ibadah shaumnya, atau berbahagia karena dapat makan dan minum, atau berbahagia karena apa yang ia harapkan dari pahala shaum tersebut. Sebagaimana terdapat dalam doa berbuka, “Dzahabadz dzama`u wabtalatil uruuqu wa tsabatal ajru insyaa` Allah.” (Telah hilang dahaga, telah basah kerongkongan dan telah tetap pahala insya Allah). Kebahagiaan yang kedua adalah ketika bertemu dengan Rabbnya seraya mendapatkan pujian dan kemenangan saat bertemu dengan-Nya. (Miyskâtu al Mashâbîh: 6/249)

Bau mulut orang yang berpuasa dinyatakan oleh Allah lebih baik, lebih utama dan lebih wangi dari minyak misk. Karena bau mulut orang yang berpuasa itu muncul karena ketaatan kepada Allah, maka Allah menyukainya.

Menjauhkan dari Api Neraka

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

“Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan jauhkan wajahnya dari api neraka sejarak tujuhpuluh tahun perjalanan.” (HR Bukhari Muslim)

Sangat jelas makna hadis ini, bahwa orang yang berpuasa satu hari saja di dalam rangka untuk mentaati Allah, maka ia akan dijauhkan dari azab api neraka sejarak tujuhpuluh tahun perjalan. Jarak yang sangat jauh sekali. Maka bagaimana dengan orang yang melakukannya selama satu bulan penuh?

Shaum adalah Perisai

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada salah seorang sahabatnya Mu’adz bin Jabal:  ألا أَدُلُّكَ على أبوابِ الخير ؟ الصَّومُ جُنَّةٌ ، والصَّدقَةُ تُطْفِئُ الخَطيئَةَ كَما يُطفئُ الماءُ النارَ

“Tidakkah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Shaum itu adalah perisai, dan sedekah dapat memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR Tirmidzi: hadis hasan shahih)

Sebagaimana perisai dapat melindungi seorang prajurit perang dari serangan musuh, shaum pun demikian, ia berfungsi melindungi orang yang berpuasa dari kemaksiatan. Hal ini sesuai dengan firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah [2]: 183)

Jika shaum dapat menjadi pelindung dari kemaksiatan di dunia, maka berarti ia menjadi pelindung dari azab api neraka di akhirat. (Jâmi al Ulûm wa al Hikam, Ibnu Rajab)

Mendapat Maghfirah

Shaum di bulan Ramadhan yang kita lakukan dengan dasar iman kepada Allah dan dorongan untuk mengharap pahala dari-Nya akan mengundang ampunan Allah subhanahu wa ta’ala, akan membuat dosa-dosa kita yang telah lalu habis berguguran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang shaum di bulan Ramadhan, dengan iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

الصلوات الخمس، والجمعة إلى الجمعة، ورمضان إلى رَمضان، مُكفِّرات ما بينهن إذا اجتُنِبت الكبائر

“Shalat-shalat lima waktu, jumat ke jumat, Ramdhan ke Ramadhan, adalah penggugur dosa antara semua itu, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR Muslim)

Menjadi Syafaat pada Hari Kiamat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam barsabda:

الصِّيام والقرآن يَشفَعان للعبد يومَ القيامة؛ يقول الصِّيام: أي ربِّ؛ منَعتُه الطعامَ والشهوةَ فشَفِّعني فيه، ويَقول القرآن: منَعتُه النومَ بالليل فشَفِّعني فيه، قال: فيُشَفَّعانِ

Shiyam dan al Qur`an kelak akan memberi syafa’at untuk seorang hamba pada hari kiamat. Shiyam berkata: Wahai Rabb, aku telah menghalanginya dari makanan dan syahwat, maka izinkanlah aku memberi syafaat untuknya. Al Qur`an juga berkata: Wahai Rabb, aku telah menghalanginya dari tidur pada malam hari, maka izinkanlah aku menjadi syafaat baginya. Maka keduanya memberi syafaat. (HR Ahmad, Hakim dan Baihaqi, Ahmad Syakir berakata, “sanadnya shahih”)

Pintu Surga Al Rayyan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ في الجنةِ بابًا يُقال له: الريَّان، يَدخُل منه الصائمون يومَ القيامة، لا يَدخُل منه أحدٌ غيرهم، يُقال: أين الصائمون؟ فيَقُومون فيدخلون، فإذا دخلوا أُغلِق فلم يَدخُل منه أحدٌ

“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang disebut al Rayyan. Orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat memasuki (surga) dari pintu tersebut, tidak ada seorang pun selain mereka. Kelak akan ada yang berseru, “dimanakah orang-orang yang berpuasa?” maka mereka bangkit dan masuk. Jika mereka telah masuk, pintu itu akan ditutup dan tidak ada seorang pun yang masuk melaluinya lagi.” (HR Bukhari Muslim)

Penutup

Itulah diantara keutamaan ibadah shaum dari sekian keutamaannya yang sangat banyak. Mudah-mudahan dengan mengenal keutamaan-keutamaannya kita dapat termotivasi untuk senantiasa bersungguh-sungguh melaksanakan salah satu perintah Allah yang mulia ini, sehingga kemudian kita dapat meraih kemuliaan sebagai orang yang bertakwa di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Amin Wallahu ‘alam wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad. (sumber: sabilulilmi.wordpress.com/mengenal keutamaan shaum di bulan ramadhan)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>