Membenarkan Para Nabi Sebelum Muhammad SAW
Beriman kepada para nabi dan rasul Allah, baik yang namanya tertera dalam Al-Quran maupun tidak merupakan bagian dari aqidah seorang muslim. Nama-nama mereka yang tertera dalam kitab suci Al-Quran ada 25 orang, sedangkan yang lainnya tak disebutkan.
Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Allah SWT, “Dan sungguh telah kami utus para rasul sebelum kamu. Di antara mereka ada yang kami ceritakan, dan di antara mereka ada (pula) yang tidak kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir: 78).
Sebagai orang yang beriman kita sudah seharusnya meyakini tentang adanya nabi dan rasul sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir. Setelah itu tidak bakal ada nabi lagi, sebagaimana diungkapkan dalam Al-Quran, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 40).
Seorang yang beriman/mukmin punya kewajiban terhadap para nabi dan rasul, yaitu tidak membeda-bedakan satu dengan lainnya, dengan mengimani sebagian dari mereka dan menolak sebagian yang lain. Jika sikapnya demikian, maka ini digolongkan sebagai orang kafir. Hal ini sebagaimana ditandaskan oleh Allah SWT, “Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Alah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, ‘Kami beriman kepda sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain),’ serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir). Merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan.” (QS. An-Nisa: 150-151).
Karena itu, sikap yang terbaik dan menunjukkan keimanan kita adalah dengan menaati dan tidak menyalahi para nabi dan rasul karena hal itu merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Allah berfirman, “Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan barang siapa berpaling (dari ketaatan itu), maka ketahuilah bahwa Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka.” (QS. An-Nisa: 80).
Sikap seorang mukmin yang beriman kepada para nabi dan rasul adalah meyakini bahwa mereka adalah utusan Tuhan yang paling baik dalam hal ilmu serta amalnya. Juga mereka itu paling jujur, paling sempurna akhlaknya, dan bahwa Allah SWT memberikan anugerah berupa keistimewaan bagi mereka dibandingkan dengan manusia lainnya, sehingga Allah SWT memelihara dan menyucikan mereka dari sifat dusta, khianat, dan lalai dalam menyampaikan risalah, serta membersihkan mereka dari segala dosa besar maupun kecil.
Demikian, diantara tanda sikap orang beriman kepada para nabi dan rasul. Sikap demikian juga telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada keluarga, kerabat, dan para sahabatnya. (w-islam)
Leave a Reply