Kebahagiaan, Dambaan Kita semua

Meskipun semua agama menyebutkan bahwa agamanyalah yang akan membawa kebahagiaan dunia-akhirat, tapi nyatanya tidak demikian dalam praktiknya. Banyak yang justru merasa gamang ketika ia mendalami agamanya. Padahal dia adalah tokoh penting dalam agamanya tersebut dan orang yang memiliki intelektualitas yang tinggi. Alih-alih ingin mengkaji lebih dalam tetapi justru memeluk agama Islam karena rasa penasaran dan penggaliannya terhadap agama Islam. Hampir rata-rata orang yang berpindah agama ke Islam justru karena awalnya membenci Islam karena stigma yang buruk tentang Islam.

Ketika masuk Islam, sang mualaf mendapatkan kebahagiaan dengan jalan yang jelas. Di dalam agama ini (baca: Islam), semua diajarkan. Semua ada tuntunannya yang begitu jelas sehingga tidak ada keraguan lagi dalam Islam. Dan sangat disayangkan mengapa baru sekarang saya memeluk Islam, begitu sesal para mualaf.

Ada dua hal yang bila dilakukan akan membuat orang itu mendapatkan kebahagiaan. Dalam buku Jalan Kebahagiaan,  Allah SWT memberikan solusi kepada kita untuk menghasilkan kebahagiaan pada diri kita. Kedua jalan tersebut adalah sabar dan shalat. Sabar yang dimaksud di sini menyangkut banyak hal. Sabar dalam menghadapi ejekan dan rayuan, sabar melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, sabar dalam menghadapi petakan dan kesulitan hidup serta sabar dalam menegakkan dan memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah: 153)

Dengan kesabaran, kekuatan akan selalu bersanding bersamanya, kemenangan akan selalu hadir di hadapannya, dan pertolongan Allah akan selalu menyertainya. Firman Allah Ta’ala, “Dan taatlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu. Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Anfal: 46)

Kesabaran merupakan perisai kokoh dan tangguh, yang dapat digunakan menangkal berbagai makar yang diluncurkan musuh, bahkan dengan kesabaran itu, makar-makar musuh akan menjadi lemah dan tidk mempunyai daya serang yang berarti. Allah Ta’ala berfiman, “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imran: 120)

            Para malaikat menyambut dan mengucapkan salam kepada penghormatan yang sangat istimewa bagi para penyabar, “(Sambil mengucapkan), ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum.’ Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. ar-Ra’d: 24)

            Kemudian langkah kedua adalah mendirikan shalat. Dengan mendirikan shalat, hati kita akan bahagia. Hal tersebut sudah banyak dibuktikan oleh orang yang sabar dan mendirikan shalat. Seorang tukang ojeg wanita yang kisahnya pernah ditampilkan di salah satu televisi swasta misalnya. Ibu beberapa orang anak ini merasakan batinnya yang bahagia meskipun suaminya sudah setahun terkena stroke. Mata kakinya pun pernah remuk ketika ditabrak pengendara motor lain sewaktu mengantar penumpang dengan motornya. Meskipun demikian ia tetap istiqamah menjaga shalatnya, juga shalat-shalat sunnah yang lain. Shalatlah yang membuat dirinya ikhlas dan tawakal kepada Allah SWT. Perjalanan ruhaninya agar menetapi kesabaran dan menjaga shalat itulah yang membuatnya tetap hidup dalam kebahagiaan.

Lain lagi kisah Yulia Natasha, artis berkebangsaan Amerika. Anak seorang bankir terkenal dan ibu seorang penari yang menjadi primadona. Apa yang diinginkan bisa terpenuhi. Akan tetapi dalam dirinya tidak terdapat kebahagiaan. Hatinya selalu diliputi rasa gundah gulana. Hingga pada suatu ketika, kedua orang tuanya begitu terkejut tatkala ia mendapati anaknya sudah tidak bernyawa. Di sampingnya tergeletak beberapa tablet obat tidur dan secarik pesan terakhir. Tragis.

Oleh karena itu, Anda harus berhenti berpikir bahwa sumber kebahagiaan itu ada pada harta kekayaan atau jabatan yang mentereng. Kebahagiaan seperti itu adalah kebahagiaan yang semu. Kebahagiaan yang sementara saja. Beralihlah ke jalan kebahagiaan yang diajarkan Islam. Sebuah jalan lurus yang akan mengantarkan kepada kebahagiaan yang hakiki. Raihlah dengan sabar dan shalat niscaya kebahagiaan itu akan menghampirimu. Datang dengan senyum kemudian membawa kita menuju hati yang tenang dan bahagia (qolbun salim).


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>