Dunia Bagi Mukmin

”Bagi seorang mukmin dunia adalah penjara, kubur bagaikan bentengnya, surga menjadi tempat tinggalnya. Bagi orang kafir dunia adalah surga, kubur adalah penjara, dan neraka calon tempat tinggalnya.” (Al-Hadits)

Hadits ini termasuk yang cukup populer di kalangan masyarakat. Dunia adalah penjara bagi kaum muslimin. Mengapa demikian? Bukankah Allah SWT menciptakan alam semesta beserta seisinya ini untuk manusia, termasuk di dalamnya orang Islam? Tentu kedua keterangan tersebut tidak bertentangan karena kita yakin apa yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya merupakan suatu kebenaran.

Manusia juga jin, diciptakan dengan tujuan agar mereka beribadah kepada Allah. Ibadah berarti menjalankan ketaatan. Ketaatan untuk melaksanakan aturan-aturan-Nya. Dalam menjalani hidup ini, Allah tidak membiarkan manusia untuk bebas mengumbar nafsunya. Allah memberikan aturan hidup. Ada yang diwajibkan dan ada yang dilarang.

Seorang muslim sejati akan menaati semua seruan Allah. Baik yang berupa menjalankan perintah maupun meninggalkan larangan. Dengan seorang muslim menjalankan aturan tersebut berarti ia terikat dengan hukum Allah. Seorang kafir tidak mempunyai ikatan. Ia hidup bebas tanpa aturan. Kalaupun ada aturan, aturan batil.

Misalnya dalam soal makanan. Orang kafir tidak peduli makanan yang dihidangkan halal atau haram. Ketika masakan daging babi dihidangkan, seorang muslim akan menahan diri tidak memakannya. Juga ketika disuguhkan minuman beralkohol ia menolaknya. ”Maaf, saya seorang muslim, tidak makan dan minum yang seperti itu.” Sementara rekanan kafirnya langsung saja menyikat makanan dan minuman tersebut sambil bergumam, ”Nggak tahu barang enak dia.” Mereka akan menilai orang Islam ini bak tinggal di penjara. Tidak boleh ini tidak boleh itu.

Demikian pula dengan hubungan pria wanita. Islam mengajarkan untuk menjalin hubungan apabila sudah ada ikatan tali pernikahan. Sedangkan orang kafir bebas melakukan hubungan seksual pria wanita atas dasar suka sama suka. Alangkah repotnya orang Islam itu, kata mereka. Mau berhubungan seksual saja harus ke Kantor Urusan Agama (KUA) dulu.

Begitulah, orang kafir menganggap dunia ini seperti surga, dengan menjajal semua kenikmatan yang ada di dalamnya tanpa memedulikan aturan. Mereka niscaya akan mendapatkan balasannya, di alam kubur mendapat siksa, di alam akhirat bertambah-tambah pula siksanya karena berada di neraka.

Sedangkan seorang muslim yang taat kepada aturan Allah, ia akan mengendalikan diri. Banyak kenikmatan dunia yang harus ditinggalkan oleh seorang muslim karena menaati perintah Allah. Ketika ia menjumpai seorang wanita yang sungguh luar biasa cantiknya bahkan menggoda dirinya, cukup ia berkata, ”Sabar….sabar…. bidadari di akhirat jauh lebih cantik daripada wanita ini.”

Dunia memang menjadi penjara bagi kaum muslimin. Tapi itu untuk sementara, di alam kubur dirinya dijaga dengan benteng yang kokoh yang melindungi dirinya dari siksa kubur. Semuanya itu akan mendapatkan imbalannya termasuk bidadari tadi ketika ia memasuki rumahnya yang abadi di surga. (w-islam.com//dikutip dari buku Kebeningan Jiwa, Budi Handrianto, 2006)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>