Sifat Akhlak Mulia

Rasulullah SAW diturunkan ke muka bumi tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sungguh begitu pentingnya akhlak dalam Islam, sampai-sampai akhlak menjadi target Nabi kepada sasaran dakwahnya kepada kaum Quraisy ketika itu. Memang pada masa itu akhlak manusia begitu rusak. Tidak ada tatanan yang ada dalam masyarakat tersebut. Semuanya diperbuat semaunya, tanpa ada halal-haram. Perbuatan manusia yang bejat dan tak bermoral itulah yang menjadi landasan mengapa Rasulullah SAW turun di tanah Arab untuk membangun sebuah akhlak yang mulia bagi peradaban manusia.

Berikut beberapa sifat dan akhlak Nabi SAW yang bisa kita teladani. Shiddiq adalah pondasi dasar bagi seorang manusia dalam menjalani kehidupan untuk menuju akhlak yang mulia.  Kejujuran dan keberanian untuk bersikap dan bertindak jujur ibarat parfum. Kejujuran adalah mata hati yang pertama terbuka dari tidurmu yang lelap. Dari mata itulah engkau pancarkan pandangan dan berjalan tanpa terantuk. Sedangkan kemunafikan dan kepalsuan adalah mata hati yang buta. Karena itu, peganglah sifat jujur dalam hati kuat-kuat agar engkau bisa mengikuti jalan Islam yang lurus.

Kemudian istiqamah adalah akhlak para anbiya. Sikap istiqamah adalah pertemuan antara sabar dan syukur, antara futtuwah (kstaria, gentlemen) dan gairah. Rasulullah SAW senang dengan seorang hamba yang istiqamah dalam hal kebaikan daripada ia melakukan perbuatan amal yang begitu banyak tetapi hanya sekali saja. Setelah itu, ia tinggalkan amalannya setelah ia mendapatkan apa yang diinginkannya.

Setelah itu sifat fathanah adalah sifat yang harus dimiliki pula oleh seorang muslim. Bagaimana mungkin seseorang itu berhasil tanpa kecerdasan. Sebab, dengan kecerdasan dan rasa haus akan ilmu pengetahuan, engkau akan mampu mengubah kegelapan menjadi cahaya. Bukankan pula Allah SWT menurunkan wahyu pun memerintahkan kita untuk menjadi cerdas dengan membaca?

Hal penting lain agar seseorang itu memiliki akhlak mulia adalah dengan amanah. Amanah adalah kunci peradaban. Allah SWT akan mengamanahkan bumi ini kepada hamba-hamba-Nya yang memiliki sifat amanah. Dengan bersifat amanah, hidupnya tentu akan berkah karena ia pasti tidak akan berkhianat terhadap amanah yang diembannya sampai kapan pun.

Terakhir adalah sifat tabligh. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menyampaikan walaupun hanya satu ayat. Intinya kita harus berdakwah kepada siapa pun dan di mana pun. Sebuah pelita yang harus engkau acungkan tinggi-tinggi menerangi seluruh lorong kegelapan. Dengan tabligh itu engkau akan menjadi tongkat bagi yang buta, daun-daun rimbun di padang sahara yang memberi keteduhan para kafilah yang melepas lelah dari perjalanannya yang jauh.

Itulah mutiara akhlak yang memantulkan lima huruf penuh makna “SIFAT” – Shiddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, dan Tabligh. Hiasilah hidupmu dengan sifat di atas, niscaya Anda akan mendapatkan akhlak yang mulia yang diturunkan kepada Baginda Nabi. Taburkanlah benih-benih amal manfaat yang kelak Anda akan memetik buahnya yang penuh syafaat. Wallahu’alam bishawab. (w-islam.com)

 

 

 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>