Rahasia di Balik Puasa Ramadhan

Puasa merupakan ritual tahunan yang wajib dilakukan oleh kaum mukminin. Allah SWT mewajibkan orang mukmin untuk berpuasa pada bulan Ramadhan sebagaimana yang telah Allah wajibkan pada orang-orang yang sebelum Nabi Muhammad. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam surah al-Baqarah ayat 183,

“Hai orang-oranng yang beriman diwajibkan atas kamu puasa bulan Ramadhan sebagaimana diwajibkanya puasa kepada orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Allah SWT berfirman, “Puasa adalah bagiku dan akulah yang akan membalasnya, ia meninggalkan syahwatnya, makanannya, dan minumannya karena aku. Puasa merupakan perlindungan. Orang yang berpuasa mempunyai dua kesenangan. Satu ketika ia berbuka puasa. Kedua ketika ia bertemu Tuhannya di akhirat nanti. Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari pada minnyak misik.” (HR. Muslim)

Dalam keadaan normal tubuh kita mendapatkan energi dan nutrisi dari luar tubuh melalui makanan, minuman dan radiasi. Ketika kita puasa di siang hari, dimana tidak ada asupan makan, aktivitas dan gerak kita akan membakar energi hingga habis.

Pertama-tama energi akan diperoleh dari glukosa hasil makan (sahur), setelah habis, energi diperoleh dari glikogen dalam darah. Bila kandungan glikogen berkurang, otak menyatakan lapar lalu menyuruh kita makan. Bila kita sedang berpuasa otak akan otomatis menghidupkan program autolisis.

Semua makhluk hidup di bumi dibekali dengan sistem (fitrah) autolisis yang khas, misalnya pohon berpuasa dengan menggugurkan daun, rumput dan biji berpuasa dengan berhenti tumbuh, beruang berpuasa selama musim dingin, uaya berpuasa (aestivasi) selama musim panas, ikan paus dan burung berpuasa ketika bermigrasi, ikan salmon, pinguin, berpuasa ketika musim kawin, kuda, kucing, berpuasa ketika terserang penyakit hingga sembuh.

Ketika autolisis diaktifkan, ia segera beraksi. Autolisis akan mencari database rancangan dasar (fitrah) manusia. Secara keseluruhan ada sekitar 50 triliun sel penyusun tubuh yang terdiri dari sekitar 200 jenis sel. Berbekal data detail setiap sel autolisis menjelajah seluruh tubuh. Autolisis mengerti bagaimana seharusnya kondisi sehat dari setiap jenis sel, di bagian tubuh mana seharusnya sel itu berada, dan berapa banyak jumlah dari tiap jenis sel yang ideal bagi tubuh.

Ia akan menghampiri sel-sel liar yang tidak terdapat dalam daftar fitrah, mengubah asam amino dan gula. Bila sel-sel liar habis, ia akan mendatangi timbunan lemak dalam tubuh dan membakar (oksidasi) lemak. Dengan demikian autolisis akan menghilangkan sel-sel rusak, sel sel mati, benjolan hingga tumor serta timbunan lemak yang sering menjadi sarang zat beracun (baca: penyakit).

Sel-sel liar dan lemak yang telah dihancurkan akan dibawa ke hati. Saat kita puasa, hati tidak disibukkan oleh hasil serapan dari Usus. Oleh karena itu hati akan bekerja penuh menyaring racun hasil autolisis. Selanjutnya racun akan dibuang keluar tubuh. Disinilah proses detoksifikasi  (pengeluaran racun/penyakit) terjadi.

Ketika berpuasa darah juga akan dipenuhi energi dan nutrisi yang sehat dan berkualitas tinggi, sehingga penggantian sel mati, perbaikan sel rusak, dan pembentukan sel baru, terjadi dengan kualitas prima. Tubuh kita segera memiliki sel- sel baru dengan kualitas fitrah, sehat dan berfungsi baik kembali.

Ketika kita berpuasa, energi yang dihemat dari sistem pencernaan, akan digunakan untuk aktifitas sistem kekebalan tubuh dan proses berpikir oleh otak. Oleh karena itu dengan puasa penyakit lebih mudah disembuhkan dan kita lebih mudah menerima pelajaran maupun saat berpikir.

Namun di balik semua itu, rahasia kemampuan autolisis terletak pada niat. Autolisis hanya akan aktif bila kadar glikogen darah berkurang dan otak menyimpulkan kita lapar dan harus makan namun kita berniat tidak makan alias berpuasa. Autolisis tidak akan terjadi ketika tidak niat berpuasa. Inilah salah satu rahasia besar berpuasa.  Secara sederhana autolisis adalah sistem automatisasi dalam tubuh yang memformat ulang kondisi tubuh ke kondisi ideal.

Jika kita perhatikan uraian di atas, sangat tepat sekali sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan puasa Ramadhan dan aku telah mensunnahkan menegakkan shalatnya (tarawih). Maka barangsiapa berpuasa dan menegakkannya mengharapkan ridha Allah maka keluar dari dosa-dosanya seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR. Imam Ahmad, Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Puasa dibatasi dari subuh sampai maghrib adalah karena produksi enzim oksidasi asam lemak dalam tubuh terbatas dan akan habis bila kita berpuasa 16 jam. Bila kita memaksakan diri berpuasa maka kadar asam lemak dalam darah meningkat sehingga menyebabkan otak kita membengkak, pusing bahkan bisa menyebabkan koma. Oleh karena itu makan sahurlah mendekati imsyak dan segeralah berbuka waktu masuk waktu maghrib. Jadi kurang lebih kita berpuasa 13 – 14 jam. Subhanallah, 1400 tahun lalu Rasulullah pernah mengajarkannya pada kita.

Allah SWT tidak membutuhkan apa-apa dari makhluk, tetapi Allah SWT memberi petunjuk kepada makhluk-Nya agar kehidupannya penuh dengan nikmat. Wallahu’alam. (w-islam.com/dari berbagai sumber)


Leave a Reply to Anonymous Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>