Marak Pemurtadan Berkedok Pernikahan, Inilah Pesan untuk Para Orangtua
Akhir-akhir ini kasus pemurtadan muslimah berkedok pernikahan kembali marak. Kasus yang menggemparkan belum lama ini terjadi di Cirebon. Seorang muslimah bernama Rini Fitriana nyaris menjadi korban pemurtadan oleh suaminya bernama Ayung.
Menurut Ketua Umum Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (Fakta), Abu Deedat Syihabuddin maraknya kasus ini tidak bisa lepas dari mudahnya para orang tua memberikan izin anaknya dinikahi oleh seseorang yang baru memeluk Islam.
“Para orang tua begitu mudah memberikan syarat kepada lelaki nonmuslim untuk menikahi anak perempuannya yang muslimah. Syaratnya, ‘boleh menikahi anak saya, asal kamu masuk Islam dulu’. Setelah masuk Islam hari ini, besok dinikahkan,” kata Abu Deedat kepada hidayatullah.com, Sabtu (23/11/2013) malam.
Abu Deedat melanjutkan, dalam banyak kasus yang dilaporkan ke tim Fakta, setelah menikah si lelaki itu tidak pernah mau belajar Islam.
“Beberapa lama kemudian, si laki-laki itu kembali ke agama sebelumnya alias murtad. Istri beserta anak-anak hasil pernikahan dipaksa-paksa masuk Kristen. Ada yang berhasil kami selamatkan, banyak juga yang tidak terselamatkan,” jelasnya.
Yang tidak terselamatkan, si muslimah itu dibawa kabur oleh suaminya yang murtad itu keluar pulau.
“Di sana, si muslimah itu dipaksa untuk masuk Kristen. Orangtuanya tidak bisa berbuat banyak. Karena memang setelah menikah, tanggung jawab sepenuhnya di tangan suaminya,” katanya.
Abu Deedat berpesan kepada para orang tua agar tidak mudah menikahkan anak gadisnya dengan lelaki yang baru saja memeluk Islam. Jika pun mengizinkan, maka si lelaki itu harus terlebih dahulu mendalami Islam selama satu tahun atau lebih.
“Jadi, begitu masuk Islam, jangan langsung dinikahkan dengan anak gadisnya. Suruh dia perdalam Islam dulu, ya paling tidak selama setahun. Dari situ kita bisa lihat motivasinya,” tandasnya. (sumber: hidayatullah.com/24/11/2013)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Anna Stamou, Demi Menemukan Islam Rela Jadi “Pasien” Para Filsuf
- Majelis Taklim Paguyuban Mualaf Masjid Sunda Kelapa Menteng, Wadah Pembinaan Para Mualaf
- Mengenal Orangtua Nabi Muhammad SAW
- MUI: Modus Pemurtadan Lewat Pernikahan Bisa Jadi Ada
- Para Mualaf di AS : Berpuasa di Ramadhan Pertama adalah Kenangan Yang Tak Terlupakan
Indeks Kabar
- MUI Apresiasi Perda Larangan Mushala di Basement
- Riau Kaji Rencana Pembangunan Quran Centre
- Gabungan Ormas Islam Indonesia Tolak lnternasionalisasi Kota Suci
- 20 Muslim di Inggris Raih Penghargaan dari Ratu Elizabeth II
- Amerika Serikat Kecam Jerman yang Mendeportasi Tersangka Teroris ke Turki
- Hina Pengikut Islam, Politikus Swedia Tuai Kecaman
- Ulama Hadits Mesir: Ulama Tidak Dibatasi Hanya dari Arab
- Soal Insiden Penembakan Las Vegas, JK Rowling: Islam Tidak Membunuh
- PBNU Minta MK Tolak Permohonan Kawin Beda Agama
- Negara Bagian Swiss Umumkan Larangan Kenakan Cadar di Wilayahnya
-
Indeks Terbaru
- Islam Jalan Hijrah Mario Rajasa
- Klaim Sebagai Kuil Hindu, Nasionalis India Ingin Rubah Citra Taj Mahal
- Stevanus Hanzen, Berawal dari Lagu Islami
- Partai Politik India Mempermasalahkan Pengeras Suara Masjid Melantunkan Adzan
- Hiroaki Kawanishi, Mualaf yang Ingin Sebarkan Islam di Jepang
- MUI: Umat Islam Perlu Banyak Kembangkan Bidang Kewirausahaan Muslimah
- Kerendahan Hati Mo Salah Jadi Inspirasi Mualaf Inggris
- Berharap Bahagia Saat ‘Berjumpa’ dengan Allah
- Peter Oudenes: Islam Agama Sempurna
- Andre Ho, Hidayah Luruhkan Kebencian
Leave a Reply