Geert Wilders Dikecam, Berniat Kurangi Warga Maroko di Belanda
Keturunan Maroko yang merupakan kelompok terbesar di Belanda mengatakan, akan mengajukan keluhan terhadap politisi sayap kanan Geert Wilders, setelah ia mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia akan mengajukan kebijakan hanya ada “sedikit Maroko” di Belanda.
“Hari ini kita memasukkan berkas ke polisi untuk mengajukan keluhan berbasis diskriminasi terhadap Wilders,” kata Habib el Kaddouri, Koordinator Belanda-Maroko Foundation (SMN) , kepada AFP, seperti diberitakan Gulf News, Kamis (20/3/2014).
Dalam penayangan di televisi Rabu tengah malam, politisi anti-Islam itu di Den Haag meminta pendapat para pendukungnya setelah pemilihan pemerintah setempat, apakah mereka ingin “lebih sedikit atau lebih banyak orang Maroko di kota Anda dan di Belanda?”
“Sedikit! Sedikit!” teriak para pendukungnya. Dengan tersenyum Wilders menjawab: “Kita akan mengatur itu.”
“Kami percaya, dengan menargetkan kelompok tertentu, Wilders kali ini sudah keterlaluan,” kata El Kaddouri, mengacu pada kasus pengadilan pada 2011 yang membebaskan politisi berambut perak tersebut dari tuduhan ucapan bernada kebencian.
Pengadilan memutuskan, ucapan-ucapan Wilders yang menargetkan terhadap satu kelompok agama diizinkan dalam hukum kebebasan berbicara di Belanda, kecuali kalau sasarannya terhadap kelompok etnis tertentu.
Wilders, yang sering dicerca oleh komunitas imigran Belanda terkait retorikanya yang berapi-api bernada anti-Islam, pernah membandingkan Al Quran dengan buku karya Hitler, Mein Kampf (Perjuanganku) Hitler dan menyebut Islam agama fasis.
Dalam pemilihan umum lokal hari Rabu, Wilders menyuarakan program anti-Maroko. Pekan lalu di Den Haag, ia berkomentar, akan ‘melakukan Maroko lebih sedikit’.
Wilders mengatakan kepada para pendukungnya, dia diperbolehkan mengajukan pertanyaan tersebut karena dilindungi kebebasan berbicara. “Kami tidak mengatakan apa-apa yang tidak boleh secara hukum,” katanya.
“Pernyataan seperti ini membuat kita merasa sangat tidak aman,” kata El Kaddouri.
Perdana Menteri Mark Rutte mengkritik Wilders. Ia mengatakan, komentar Wilders “meninggalkan rasa tidak enak di mulut”.
“Dia lagi telah berbuat terlalu jauh,” katanya kepada kantor berita lokal, ANP lokal.
Partai Wilders untuk Kebebasan (PVV) merupakan peserta pemilu di dua kota di Belanda pada hari Rabu. Ia pun sedang mencari dorongan moral menjelang pemilihan Parlemen Eropa bulan Mei.
The PVV menang di Almere, kota sebelah timur Amsterdam, tetapi kalah untuk upayanya menguasai Den Haag yang kedua kalinya. (sumber: hidayatullah.com/20/3/2014)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Majelis Taklim Paguyuban Mualaf Masjid Sunda Kelapa Menteng, Wadah Pembinaan Para Mualaf
- Hampir Seribu Kejahatan Anti-Muslim Terjadi di Jerman pada 2017
- Menlu Austria Mengaku Ingin Tutup TK Islam
- Kemenag Aceh Singkil Bantah Dianggap Persulit Pendirian Rumah Ibadah
- MUI: Politisi Islam Liberal Jangan Dipilih
- OKI Perkuat Kerjasama, Selamatkan Warisan Islam
- MUI: Hak Kebebasan dalam Beragama Harus Mematuhi Konstitusi
- Wali Kota Bandung Minta Waktu Seminggu Selesaikan Masalah IMB Gereja Rehoboth
- Masyarakat Muslim ’25 Juta’ di Rusia Kuat dan Terus Tumbuh
- NU Tegaskan Tak Setuju Majelis Taklim Harus Terdaftar
-
Indeks Terbaru
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
Leave a Reply