Di Washington, Sejumlah Bus Edarkan Iklan Anti Islam
Washington. Iklan dengan pesan anti-Islam yang terpasang di sejumlah badan bus di Washington DC, Amerika Serikat, membuat gusar umat lintas agama di kota tersebut. Dengan ukuran huruf besar, iklan tersebut memuat tulisan “Islam Membenci Yahudi: Tertulis dalam Quran”.
Pesan lain tertulis dengan ukuran lebih kecil, “Dua per tiga bantuan luar negeri AS diberikan kepada negara-negara Islam. Stop rasisme. Sudahi semua bantuan ke negara-negara Islam”
Iklan bernada provokasi tersebut juga memuat gambar pimpinan Nazi Adolf Hitler terlibat percakapan dengan Al Husseini, tokoh Islam Palestina yang diburu Inggris dan melarikan diri ke Jerman pada 1939. Pesan tersebut menyebarkan tuduhan bahwa Islam bersama-sama Nazi membenci Yahudi.
Menanggapi iklan tersebut, kelompok Muslim, didukung oleh sejumlah warga Kristen dan Yahudi bersatu menyatakan bahwa pesan yang membawa-bawa Al-quran tersebut sesat. Sebagai tandingan, mereka memasang iklan serupa yang menyangkal tuduhan iklan anti-Islam yang diketahui dilakukan aktivis anti-Islam Pamela Geller. I
Iklan tandingan itu mengkampanyekan perdamaian di antara tiga umat, di mana umat Kristen, Islam, dan Yahudi berdampingan, disertai dengan kutipan Al-quran.
Tak hanya iklan, Council on American-Islamic Relations (CAIR), lembaga yang memprakarsai iklan tandingan itu, mendistribusikan Al-quran yang jumlahnya hampir delapan puluh ribu untuk mereka yang tertarik mengenal Islam lebih dalam.
Direktur CAIR, Nihad Awad menyatakan mereka tidak akan berbuat lebih jauh kecuali mengklarifikasi tuduhan yang mereka anggap tidak berdasar tersebut. Soal Al Husseini, Awad berpendapat bahwa ulama tersebut tidaklah pro-Nazi. Menurut Awad, dia lari dari kejaran Inggris yang memvonis dia mati atas perjuangannya, dan Jerman-lah negara yang ketika itu aman menjadi tempatnya berlindung.
Ditanya apakah mereka akan merespon lebih lanjut iklan tersebut, menurut Awad, cukuplah pesan humanis untuk menjawabnya. “Di AS, amandemen pertama konstitusi menjamin kebebasan berpendapat, meskipun itu kebencian. Itulah realitas yang kita hadapi hari ini,” Ujar Awad.
Tak hanya Muslim, kelompok Kristen dan Yahudi pun menyatakan tidak simpatiknya mereka terhadap iklan tersebut. Rabbi Rachel Gartner, pemimpin umat Yahudi setempat turut melayangkan kritiknya.
“Sebagai orang Amerika, saya juga menuntut kebebasan berpendapat. Tapi sebagai Rabbi, saya menuntut tanggung jawab terhadap pendapat yang menyerukan kebencian, terutama jika itu menyangkut kelompok kami,” Ujar dia.
Kepada Geller, aktor di balik iklan tersebut, Gartner menyarankan bahwa jika dia memiliki pernyataan politis, pastikan itu tidak memuat kebencian. Kedua, menurut Gartner, singkirkan Al-quran dari iklan tersebut, kecuali Geller menyertakan surat mana yang dia maksud. (sumber: ROL/dakwatuna/15/6/2014)
Indeks Kabar
- Ratusan Mualaf Subussalam Dibina
- Hafizhah 30 Juz Santri Terbaik Meninggal Tertimpa Bangunan Saat Gempa
- Cechnya Selenggarakan Muktamar Ahlussunnah
- Pemulung Asal Probolinggo Berangkat Haji
- Hafiz Quran Indonesia Go Internasional
- Kesan Idul Fitri Bagi Vladimir Putin
- OKI Desak Myanmar Izinkan Tim PBB Selidiki Kejahatan Kemanusiaan terhadap Rohingya
- Aishah, Miss World Muslimah 2013
- Pelaku Teror Gereja First Baptist di Sutherland Mantan Pengajar Alkitab
- Wisata Halal Dongkrak Penanaman Modal
-
Indeks Terbaru
- Pakaian Muslimah di Mesir Bawa Timea Jadi Mualaf di Hungaria
- Khutbah Rasul Menjelang Ramadhan Tiba
- Muslim Kepulauan Fiji Kini Punya Masjid Baru
- Di Masjid Biru, Aisha Rosalie Mengenal Keindahan Islam
- Taqwa, Solusi Semua Masalah
- Apakah Benar Rasulullah Pernah Melihat Surga dan Neraka?
- Perjalanan Spiritual Marcell Siahaan: Agnostik, Katolik, Buddha, Islam
- Al-Azhar: ‘Kartun Nabi Muhammad’ di Sekolah Inggris Lukai Dua Miliar Muslim
- Imam Shamsi Ali: Bom di Makassar Rusak Hubungan Antarmanusia
- Hidayah Sentuh Christopher, Menjadi Mualaf Saat Remaja
Leave a Reply