KPI dan MUI Akan Evaluasi Program Ramadhan
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mengevaluasi program siaran Ramadhan di seluruh lembaga penyiaran untuk melihat kecenderungan perubahan program televisi selama Ramadhan 1435 Hijriah.
Ketua Bidang Isi Siaran KPI Rahmat Arifin ketika ditemui di Jakarta, Selasa, mengatakan, pertemuan KPI dengan MUI untuk melakukan evaluasi program Ramadhan itu akan dilaksanakan pada 4 Juli 2014.
“Data pemantauan seluruh program televisi sejak awal bulan puasa akan diperbandingkan perubahannya sebelum dan selama Ramadhan. Pemantauan akan dilakukan mulai 29 Juni hingga 2 Juli,” ujarnya.
Menurut Rahmat, ada dua kecenderungan bahan evaluasi, yaitu itikad baik dari lembaga penyiaran untuk membuat program yang selaras dengan suasana kebatinan Ramadhan dan signifikansi perubahan kemasan program lama menjadi bertema Ramadhan.
KPI dan MUI, katanya, akan memantau apakah pakaian para pengisi acara menjadi berbeda saat Ramadhan dan sebelumnya, atau apakah ada sisipan religius di program acara tersebut.
KPI telah memberikan imbauan mengenai penyelarasan program acara televisi dengan momentum Ramadhan kepada seluruh lembaga penyiaran sejak Maret 2014.
“Karena kami telah memberikan imbauan sejak jauh hari, maka lembaga penyiaran tidak punya alasan untuk tidak membuat program-programnya selama satu bulan ini selaras dengan Ramadhan,” kata Rahmat.
Ia menambahkan, setiap tahun KPI Pusat bekerja sama dengan MUI melakukan evaluasi program-program televisi Ramadhan untuk mengetahui tingkat kepatuhan lembaga penyiaran menjalankan imbauan program Ramadhan dari KPI.
“Apabila ada yang melanggar kesepakatan akan kami tegur,” tutur Rahmat seperti dikutip Antara. (sumber: islampos/antara/1/7/2014)
Indeks Kabar
- MUI Pusat Dukung Hukuman Mati Untuk Pelaku Narkoba
- Saat Non-Muslim Hadiri Peletakan Batu Pertama Masjid ini di Mentawai
- Larangan Jilbab, SMAN 2 Denpasar Berlindung dengan Aturan Sekolah
- Romo Magnis: Dikotomi Islam dan Keindonesiaan tidak Ada
- Soal Jamaah Umrah Lantunkan Syair, Dubes Saudi: itu Tak Pantas
- London Ingin Jadi Pusat Keuangan Islam di Dunia
- Pangeran William dan Istri Kunjungi Hotel Brunei yang Diboikot karena Hukum Syariah
- Ikadi: Tantangan Umat Islam Sangat Banyak
- Bebani Jemaah Umrah, Pemerintah dan DPR Minta Rekam Biometrik Ditunda
- Pentingnya Hidupkan Kultur Islam seperti Penduduk Madinah
-
Indeks Terbaru
- MUI Sebut Kecerdasan Buatan Bisa Dipakai untuk Pemurtadan, Umat Harus Tanggap
- Prancis Berupaya Tutup Lebih Banyak Masjid
- Keuangan Syariah Indonesia Masih di Bawah Malaysia dan Arab Saudi
- Muslim Utsul di Provinsi Hainan, Target China Selanjutnya?
- Sekarang Berada di Bulan Rajab, Inilah Amalan Utamanya
- Yunani Kembali Tolak Permintaan Muslim Dirikan Masjid
- Jalaluddin Rakhmat, Tokoh Syiah Indonesia Meninggal Dunia
- Mengapa Kita Tetap Harus Minta Hidayah Meski Sudah Muslim?
- Cak Nun Tidak Kaget Istilah “NU Cabang Nasrani’, Apa Maksudnya?
- Mualaf Nadirah Tan, Sabar Hadapi Tudingan Miring Berislam
Leave a Reply