Wanita Sudan yang Murtad itu Bertemu Paus di Vatikan dan Dapat Medali
Paus Fransiskus secara pribadi menemui Meriam Ibrahim, wanita Sudan yang bulan Juni lalu menghadapi vonis mati karena murtad, di Vatikan dan memberikannya medali penghargaan.
Pertemuan Paus Fransiskus dengan Meriam Ibrahim, suami dan dua anaknya, pada Kamis (24/7/2014) disebut pemimpin tertinggi Katolik Roma itu sebagai “sangat mengharukan.”
Pertemuan selama 30 menit itu dilakukan beberapa jam setelah keluarga Ibrahim mendarat di Bandara Ciampino, Roma, dengan didampingi seorang diplomat Italia yang membantu negosiasi pembebasannya dari hukuman mati di Sudan karena murtad dari agama Islam.
Kedatangan Ibrahim sekeluarga disambut oleh perdana menteri yang menyebut hari itu patut dirayakan.
Jurubicara Vatikan Federico Lombardi mengatakan bahwa Paus Fransiskus berterima kasih kepada Meriam Ibrahim atas keberaniannya mempertahankan kepercayaannya pada ajaran Katolik.
Rekaman video yang dirilis Vatikan menunjukkan Paus Fransiskus memberikan Meriam Ibrahim dan keluarganya medali kepausan dan rosario, lansir Associated Press.
Ibrahim dan keluarnya tinggal beberapa hari di Roma sebelum bertolak ke Amerika Serikat, di mana suaminya Daniel Wani tercatat sebagai warga negara dan tinggal di New Hampshire.
Berdasarkan peraturan perundangan di Sudan, Meriam Ibrahim diajukan ke pengadilan karena murtad keluar agama Islam. Wanita yang berayahkan seorang Muslim dan ibu seorang wanita Ethiopia penganut Kristen Orthodoks itu menikahi pria Kristen Daniel Wani asal Sudan Selatan pada 2011 di gereja.
Pada bulan Mei lalu, pengadilan menjatuhkan vonis mati atas Meriam Ibrahim. Namun, negara-negara Barat berbondong-bondong mengecamnya. Pada bulan Juni pengadilan menyelamatkan leher Meriam Ibrahim dari hukuman mati.
Saat Meriam Ibrahim ditahan untuk kasus pemalsuan dokumen imigrasi, wanita itu keluar dari tahanan dengan membayar uang jaminan, lalu mencoba melarikan diri ke Amerika Serikat. Namun, setelah jejaknya terendus di bandara, wanita itu mencari perlindungan ke Kedutaan Amerika Serikat di Sudan, sebelum akhirnya ditangani diplomat Italia. (sumber: hidayatullah.com/31/7/2014)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- ‘Yesus’ Jadi ‘Lesus’, Vatian Tarik Ribuan Medali Mahal
- Komite PBB Akan Periksa Pejabat Vatikan Atas Kekerasan Seksual Anak
- PBB Kecam Kebijakan Vatikan yang Memungkinkan Pastor Memperkosa
- Terlibat kasus Pedofilia, Eks Dubes Vatikan Dipecat
- Vatikan Bentuk Komisi Perlindungan Anak dari Kejahatan Seksual di Gereja
Indeks Kabar
- Mengapa Percetakan Alquran Kemenag Ditutup?
- JK Resmikan Sekolah dan Masjid Ramah Gempa di NTB
- Inggris Kian Islami; Masjid Sesak sedangkan Gereja Kehilangan Jemaat
- Mimpi Rasulullah dan Kehebatan Angkatan Laut Muslim
- Pusat Kebudayaan Islam Inggris Raih Penghargaan
- Islam, Agama Terbesar Kedua di Italia
- Heboh Video “Kristenisasi”, Inilah SK Larangan Penyiaran Agama Pada Penganut Agama Lain
- Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Eropa Dibuka
- Masjid yang Biasa Didatangi Pelaku Penembakan Orlando Dibakar
- Ulah ISIS Dorong Warga Jepang Cari Tahu Informasi Tentang Islam
-
Indeks Terbaru
- Musibah Banjir Kalimantan Selatan: 63 Ribu Orang Mengungsi, 110 Rumah Ibadah Terendam
- Penutupan Masjid Picu Protes Wali Kota Montmagny Prancis
- Prancis Menutup Banyak Masjid Jelang Debat ‘RUU Separatisme’ yang Kontroversial
- Diyanet Turki Kritik Uskup Agung Athena yang Hina Islam
- Syekh Ali Jaber Berpulang
- Kelompok Hak Asasi Rohingya Desak Facebook Memblokir Kampanye Online Militer Myanmar
- Maroko Bantah Mata-Matai Belgia Melalui Masjidnya
- Disaksikan Mayjen dan Para Komandan, 13 Prajurit Jadi Mualaf
- Rekomendasi Muhammadiyah ke Menkes: Dukung BPOM – MUI Independen dalam Keamanan dan Kehalalan Vaksin Covid
- Pemerintahan Trump Ampuni Kontraktor Keamanan Blackwater atas Kasus Pembantaian Iraq 2007
Leave a Reply