Tuai Kontroversi, Komik ‘Why Puberty’ Ditarik Penerbitnya
Media sosial (socmed) sepekan terakhir riuh membincangkan soal sebuah buku komik serial ‘Why’ terbitan Elex Media. Tentu ada latar masalah atas gaduhnya warga maya membahas buku ‘Why Puberty’ tersebut. Apa masalahnya?
Sumber kegaduhan itu berasal dari beberapa halaman buku komik itu yang secara langsung maupun tidak langsung ‘mempromosikan’ atau mengkampanyekan gaya hidup lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Misalnya, di salah satu halaman tertulis ucapan seorang remaja (putri) seperti ini, “Jika seorang transgender dengan jiwa perempuan mencintai seorang laki-laki, itu wajar-wajar saja, bukan?”
Kemudian pada halaman lainnya, seorang remaja (laki-laki) berucap, “Justru itu! Cinta terhadap seseorang itu tidak bisa dipaksakan. Itu ditentukan oleh hati.” Yang dilanjutkan dengan statemen lainnya, yang digambarkan dengan ilustrasi dua remaja laki-laki saling mencintai dengan berjabatan tangan mesra, “Setiap orang punya hak mencintai dan dicintai, dan bila mereka mencintai sesama jenis, itu adalah pilihan. Jika boleh memilih, tentu saja mereka ingin memilih mencintai lawan jenis.”
Protes dari masyarakat yang masih menjunjung nilai-nilai relijiusitas dan adat ketimuran pun mengalir ke penerbit buku komik itu. Karena derasnya protes tersebut, akhirnya pihak penerbit menarik peredarannya buku yang masih tersedia di rak-rak buku dan gudang di berbagai toko buku di berbagai daerah.
GM Elex Media, Ari Subagijo, mengaku menyesal dan meminta maaf atas penerbitan buku ini. “Kami menyesal atas kejadian ini. Untuk itu kami tarik buku tersebut dari peredaran. Buku ini tidak bisa dibeli lagi,” terang Ari saat menerima rombongan Fahira Idris dari Yayasan Anak Bangsa Mandiri dan Berdaya di kantor Humas Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (7/8/2014) seperti dikutip hidayatullah.com.
Ari mengakui peristiwa ini merupakan keteledoran dari pihaknya. Menurut Ari, konten buku ini telah dikonsultasikan kepada ahlinya. “Buku ini bukan buku agama. Buku ini buku pendidikan. Selama ini kami konsultasi dengan ahlinya. Konsultasi dari satu rumah sakit besar di Jakarta,” kata Ari.
Ari tidak keberatan jika buku ini nantinya direvisi, khsususnya pada sub-bab yang membahas soal cinta sesama jenis. Pada kesempatan ini, Ari juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat atas masukan terhadap konten buku yang diterbitkan Elex Media. (w-islam.com)
Indeks Kabar
- DK PBB Desak Myanmar Hentikan Penggunaan Militer Berlebihan
- Kegiatan Rohis Diawasi, Pengamat Terorisme: Berlebihan Itu!
- Serikat Guru Inggris Kecam Larangan Jilbab di Sekolah
- Masyarakat Kelas Menengah Atas Makin Percaya Lembaga Zakat
- Paus Larang Umat Katolik Sebarkan Agama di Kalangan Yahudi
- Duh, Selama Ini Jepang Ternyata Awasi Muslim
- Koalisi Masyarakat untuk Kebebasan Sipil: Radikal Belum Tentu Teroris
- Masjid di Yerusalem Timur Jadi Sasaran Vandalisme
- Aksi Teror Goncang Prancis
- Alumni 212 Minta Presiden Usut Bocornya Foto Pertemuan di Istana
-
Indeks Terbaru
- Keuangan Syariah Indonesia Masih di Bawah Malaysia dan Arab Saudi
- Muslim Utsul di Provinsi Hainan, Target China Selanjutnya?
- Sekarang Berada di Bulan Rajab, Inilah Amalan Utamanya
- Yunani Kembali Tolak Permintaan Muslim Dirikan Masjid
- Jalaluddin Rakhmat, Tokoh Syiah Indonesia Meninggal Dunia
- Mengapa Kita Tetap Harus Minta Hidayah Meski Sudah Muslim?
- Cak Nun Tidak Kaget Istilah “NU Cabang Nasrani’, Apa Maksudnya?
- Mualaf Nadirah Tan, Sabar Hadapi Tudingan Miring Berislam
- Amerika akan Cabut Penunjukan Teroris Pemberontak Al-Houthi yang Didukung Iran
- Jadi Mualaf, Vlogger Jerman Sebut Islam Agama Damai
Leave a Reply