Pendeta ini Tebar Pesan Kontroversial Lewat Papan Pengumuman Gereja

Seorang pendeta di New South Wales menjadikan papan pengumuman di Gerejanya sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan kontroversial yang membuat kening pembacanya berkerut. Mulai dari kritik terhadap kebijakan pencari suaka pemerintah hingga dukungan bagi gay dan lesbian.
Pendeta bernama Rod Bower dari Gereja Anglikan Gosford, NSW memang bukan pendeta biasa. Ia mengatakan gerejanya sedang dalam misi untuk membuat agama tetap relevan.

“Kami menyuarakan pesan ke masyarakat luas yang tidak biasa disampaikan oleh paroki-paroki lainnya,” kata Pendeta Bower dalam program 7.30 di ABC TV.
Sementara ia berhasil menarik penggemar muda di media sosial, namun ia menyadari bahwa tidak semua orang setuju dengan apa yang dia lakukan.
“Beberapa orang benar-benar nyaman dan bersemangat mengenai pesan-pesan itu, tapi sebagian orang lainnya sangat cemas dan berhati-hati tentang hal itu,” katanya.
Pesan cerdas dan sering kali kontroversial yang ditampilkan di papan pengumuman gerejanya menyasar beragam hal, dan topik-topik kontroversial seperti itu memang sangat dibutuhkan.
Sejauh ini Pendeta Rod Bower sudah menerbitkan pesan mengenai kebijakan Australia terhadap pencari suaka, kekuatan media dan hubungan antar ras.
Namun pesannya yang paling menuai sukses adalah mengenai kesetaraan dalam pernikahan. Dengan bantuan media sosial pesan-pesannya telah dilihat oleh sekitar 50 juta orang diseluruh dunia.
“Yang menginspirasi saya dan kita, sebagai masyarakat yang memiliki kepercayaan tentunya adalah kehidupan itu sendiri dan ajaran-ajaran Yesus,” kata Pendeta Bower.
“Jadi kita memperjuangkan apa yang diperjuangkan oleh-Nya, dan kita meyakini apa yang diperjuangkannya, yaitu keadilan dan kesetaraan, kasih sayang dan masyarakat yang mempedulikan orang lain di sekitarnya, yang tidak hanya mengejar kekuasaan dan kekayaan,” katanya.
Pesan menarik jemaat baru
Pesan-pesan menarik dan kontroversial di papan pengumuman gereja buatan Pendeta Rod Bower mampu menarik banyak jemaat baru datang ke Gereja Anglikan Gosford.
“Kami datang kemari, karena pesan-pesan itu,” kata seorang jemaat baru Pete.
“Saya kemari setelah membaca pesan mengenai pernikahan sesama jenis, yang bertuliskan ‘Dear Christians, some people are gay, get over it, Love God’ ;(‘Umat Kristen Terkasih, sebagian orang penyuka sesama jenis, lupakan saja itu, Cintailah Tuhan) dan karena pesan itu kami sekarang menjadi jemaat di gereja ini,” tutur Pete.
Sementara itu pasangan muda juga mendukung pesan-pesan kontroversial Bower.
“Pesannya berbeda, saya kita pesan itu perpaduan antara agama dan masyarakat sekarang ini dan bagaimana agama bisa selaras,” kata sang pria.
Sementara pasangan perempuannya menilai pesan Bower berbicara mengenai isu yang sangat relevan dengan umat hari ini.
Meski demikian Rod Bower menyadari kalau pendekatannya banyak membuat dirinya dijauhi termasuk oleh kawannya sendiri.
“Sangat disayangkan karena mereka teman-teman saya. Saya sudah mengenal mereka sejak lama, dalam keimanan,dan mereka tidak bisa melanjutkan kebersamaanya dengan masyarakat yang memiliki pandangan tertentu,” cerita Pendeta Bower.
Pensiunan anggota parlemen dari Partai Liberal yang juga mantan Walikota Gosford, Malcolm Brooks, memiliki beragam pandangan mengenai papan-papan tersebut.
“Pendeta Rod merupakan Imam yang baik, saya suka dengan khotbah-khotbahnya, tapi saya tidak setuju dengan sejumlah pandangan dan pesanya delapan bulan terakhir,” tuturnya pada acara 7.30 ABC TV.
“Satu mengenai pernikahan sesama jenis. Saya mendukung ajaran yesus yang mengatakan pernikahan adalah penyatuan antara suami dan isteri, jadi kita berbeda mengenai hal ini,”
Brooks juga mengaku pandangannya berbeda mengenai penanganan pencari suaka.
“Kita juga berbeda pendapat soal pengungsi. Saya yakin mereka adalah para imigran ilegal dan kita memiliki UU yang harus dipatuhi, tapi saya yakin mereka harus diperlakukan secara manusiawi” terangnya.
Pendeta Bower mengatakan hirarki di gerejanya sejauh ini mampu mentolerir dan tidak pernah berusaha menyensor pesan-pesan yang disampaikannya.
“Saya pikir para uskup mungkin tidak selalu setuju dengan apa yang saya katakan tetapi mereka merasa sangat kuat bahwa kita harus memiliki percakapan seperti ini di masyarakat luas, dan bahwa setiap orang harus memberikan kontribusi,” katanya.
“Pesan itu bukan tentang menjadi benar atau salah, tapi tentang berkembang sebagai suatu masyarakat yang mudah-mudahan lebih baik dari kita sekarang.” (sumber/detik.com/ABC/26/8/2014)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>