Umat Islam jangan lagi Menjadi Korban Media
Hari ini tidak sedikit umat Islam tanpa sadar terjebak dalam penggiringan opini. Terlebih dengan semakin maraknya fitnah dan syubhat yang melanda kaum Muslimin, terkait fenomena ISIS.
Ironisnya, sebagian kaum Muslimin justru berubah sikap hanya gara-gara pemberitaan media saja. Tak jarang, mereka lalu menjadi phobia dengan simbol-simbol agama Islam itu sendiri.
“Beberapa waktu lalu, di Bekasi pernah ada tersangka pelaku teror ditangkap. Eh ternyata alat buktinya cuma al-Qur’an,” demikian disampaikan Muhammad Rahmat Kurnia, Ketua Lajnah Fa’aliyah Dewan Pengurus Pusat Hizbut Tahrir Indonesia dalam acara Talk Show Halaqah Islam dan Peradaban di Balroom Hotel Benakutai, Balikpapan belum lama ini.
Dalam hal ini, Rahmat mengajak umat Islam untuk mencermati dengan seksama berbagai fenomena yang selalu dikaitkan dengan Islam.
Ia mengajak umat Islam tidak lagi menjadi korban pemberitaan, khususnya terkait usaha-usaha memojokkan Islam, termasuk masalah jihad dan khilafah.
“Lihar bendera hitam yang bertuliskan kalimat tauhid La Ilaha Illallah saja mereka sudah khawatir. Malah bisa menjadi alat bukti menuduh seseorang sebagai teroris,” ucap Rahmat memberi contoh.
Dalam acara bertajuk “Monsterisasi Khilafah Simbol Islam” ini juga menghadirkan Lukman Hakim, aktivis dakwah jebolan International University of Afrika, Sudan.
Menurut Lukman, khilafah adalah bukti empiris akan rahmat Allah kepada seluruh makhluk yang ada. Ia bukan saja diperuntukkan bagi kebaikan kaum Muslimin, bahkan juga bermanfaat umat non Muslim sekalipun.
Sejarah mencatat seringkali kaum Nashrani dan Yahudi justru mendapat ketentraman hidup dengan adanya kehilafah yang tegak di tengah kaum Muslimin.
Lukman menceritakan, jelang masa penaklukan Mesir oleh sahabat Amru bin Ash, kalangan Kristen Jacobus di Mesir sudah memberi isyarat untuk menyambut kaum Muslimin. Sebab kala itu mereka sudah bosan hidup dalam intimidasi Romawi yang berhaluan Ortodoks.
“Jika seorang non Muslim saja merindukan hidup di bawah naungan Islam, maka sepantasnya setiap Muslim terus bermujahadah dan berlomba-lomba dalam setiap kebaikan yang ada. Niscaya semua itu kebaikan yang mengundang perkenan Allah memperbaiki kehidupan umat Islam hari ini,” terang Lukman, yang juga dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan ini. (sumber: hidayatullah/23/9/2014)
Indeks Kabar
- Prancis Akan Stop Dana Asing untuk Pembangunan Masjid
- Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Bireuen
- Parlemen Eropa Serukan Perluas Boikot Produk “Israel”
- Cegah Pengungsi Timur Tengah Dan Afrika, 12 Negara Eropa Kerahkan Kapal Perang Ke Laut Mediterania
- Imam Shamsi Ali: Bom di Makassar Rusak Hubungan Antarmanusia
- Tembak Dada Amir, Zionis Biarkan Ia Meregang Sampai Mati
- Arab Saudi Bentuk Aliansi Militer Islam Gabungan 34 Negara Minus Iran
- Kasus Pelecehan Agama Meningkat di Mesir
- Turki Luncurkan Kampanye Penggalangan Dana, Erdogan Sumbang 7 Bulan Gajinya
- Mendagri Thahjo Cabut Instruksi terkait Penggunaan Jilbab dan Jenggot
-
Indeks Terbaru
- Bintang Timnas Kamerun Patrick Mboma Masuk Islam
- Islam Jalan Hijrah Mario Rajasa
- Klaim Sebagai Kuil Hindu, Nasionalis India Ingin Rubah Citra Taj Mahal
- Stevanus Hanzen, Berawal dari Lagu Islami
- Partai Politik India Mempermasalahkan Pengeras Suara Masjid Melantunkan Adzan
- Hiroaki Kawanishi, Mualaf yang Ingin Sebarkan Islam di Jepang
- MUI: Umat Islam Perlu Banyak Kembangkan Bidang Kewirausahaan Muslimah
- Kerendahan Hati Mo Salah Jadi Inspirasi Mualaf Inggris
- Berharap Bahagia Saat ‘Berjumpa’ dengan Allah
- Peter Oudenes: Islam Agama Sempurna
Leave a Reply