Kelompok HAM: Myanmar Terlibat dalam Perdagangan Muslim Rohingya
Pasukan keamanan Myanmar diuntungkan secara finansial melalui perdagangan etnis Muslim Rohingya lewat keterlibatan mereka dengan kelompok kriminal, menurut laporan dari organisasi HAM.
“Tidak hanya pemerintah membuat hidup begitu etnis Rohingya menderita dengan dipaksa melarikan diri, tetapi pemerintah juga mendapat keuntungan dari eksodus tersebut,” Matthew Smith, direktur eksekutif dari kelompok HAM Fortify Right yang berbasis di Bangkok mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis Jumat kemarin (7/11/2014).
Fortify Right telah menyiapkan laporan setelah mewawancarai lebih dari 90 Muslim Rohingya pria dan wanita antara September 2013 hingga Oktober 2014 di Myanmar, Thailand dan Malaysia.
Hasil penelitian menunjukkan polisi, angkatan laut dan tentara Myanmar semuanya mendapat uang dari calo lokal yang membawa Muslim Rohingya naik perahu untuk melarikan diri ke Malaysia – dengan jumlah yang dibebankan biasanya berkisar antara $ 500 sampai $ 600 per kapal.
Polisi juga diduga memaksa Muslim Rohingya secara individual membayar $ 15 dolar untuk meninggalkan pantai. Dalam satu kasus yang didokumentasikan oleh Fortify Right, angkatan laut Myanmar meminta $ 7000 dari geng kriminal yang mengoperasikan kapal yang penuh dengan etnis Rohingya menuju Malaysia.
Setelah pembayaran diserahkan, angkatan laut mengawal kapal sampai mereka mencapai perairan internasional. (sumber: islampos/anadolu/8/11/2014)
Indeks Kabar
- Kepadatan di Masjidil Haram Mencapai Puncaknya
- Hadiri Milad ke-19, Tokoh-tokoh Kristen Apresiasi Keberadaan FPI
- Penarikan Obat tak Halal, YLKI: Sudah Seharusnya Dilakukan
- Sutradara Inggris Berencana Buat Film tentang Palestina
- IBF 2019 Targetkan 200 Ribu Pengunjung
- Rezim Bashar al Assad Telah Luncurkan 215 Serangan Kimia di Suriah
- 6 Juta Anak Suriah Sangat Membutuhkan Bantuan Kemanusiaan
- Tak Mau Pakai Lambang Salib, Pesepakbola Muslim Ini Keluar dari Klubnya
- Netizen Kecam 'Cueknya' Media Barat Terkait Pembunuhan Mahasiswa Muslim
- Reaksi Keras Pakistan atas Penerbitan Ulang Kartun Nabi
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply