MUI Gelar Kongres Umat Islam ke-VI di Yogyakarta
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VI di Hotel Inna Garuda Yogyakarta yang akan berlangsung mulai Ahad-Rabu (08-11/02/2014).
Acara yang bertajuk “Penguatan Peran Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya Umat Islam Untuk Indonesia Yang Berkeadilan dan Berperadaban” dihadiri kurang lebih sekitar 700 peserta dari seluruh elemen di Indonesia.
“Acara KUII sejak dimulai malam ini, diikuti sekitar 700 peserta yang terdiri dari MUI Pusat maupun Provinsi, Unsur Ponpes, PTI dan PTN Unsur Tokoh Perorangan, LSM, Tokoh Profesional seperti Tokoh Pendidikan, Ekonomi, Agama dan Kesultanan yang ada di Indonesia sekitar 40 orang,” kata Ketua Panitia Acara DR. Anwar Abbas M.M dalam sambutannya pada acara malam ta’aruf silaturahmi KUII ke-VI di Ruang Borobudur Hotel Inna Garuda Yokyakarta, Ahad (08/02/2015) Malam.
Menurut Anwar acara malam ta’aruf silaturahmi yang digelar sebelum berita ini diturunkan supaya para peserta KUII dapat memahami arah dan tujuan kongres.
Selain itu, lanjutnya supaya kongres berjalan lancar agar bisa diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang baik dan bermanfaat tidak hanya untuk umat Islam di Indonesia tetapi seluruh dunia.
Sementara itu, Wakil Ketua Menteri Luar Negeri, A.M Fachir mengatakan Indonesia telah melakukan dialog lintas agama dalam rangka tasamuh dengan 24 negera dunia serta melakukan promosi untuk mencegah Islamophobia.
“Tidak hanya umat Islam di Indonesia yang menunggu hasil KUII ke-VI tetapi juga umat Islam di seluruh dunia,” tegas Fachir.
Selain itu, Wakil Ketua MUI Pusat Ma’ruf Amin dalam sambutannya juga mengatakan peran umat Islam belum optimal dibanding dengan jumlah umat Islam yang ada sampai saat ini. “Jumlahnya besar tapi perannya kecil,” ujar Ma’ruf Amin
Menurutnya, MUI mencoba paling tidak supaya peran dan jumlah umat Islam bisa seimbang. Maka lanjutnya, perlu diadakan kongres lima tahunan agar terbentuk persamaan-persamaan dalam perbedaan.
“Jika berbeda harus bisa ditoleransi dan tidak boleh menimbulkan fanatisme kelompok yang berlebihan,” ujar Ma’ruf Amin.
Sementara Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin dalam sambutannya mengatakan KUII ke-VI ini merupakan kongres lanjutan kongres sebelumnya. Dimana lanjutnya telah membahas isu-isu yang didiskusikan secara bersama sehingga menghasilkan rekomendasi yang disepakati.
“Jika ada rekomendasi yang belum bisa dijalankan melalui KUII ke-VI bisa digunakan sebagai bahan evaluasi,” ujar Lukman.
Menurut Lukman rekomendasi yang sudah disepakati bukan sekadar permintaan dari kepentingan pribadi. Namun hasil dari kesepakatan yang disepakati guna memberikan manfaat bersama baik agama, nusa dan bangsa.
“Melalui KUII ke-VI harapannya bisa memberikan titik terang soal batasan di mana seseorang dikatakan Muslim atau tidak, seperti halnya Syi’ah maupun Ahmadiyah yang kini masih terus menjadi polemik saat ini,” harap Lukman dalam sambutannya. (sumber: hidayatullah/9/2/2015)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Pengadilan Inggris Perintahkan Prioritaskan Pemakaman Muslim
- Anggota Parlemen Prancis Dilarang Mengenakan Simbol Agama
- KPI dan MUI Akan Evaluasi Program Ramadhan
- Setelah Mualaf, Pegulat MMA Austria Ganti Nama Jadi Khalid
- Penganut Katolik Berkurang di Argentina Negara Asal Paus Fransiskus
- Warisan Intelektual Islam Berada di Barat, Kok Bisa?
- Kemenag Tutup 20 Travel Umrah dan Haji Ilegal di Yogyakarta
- Menag Resmikan Kanzul Hikmah, Perpustakaan Ulama Habaib
- Berpakaian Muslim, Kelompok Anti-Islam Australia Buat Rusuh Gereja
- Solidaritas atas Syuhada, Gereja Ramallah Tak Nyalakan Pohon Natal
-
Indeks Terbaru
- Kejahatan Perang Israel Diadukan ke ICC
- Pernah Rasakan Genocida, Ribuan Warga Bosnia Demo untuk Gencatan Senjata di Gaza
- Pasukan Zionis Gempur Area RS Indonesia di Gaza
- Kritik Erdogan: Barat Lantang Bela Korban Charlie Hebdo, Tapi Diam Sikapi Genosida Gaza
- Halangi Bantuan ke Gaza Bisa Dituntut Pengadilan Internasional
- Pendukung Celtic tak Gentar, Tetap Kibarkan Bendera Palestina Saat Laga Liga Champions
- Islam Menjadikan Saya ‘Yahudi’ yang Lebih Baik
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
Leave a Reply