Gereja Katolik AS Beri Kompensasi 120 Juta Dolar pada Korban Pelecehan Seks
Gereja Katolik di AS memberikan kompensasi 120 juta dolar (sekitar Rp 1,54 triliun) untuk para korban pelecehan seksual yang dilakukan para pastor dan 30 juta dolar (Rp 387 miliar) untuk program pencegahan pedofil selama 12 bulan, kata laporan tahunan pekan lalu.
Dilansir Free Malaysia Today, Minggu (19/4/2015), sebagian besar 150 juta dolar antara Juni 2013 dan 2014 dihabiskan untuk kompensasi, terapi, dan biaya hukum bagi para korban, kata laporan itu. Sisanya digunakan untuk upaya pencegahan pelecehan, kata Konferensi Uskup Katolik AS.
Para uskup AS melakukan studi tahunan atas tuduhan pelecehan seksual, menyusul skandal gereja yang dilakukan para pastor pelaku pedofil pada tahun 2002. Para pejabat senior gereja kemudian mengakui mereka telah melindungi para pastor yang bertanggung jawab atas pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Laporan itu menyatakan, ada 657 tuduhan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur oleh para pastor. 130 tuduhan telah diakui, 243 masih dalam penyelidikan, dan sisanya belum terbukti. Kebanyakan tuduhan berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada tahun sebelumnya.
Presiden Konferensi Uskup Katolik AS, Uskup Agung Joseph Kurtz, mengatakan: “Meskipun janji kami untuk mencegah dan penyembuhan atas peristiwa pada tahun 2002 tetap kuat, kami masih belum puas dengan apa yang telah dicapai.”
“Harapan dan doa saya bahwa kami terus memenuhi janji, dengan membawa Gereja ke arah yang terang dari kegelapan dan kejahatan pelecehan yang pernah terjadi.” (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Lindungi Gereja, Pastor Senior Sembunyikan Kasus Pelecehan Seksual Anak
- Parlemen Australia Merekomendasikan Pelecehan Seks Anak di Gereja Katolik Merupakan
- Paus Fransiskus Minta Korban Maafkan Kebejatan Pendeta Pedofil
- Paus Rahasiakan Survei tentang Etika Seks Katolik
- Pengadilan Spanyol Dakwa 10 Imam Katolik atas Pelecehan Seksual Anak
Indeks Kabar
- Indonesia Jadi Tuan Rumah Lomba Al-Quran-Hadist Asia-Pasifik
- Tak Bertindak Soal Rohingya, Paham Usulkan Cabut Nobel Perdamaian San Suu Kyi
- Kasus Spanduk “Tuhan Membusuk” Dinilai bukti Kegagalan Pendidikan Berakhlak
- Italia akan Bangun Pemakaman Islam Pertama Tak Jauh dari Roma
- 1 dari 5 Penangkapan terjadi di Wilayah Muslim, Xinjiang
- Pendidikan Agama Islam Jadi Isu Hangat di Berlin
- MUI: Perbedaan Jangan Dibesar-Besarkan
- Dubes Berharap Kuota Haji Indonesia 250 Ribu
- Indonesia Optimistis Jadi Destinasi Studi Islam Dunia
- Politikus India Sebut Masjid Bukan Tempat Suci
-
Indeks Terbaru
- Vegetarisme dan Islamofobia Dianggap Penghalang Pertumbuhan Sektor Halal di India
- Kisah Mualaf Seorang Bintang Hip Hop Jerman
- Shariffa Carlo Dulu Musuhi Islam, Kini Jadi Muslimah
- Irena Handono, Temukan Islam Saat Jalani Pendidikan Biarawati
- Bintang Timnas Kamerun Patrick Mboma Masuk Islam
- Islam Jalan Hijrah Mario Rajasa
- Klaim Sebagai Kuil Hindu, Nasionalis India Ingin Rubah Citra Taj Mahal
- Stevanus Hanzen, Berawal dari Lagu Islami
- Partai Politik India Mempermasalahkan Pengeras Suara Masjid Melantunkan Adzan
- Hiroaki Kawanishi, Mualaf yang Ingin Sebarkan Islam di Jepang
Leave a Reply