Denmark Pasang Iklan Tolak Pengungsi Suriah
Pemerintahan Denmark secara terang-terangan menolak kehadiran pengungsi Suriah dengan menyebarkan melalui iklan di surat kabar dan media di Libanon.
Dikutip Anadolu Agency (AA), iklan yang dimuat dalam bahasa Inggris dan Arab pertama kali dirilis di 4 koran Libanon pada hari Senin (07/09/2015) menitikberatkan pada kebijakan negara anggota Uni Eropa terhadap imigran, termasuk peraturan yang lebih ketat atas izin tinggal sementara yang tidak memungkinkan pengungsi untuk membawa keluarga mereka ke negara itu.
“Warga asing yang diberikan proteksi sesaat di Denmark tidak akan memiliki hak untuk membawa anggota keluarga ke Denmark pada tahun pertama,” tulis pernyataan yang diumumkan oleh Kementrian Imigrasi, Integrasi dan Perumahan.
Iklan telah menyebabkan reaksi politisi Denmark, Uffe Elbaek, yang juga pemimpin Partai Alternatif. Dalam postingannya di Twitter ia mengatakan, “waktu terburuk untuk iklan dalam sejarah dunia”, mengacu simpati terhadap pengungsi Suriah di seluruh Eropa setelah penerbitan foto Alan Kurdi, bocah Suriah yang ditemukan tenggelam di pantai Turki pekan lalu.
“Ini adalah waktu paling buruk untuk memasang iklan seperti ini sepanjang sejarah dunia,” ujar Uffe Elbaek, pemimpin partai sayap kanan, Alternative. Uffe Elbaek mengaku malu melihat iklan tersebut terpampang di koran-koran besar.
Sementara Martin Lidegaard, mantan Menteri Luar Negeri Denmark, mengatakan iklan itu “menjijikkan dan publisitas buruk bagi Denmark”.
Hingga hari Selasa (08/09/2015), sebanyak 800 pengungsi telah tiba di Denmark dari Jerman dan mencoba menuju Swedia, sementara para pejabat di Kopenhagen masih berdebat soal peraturan migrasi.
Menurut data PBB, sekitar 850 ribu pengungsi dari berbagai negara akan mengarungi Laut Mediterania untuk mencari kehidupan yang lebih baik di benua Eropa. Hingga kini saja, 366 ribu orang sudah dalam perjalanan mengungsi.
Langkah yang diambil oleh kabinet baru Denmark untuk memperketat perbatasan menunjukan bagaimana anggota Uni Eropa terbelah pada cara penaggulangan arus masuk migran yang terbesar dalam beberapa dekade ini.
Seperti dilansir Wall Street Journal, Selasa (08/09/2015), kampanye iklan pengumuman Denmark ini sangat berlawanan dengan reaksi Jerman dan Swedia, dimana pemerintahan kedua negara tersebut justru bersumpah menampung lebih banyak pengungsi yang melarikan diri dari Suriah, dan meminta distribusi yang lebih adil di wilayah tersebut. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Bus Umum di New York Harus Pasang Iklan Muslim Membunuh Yahudi
- Cegah Pengungsi Timur Tengah Dan Afrika, 12 Negara Eropa Kerahkan Kapal Perang Ke Laut Mediterania
- Di Washington, Sejumlah Bus Edarkan Iklan Anti Islam
- PBB: Kredibilitas Masyarakat Dunia Dipertaruhkan di Suriah
- Tercatat 2143 Pengungsi Palestina Meninggal di Suriah
Indeks Kabar
- MUI: Cegah Corona dengan Banyak Ibadah di Rumah
- Indonesia Berduka, Tak Elok Rayakan Tahun Baru Berlebihan
- Media Asing Soroti Aksi Besok, dari Sebutan Jihadis Sampai Simpatisan ISIS
- Wakapolri dan Cendekiawan Muslim Bahas Pendirian UIII
- Penolakan Terhadap Ustaz Abdul Somad Cederai Pancasila
- Masjid di Italia Dirusak, Alquran Dibakar
- Indonesia "Kiblat" Baru Muslim Dunia
- Jutaan Warga Dunia Siapkan Peringatan Hari Quds Internasional
- Istiqlal Gunakan Plastik Ramah Lingkungan untuk Kurban
- Otoritas Pendidikan India Hapus Sejarah Kekaisaran Muslim dari Buku Pelajaran Sekolah
-
Indeks Terbaru
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
- Puasa Ramadhan Menghapus Dosa
- Paksa Muslimah Lepas Hijab saat Mugshot, Kepolisian New York Ganti Rugi Rp 278 Miliar
- Dari Martina Menjadi Maryam, Mualaf Jerman Bersyahadat di Dubai
- Al Shifa, Rumah Sakit Terbesar di Gaza Dihabisi Militer Zionis
- Tiga Macam Mukjizat Alquran
- Prof Maurice, Ilmuwan Prancis yang Jadi Mualaf Gara-Gara Jasad Firaun
Leave a Reply