Saudi Minta Pemukim Yahudi Masuk Daftar Teroris dan Diadili
Kerajaan Arab Saudi menyerukan agar kelompok-kelompok permukiman Yahudi dimasukkan dalam daftar organisasi teroris dan menuntut para anggotanya di depan pengadilan internasional.
Arab Saudi mengkritik keputusan Eropa yang menghalangi upaya menuntut para penjahat perang Zionis. Arab Saudi juga mengecam serangan-serangan berulang yang dilakukan pasukan penjajah Zionis ke masjid al Aqsha dan di Al-Quds, demikian dikutip PIC.
Utusan Tetap Arab Saudi di PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Faisal bin Hasan Tarad, dalam pernyataan di depan Majlis HAM PBB, hari Senin (28/09/2015), meminta kelompok-kelompok permukiman Yahudi dimasukkan dalam daftar organisasi teroris dan menuntut para anggotanya di depan pengadilan internasional.
Dia menegaskan pentingnya entitas Zionis harus bertanggung jawab langsung atas kejahatan terorisme terorganisir yang dilakukan kelompok-kelompok tersebut terhadap warga Palestina.
Tarad mengungkapkan kekecewaan negaranya terhadap keputusan negara-negara Uni Eropa yang memboikot poin ketujuh, yang berkaitan dengan keadaan HAM di tanah Palestina, untuk menghilangkan penjajahan.
Dia melihat bahwa upaya-upaya yang terus dilakukan untuk meminggirkan poin ini dan menghapusnya dari agenda kerja Majlis HAM.
“Tidak lain hanya semakin mendorong Zionis Israel untuk terus melakukan pelanggaran secara terang-terangan terhadap hukum internasional dan lolos dari sanksi,” ujar Faisal bin Hasan Tarad.
Pejabat Arab Saudi ini kembali menegaskan kecaman negaranya dengan ungkapan sangat keras terhadap kejahatan terorisme brutal yang dilakukan para pemukim Yahudi Israel di desa Doma di kota Nablus Palestina.
Merujuk kepada kejahatan pembakaran sebuah rumah yang terjadi pada 31 Juli lalu, yang menewaskan seorang bayi Ali Dawabisyah dan kedua orangtuannya yang menyusul kemudian akibat luka bakar, sementara anak mereka yang satu lagi masih dalam perawatan di rumah sakit akibat luka bakar yang dialaminya.
Di samping itu, Tarad juga mengecam keras apa yang dilakukan pasukan penjajah Zionis dan kaum ektrimis Yahudi yang menyerbu dan menodai Masjid Al-Aqsha, menggembok pintu-pintunya dan mencegah kaum Muslimin masuk ke dalamnya.
Dia mengingatkan dampak dari kebijakan eskalasi ini dan meminta masyarakat internasional agar segera bergerak serius dan secepatnya untuk “memaksa otoritas penjajah Zionis dan para pemukim Yahudi menghentikan serangan terhadap rakyat Palestina dan tempat-tempat sucinya serta menghormatan agama-gama dan hukum-hukum serta aturan internasional dan prinsip-prinsip proses perdamaian. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Berkah Ramadhan di AS: Berbagi Makanan pada Tunawisma Non-Muslim
- Qatar Bekerjasama dengan Malaysia Membantu Pengungsi Rohingya
- Jerman akan Berikan Kartu Khusus untuk Muslim yang Mencurigakan
- Syeikh Al Azhar Menilai Ada yang Salah Menafsiri Kunjungannya
- Putusan MK Tolak Pernikahan Beda Agama Disambut Baik
- Tahun Ini, Tahun Kesembilan PM Jepang Adakan ‘Bukber’ dengan 35 Dubes Negara Islam
- Persatuan Ulama Dunia Tolak Pemindahan Kedutaan AS ke Jerusalem
- Suara Azan Diizinkan di Sebuah Kota di Swedia
- Polwan Kanada Kini Bisa Berjilbab
- Komite PBB Akan Periksa Pejabat Vatikan Atas Kekerasan Seksual Anak
-
Indeks Terbaru
- Pakaian Muslimah di Mesir Bawa Timea Jadi Mualaf di Hungaria
- Khutbah Rasul Menjelang Ramadhan Tiba
- Muslim Kepulauan Fiji Kini Punya Masjid Baru
- Di Masjid Biru, Aisha Rosalie Mengenal Keindahan Islam
- Taqwa, Solusi Semua Masalah
- Apakah Benar Rasulullah Pernah Melihat Surga dan Neraka?
- Perjalanan Spiritual Marcell Siahaan: Agnostik, Katolik, Buddha, Islam
- Al-Azhar: ‘Kartun Nabi Muhammad’ di Sekolah Inggris Lukai Dua Miliar Muslim
- Imam Shamsi Ali: Bom di Makassar Rusak Hubungan Antarmanusia
- Hidayah Sentuh Christopher, Menjadi Mualaf Saat Remaja
Leave a Reply