Perjuangan Dakwah di Gunung Lawu Antar Masyarakat Tinggalkan Kejawen
Berdakwah di Gunung Lawu memiliki tantangan sendiri bagi para da’i. Berbeda dengan daerah lainnya, tradisi kemusyrikan masih berakar kuat di tengah warga. Selain itu, kemaksiatan masih merebak di tengah masyarakat.
Untuk mengubah kebiasaan ini, Pesantren Isy Karima tidak henti-hentinya berdakwah kepada masyarakat. Da’i dan pengajar di Pesantren Isy Karima Ustadz Syaifuddin menceritakan pengalamannya berdakwah di Gunung Lawu.
Sebagai pendakwah, ia melakukan pendekatan agama kepada masyarakat dengan mengadakan pengajian. Baik di Pesantren Isy Karima, maupun dengan mendatangi rumah-rumah warga.
Alhamdulillah, kata dia, warga yang sebelumnya belum berjilbab, ketika mengikuti pengajian mulai berjilbab. Begitu juga warga yang tidak pernah shalat, kini tak pernah tinggalkan shalat.
“Yang biasa berjudi maupun Molimo kini sudah bertobat,” ujar Ustadz Syaifuddin kepada Islampos, Sabtu (31/10).
Ustadz Syaifuddin mengatakan, setiap santri di Isy Karima ditugaskan untuk mencari “daerah jajahan” ke desa-desa untuk berdakwah, atau minimal khutbah setiap hari Jum’at. Saat ini Dusun Cemoro Sewu memang belum sepenuhnya terdakwahi.
“Namun di wilayah Tawamangu, masyarakatnya sudah tersentuh dakwah,” tukas da’i muda ini.
Kaderisasi dari masyarakat setempat sudah dilakukan. Bahkan salah seorang Carik (kepala desa) yang dulunya penganut Kejawen kental, kini sudah memiliki majelis taklim.
“Masyarakat diajak shalat, mengingat kampung akhirat dan mengajarkan Iqra ke rumah-rumah warga,” terangnya.
Dakwah yang dilakukan Pesantren Isy Karima adalah dakwah jangka panjang, menengah dan pendek. Sebanyak mungkin, mereka mencetak kader dai di wilayah ini.
“Jika semakin banyak dainya, maka penyebaran dakwah akan lebih mudah dilakukan,” ujar Ustadz Syaifuddin. (sumber: islampos)
Indeks Kabar
- Waspada, Kristenisasi Mengincar Anak-anak
- Serang 8 Muslim, Mantan Tentara AS Terancam Sanksi Berat
- HNW: Kebijakan Pemerintah Soal Miras Sangat Tidak Jelas
- Gerhana Matahari, Kemenag Anjurkan Masyarakat Shalat
- Muslim Uighur: “Situasi di Negara Kami Tidak Manusiawi”
- MUI: Hendaknya TNI dan Polri Netral dalam Pemilu
- DPR: Hasil Voting PBB Tegaskan Dunia Tolak Keputusan Trump
- Wafatnya Sang Pemikir Hasan At Turabi Sehari Setelah Imami Shalat Jumat
- Wapres Ma’ruf: Nabi Muhammad Bukan Manusia Biasa
- 24 Etnis Muslim Rohingya Tewas dalam Operasi Gabungan di Myanmar
-
Indeks Terbaru
- Lebih dari 16.000 Madrasah di Uttar Pradesh India Ditutup
- Selamat Idul Fitri 1445 H, Mohon Maaf Lahir-Batin
- Baznas Tolak Bantuan Palestina dari McDonald’s Indonesia
- Malam Lailatul Qadar, Malaikat Berhamburan ke Bumi
- Puasa Ramadhan Menghapus Dosa
- Paksa Muslimah Lepas Hijab saat Mugshot, Kepolisian New York Ganti Rugi Rp 278 Miliar
- Dari Martina Menjadi Maryam, Mualaf Jerman Bersyahadat di Dubai
- Al Shifa, Rumah Sakit Terbesar di Gaza Dihabisi Militer Zionis
- Tiga Macam Mukjizat Alquran
- Prof Maurice, Ilmuwan Prancis yang Jadi Mualaf Gara-Gara Jasad Firaun
Leave a Reply