Percaya dan Memercayakan

Sadar atau tidak, kita sedang berada pada fase di mana kita menitipkan barang-barang kita ke tempat penitipan. Kita seringkali menitipkan barang berharga kita karena merasa percaya dengan penjagaan tempat penitipan tersebut. Tapi sudahkah kita mempercayakan barang yang kita titipkan kepadanya?

Sesungguhnya manusia banyak yang berkata bahwa dia percaya akan adanya Allah. Tapi sedikit dari mereka yang mempercayakan hidupnya pada Allah. Bukankah Allah yang mendetakkan jantung kita hingga hari ini? Kita terlalu merasa was-was dan takut dengan masa depan yang belum kita hadapi. Kita seolah-olah tidak percaya akan takdir Allah mengenai masa depan kita.

Contoh kecilnya adalah jika kita berkata bahwa kita percaya kepada Allah, tapi hingga detik ini kita masih memikirkan perihal jodoh yang sudah Allah tentukan, itu pertanda bahwa kita tidak mempercayakan hidup kita pada Allah.

Kita mestinya tidak usah risau dengan hal tersebut. Mengapa? karena sudah seharusnya kita mempercayakan segala kehidupan kita pada Dia Pengatur skenario kehidupan kita. Tak usah kita risaukan hal-hal yang memang sudah Allah tentukan. Kita berkata bahwa kita percaya tapi tidak mempercayakan kehidupan kita kepada-Nya.

Sudah seharusnya, rasa ‘percaya’ sepaket dengan ‘mempercayakan’. Mempercayakan kehidupan kita kepada Dia Dzat Yang Maha Kuasa. Karena atas kehendak-Nya-lah kita masih berada di dunia ini. Kita mesti belajar, tak cukup hanya dengan percaya bahwa Allah itu ada. Tapi lebih dari itu, kita mempercayakan atau berserah diri kepada-Nya atas apapun yang terjadi dalam hidup kita. Sungguh, Allah akan menjaga kehidupan kita karena Dia-lah sebaik-baik penjaga. (sumber: islampos)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>