Anggota Komnas HAM Janji Lakukan Investigasi kasus Pelarangan Masjid di Bitung
Komisioner Komnas HAM menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kembali terjadinya tindakan intoleransi di Indonesia dalam kasus pelarangan masjid di Bitung.
Menurut Komisioner Komnas HAM RI Maneger Nasution, aksi massa yang meneror pendirian Masjid As-Syuhada di Kelurahan Girian Permai, Kota Bitung, Sulawesi Utara pada 9 November 2015 harus ditindak lanjuti dan Komnas HAM sesegera mungkin melakukan investigasi di lapangan.
“Tindakan intoleransi ini tentu tidak bisa dibenarkan dan negara utamanya pemerintah harus hadir dan cepat menyikapi,” ujar Maneger Nasution kepada hidayatullah.com, Jumat (13/11/2015).
Menurutnya, negara tidak boleh membiarkan tindakan intimidasi apalagi melakukan ancaman. Ini berpotensi akan memperkeruh situasi.
Pihak kepolisian diminta profesional dan independen dalam menjamin keamanan warga negara dan menindak tegas massa anarkis.
“Penegakan hukum tidak boleh pandang dulu, keadilan harus ditegakkan.”
Ia juga meminta negara wajib hadir melindungi, memajukan, menegakkan dan memenuhi hak-hak konstitusional warga negara dan memastikan semua warga bebas dari rasa takut dan merdeka menjalankan keyakinan agamanya.
Pemerintah daerah setempat juga diminta transparan dalam memproses Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) masjid yang diajukan pihak pengelolanya.
“Jangan mempersulit jika sudah terpenuhi persyaratannya.”
Selanjutnya, ia meminta jangan sampai konflik rumah ibadah merembet ke pelbagai tempat yang diprovokasi sentimen solidaritas dan balas dendam.
Sebagaimana diketahui, ratusan orang dari organisasi massa Kristen hari Senin (09/11/2015),menghentikan pembangunan mushollah di daerah Girian Permai Bitung, Sulawesi Utara (Sulut). [Baca: Buntut Penolakan Pendirian Masjid Asy Syuhada, Warga Muslim Mengungsi]
Aksi massa ini buntut penolakan massa atas rencana pembangunan Masjid Asy-Syuhada di Kompleks Aer Ujang, kelurahan Girian Permai, kecamatan Girian, Kota Bitung, Sulawesi Utara. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Mualaf Center Indonesia Catat Pertumbuhan Mualaf di 2016 Capai 2.491 Orang
- Presiden Austria Minta Semua Wanita Berjilbab Jika Islamofobia Berlanjut
- Pakar Hukum Internasional: Umat Islam Pemilik Saham Terbesar Republik Indonesia
- Alhamdulillah, Muslim Denmark Miliki Menara Masjid Pertama
- Parlemen Eropa Serukan Perluas Boikot Produk “Israel”
- Hamas Kecam Negara Arab Hadiri Peluncuran ‘Kesepakatan Abad Ini’
- Lindungi Gereja, Pastor Senior Sembunyikan Kasus Pelecehan Seksual Anak
- Forum Media Islam-Eropa Bahas Ujaran Kebencian
- MUI: Pengurusan Jenazah Covid-19 Penuhi Syariat Islam
- Film 'Surat Kecil untuk Tuhan' tak Pantas Ditonton Anak
-
Indeks Terbaru
- Komunitas Muslim Rayakan Peletakan Batu Pertama Masjid Pertama di Mukilteo, Washington
- Frasa Agama di Peta Pendidikan, Ini Respons Wapres
- MUI Sebut Kecerdasan Buatan Bisa Dipakai untuk Pemurtadan, Umat Harus Tanggap
- Prancis Berupaya Tutup Lebih Banyak Masjid
- Keuangan Syariah Indonesia Masih di Bawah Malaysia dan Arab Saudi
- Muslim Utsul di Provinsi Hainan, Target China Selanjutnya?
- Sekarang Berada di Bulan Rajab, Inilah Amalan Utamanya
- Yunani Kembali Tolak Permintaan Muslim Dirikan Masjid
- Jalaluddin Rakhmat, Tokoh Syiah Indonesia Meninggal Dunia
- Mengapa Kita Tetap Harus Minta Hidayah Meski Sudah Muslim?
Leave a Reply