DPR: OKI Harus Bela Kedaulatan Palestina
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP) DPR Rofi Munawar meminta Pemerintah Indonesia serius mendorong negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam membela kedaulatan Palestina sebagai negara merdeka.
“Penguatan komitmen negara-negara OKI diperlukan, dengan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan keberpihakan kepada Palestina yang selama ini menjadi sasaran agresi Zionis Israel,” kata Rofi dalam pernyataan persnya di Jakarta, Sabtu, menanggapi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa OKI pada 6-7 Maret 2016.
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap KTT OKI itu juga memberikan solusi guna menyelesaikan permasalahan Palestina yang lebih komprehensif dan strategis.
Dia menambahkan sudah saatnya anggota OKI mampu mengembangkan jaringan, menguatkan kekompakan/soliditas, dan komitmen bersama secara terus menerus untuk memperjuangkan kedaulatan Palestina di berbagai forum internasional.
Rofi berpendapat sudah saatnya antarnegara OKI lebih intensif meningkatkan kerja sama, sebab di tengah kelesuan ekonomi global saat ini, kerja sama antarnegara Islam tersebut dapat dimanfaatkan untuk kembali menggairahkan perekonomian yang berbasis pada nilai-nilai Islam yang lebih kompetitif dan saling menguntungkan.
“Sebagai tuan rumah, peran Indonesia dalam mendukung Palestina, tidak hanya menghentikan kekerasan. Namun juga memperluas pasar-pasar dari negara Islam sehingga membangkitkan kembali perekonomian bangsa Palestina,” ujar Rofi.
Ditilik dari sejarah, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah negara Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22- 25 September 1969. Lalu, lahirlah Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas agama Islam, penghormatan pada Piagam PBB dan hak asasi manusia.
Pembentukan OKI awalnya didorong oleh keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang dihadapi umat Islam, khususnya setelah unsur Zionis membakar bagian dari Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969. (sumber: Antara/ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Patung Dewa Perang China di Tuban, Dinilai Potensial Cederai Harmoni Bangsa
- Seorang Kardinal Austria Peringatkan ‘Penaklukan Eropa’ oleh Islam
- Lecehkan Presenter Muslim, Aktivis Suarakan Cabut Nobel Suu Kyi
- Kini, Makin Banyak Warga Rusia Percaya Pada Tuhan
- Sigab Bantu Korban Banjir Cirebon
- Penembak Masjid Norwegia Mengaku tidak Bersalah
- Dibimbing Ustaz Arifin Ilham, Seorang Dokter Masuk Islam
- Warga Amerika yang Muallaf Semakin Banyak
- Muslim Bosnia Jadi Korban Kekerasan
- H&M Minta Maaf atas Dugaan Tulisan 'Allah' di Kaus Kaki
-
Indeks Terbaru
- Islam Jalan Hijrah Mario Rajasa
- Klaim Sebagai Kuil Hindu, Nasionalis India Ingin Rubah Citra Taj Mahal
- Stevanus Hanzen, Berawal dari Lagu Islami
- Partai Politik India Mempermasalahkan Pengeras Suara Masjid Melantunkan Adzan
- Hiroaki Kawanishi, Mualaf yang Ingin Sebarkan Islam di Jepang
- MUI: Umat Islam Perlu Banyak Kembangkan Bidang Kewirausahaan Muslimah
- Kerendahan Hati Mo Salah Jadi Inspirasi Mualaf Inggris
- Berharap Bahagia Saat ‘Berjumpa’ dengan Allah
- Peter Oudenes: Islam Agama Sempurna
- Andre Ho, Hidayah Luruhkan Kebencian
Leave a Reply