361 Ribu Orang Terbunuh di Suriah Sejak Revolusi 2011

Lebih dari 361.000 orang terbunuh di Suriah pasca Revolusi Suriah yang kini telah memasuki tahun keenam, demikian menurut Anadolu Agency.

Pada awal 2011, rezim Bashar al-Assad menumpas pemrotes pro-revolusi dengan keganasan tak terduga.Anadolu Agency memperhitungkan di antara mereka yang tewas dalam konflik lima tahun, 235.140 warga sipil.

Jumlah kematian tertinggi dilaporkan di Aleppo (71.000), Damaskus (67.000), Idlib (36.000) dan Dara’a (28.000). Sekitar 180.000 orang telah ditahan oleh pasukan Rezim Bashar al Assad.

Menurut Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR), 194.208 warga sipil tewas di wilayah oposisi, termasuk 183.827 dibunuh oleh pasukan rezim dan 2984 dibunuh oleh serangan udara Rusia. LSM berbasis di Inggris itu juga mengatakan 2.196 warga sipil tewas oleh ISIS.

Lima tahun yang lalu, Kota Dara’a di barat daya Suriah menjadi saksi demontrasi jalanan pertama yang mendesak berakhirnya kekuasaan Bashar al-Assad. Pada Maret 2011, para demonstran turun ke jalanan Kota Dara’a memprotes penangkapan dan kekerasan oleh pasukan rezim pada pemuda-pemuda yang membuat grafiti anti-Assad.

Demonstrasi kemudian menyebar ke seluruh negeri, rezim Assad menggunakan kekuatan militer yang brutal untuk membubarkan demonstrasi tersebut. “Pecahnya revolusi Suriah pertama kali berawal dari sekolah al-Arbaeen di Dara’a setelah sejumlah muridnya ditahan karena membuat grafiti anti-rezim,” Abu Ali Mahamid, seorang anggota Dewan Syura Dara’a, mengatakan pada Senin, (21/03/2016) dikutip Anadolu Agency.

Pemimpin oposisi mengatakan bahwa pasukan rezim telah berulangkali menolak permintaan penduduk setempat untuk melepaskan para murid.

Pada 18 Maret 2011, dari Masjid Umayyah para demonstran memulai aksi untuk memprotes kekerasan oleh pasukan rezim dan mendesak agar para murid dibebaskan. Mahamid mengatakan pasukan pro-Assad mengancam akan menembak para demonstran untuk membubarkan kumpulan massa itu.

“Para demonstran tidak menggubris panggilan mereka, pasukan keamanan mulai membuka tembakan, membunuh dua orang, yang menjadi dua martir pertama revolusi Suriah,” kata dia.

Lima tahun setelah revolusi, hampir seluruh bangunan di Dara’a telah hancur, termasuk Masjid Omari, yang menaranya dihancurkan oleh pemboman rezim pada 2013.

Sejak Maret 2011, oposisi Suriah telah meminta untuk diakhirinya empat dekade kekuasaan dinasti Assad di Suriah. Rezim Assad, bagaimanapun juga, diambilnya tindakan keras pada demontrasi pro-demokrasi, mendorong negara Arab menuju perang sipil.

Menurut perhitungan yang dihimpun oleh Anadolu Agency, lebih dari 361.000 orang telah terbunuh di Suriah sejak konflik pecah pada 2011. Semantara itu, Selasa, 22 Maret 2016 pemukiman di wilayah al-Marj timur Ghouta luar Kota Damaskus menjadi target serangan udara tentara Bashar Assad, demikian lapor Syria Live Network (SLN).

SLN juga melaporkan teroris Assad juga menyerang rumah para penduduk sipil menggunakan senapan mesin di pemukiman al-Tadamon selatan Damaskus.

Selain itu mereka juga menyerang rumah penduduk sipil lain di desa Tal Waset, al-Zyarah dan al-Mansoora di Sahl al-Ghab sebelah barat luar kota Hama, SLN menambahkan.

Di wilayah yang sama, Kota al-Ghanto dan Talbiseh juga menjadi target serangan tank-tank Assad. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>