Peneliti: Pornografi dan Miras Penyebab Utama Kasus Yuyun
Peneliti psikologi saraf (neuropsychology), Ihshan Gumilar mengatakan, terjadinya kasus pemerkosaan berkelompok berujung kematian yang dialami Yuyun (14) didasari oleh beberapa faktor. Di antaranya pornografi, minuman keras, dan sosial psikologi.
Ia menjelaskan, pengaruh alkohol dalam minuman keras akan menekan tingkat aktivasi bagian otak yang berperan penting (prefrontal cortex/PFC) dalam mengontrol perilaku manusia.
“Meminum alkohol itu akan menekan aktivasi kerja PFC tadi. Alhasil, ketika itu ditekan maka seseorang tidak mempunyai self control (kontrol diri). Dan di saat yang sama sudah teradiksi pornografi, maka dia akan bablas,” ujar Ihshan saat dihubungi hidayatullah.com di Jakarta, Jumat (06/05/2016).
Dosen Psikologi ini juga menambahkan, seseorang yang sudah teradiksi konten pornografi, maka bayang-bayang untuk melakukan aktivitas seks akan selalu datang di otaknya.
Selain itu, menurut Ihshan, tidak hanya faktor dua hal tadi. Dalam kasus pemerkosaan berkelompok juga terdapat faktor sosial psikologi, dimana perilaku seseorang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosialnya.
“Dalam kelompok itu mungkin tidak semua orang ingin melakukan pemerkosaan tersebut. Tapi karena ada faktor sosial psikologi, sehingga sebagian lain berpikir kenapa saya tidak,” jelasnya. [Baca: Selama Miras Tak Dilarang, Kasus Yuyun akan Terus Berulang]
Apalagi, sambungnya, jika ada tekanan atau ajakan dari ketua kumpulan tersebut.
“Dalam satu kelompok itu pasti ada yang dijadikan pemimpinnya, baik didaulat atau tidak. Nah, pentolannya itu berpengaruh penting kepada yang lain, mungkin tidak semua orang awalnya mau,” paparnya.
Namun, terang Ihshan, jika saja para pelaku itu tidak menenggak miras mungkin masih bisa untuk mengontrol diri.
“Walaupun tidak menutup kemungkinan, karena memang sudah kecanduan pornografi yang sangat merusak otak,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa saat menemui para pelaku pemerkosaan dan pembunuhan Yuyun di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, mengatakan, para pelaku selain menenggak miras juga sering mengakses video porno sebelum peristiwa keji itu terjadi.
Diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, Sekjen Aliansi Cinta Keluarga Indonesia, Rita Subagyo mengatakan, kasus yang dialami Yuyun menjadi momentum untuk membangkitkan kesadaran bahwa Indonesia dalam kondisi darurat adab dan moral. (sumber: hidayatullah)
Indeks Kabar
- 'Dana Investasi Haji ke Infrastruktur Harus Syariah'
- Belanda Negeri Bebas Beribadah
- Zakir Naik Terancam tak Punya Negara
- LIPIA Akan Dirikan Cabang di Makassar, Surabaya dan Medan
- Sejumlah Pendeta Pedofil Ditangkap, Uskup Granada Menyembah Minta Ampun di Katedral
- Klaim Paling Pancasila Dinilai Timbulkan Saling Curiga Sesama Anak Bangsa
- Paus Fransiskus Marah Bekas Biarawati Kawin dengan Pasangan Lesbi
- Kudeta Myanmar, MUI Ajak Ormas Ingatkan Nasib Rohingya
- OJK: Indonesia Harus Miliki Bank Syariah Berskala Besar
- Misionaris Gencar Beraksi, Masyarakat Gunung Lawu Rentan Pemurtadan
-
Indeks Terbaru
- MUI Sebut Kecerdasan Buatan Bisa Dipakai untuk Pemurtadan, Umat Harus Tanggap
- Prancis Berupaya Tutup Lebih Banyak Masjid
- Keuangan Syariah Indonesia Masih di Bawah Malaysia dan Arab Saudi
- Muslim Utsul di Provinsi Hainan, Target China Selanjutnya?
- Sekarang Berada di Bulan Rajab, Inilah Amalan Utamanya
- Yunani Kembali Tolak Permintaan Muslim Dirikan Masjid
- Jalaluddin Rakhmat, Tokoh Syiah Indonesia Meninggal Dunia
- Mengapa Kita Tetap Harus Minta Hidayah Meski Sudah Muslim?
- Cak Nun Tidak Kaget Istilah “NU Cabang Nasrani’, Apa Maksudnya?
- Mualaf Nadirah Tan, Sabar Hadapi Tudingan Miring Berislam
Leave a Reply