Jemaat Terus Berkurang Gereja Katolik Roma St. Frances X Cabrini Ditutup
Para jemaat di Massachusetts akhirnya mengakui kekalahan dalam memperjuangkan agar sebuah gereja yang terletak di lingkungan mereka tetap dibuka. Dilansir BBC Senin (30/5/2016), bulan ini Mahkamah Agung Amerika Serikat menolak permohonan kasasi mereka agar membatalkan keputusan Keuskupan Agung Katolik Roma di Boston yang menutup Gereja St. Frances X Cabrini di Scituate.
Dalam kebaktian terakhir hari Ahad (29/5/2016), sekitar 100 jemaat menutup aksi protes selama 11 tahun menentang penutupan gereja itu dengan linangan air mata. Para jemaat yang tersisa saling berpelukan dan menangis.
Keuskupan Boston memutuskan untuk menutup gereja itu dari 75 paroki lainnya, karena jumlah jemaat menurun, berkurangnya rohaniwan dan menurunnya jumlah bangunan yang dimiliki gereja. (Paroki adalah pembagian teritorial menurut aturan gereja. Setiap paroki biasanya memiliki satu gereja –berikut rohaniwan yang diperlukan– atau lebih jika jumlah jemaat di kawasan setempat banyak. Setiap aliran Kristen memiliki sistem paroki sendiri).
Sejumlah gereja juga sudah ditandai akan ditutup dan diprotes oleh jemaatnya Namun, jemaat Gereja St. Frances X Cabrini terus menduduki gereja itu guna mempertahankannya hingga saat-saat terakhir.
Sementara jemaat melakukan aksi protes dengan menduduki gereja, mereka juga berusaha menempuh jalur hukum agar penutupan Gereja St. Frances X Cabrini itu dibatalkan, baik melalui pengadilan sipil maupun dengan mengadu ke Vatikan. Namun, semua upaya itu gagal.
Seorang hakim di Superior Court memutuskan bahwa sebagai pemilik sah bangunan pihak keuskupan secara legal berwenang untuk mengusir para jemaat dari gedung gereja yang akan ditutup itu. Keputusan tersebut didukung oleh hakim di Massachusetts Appeals Court. Terakhir, US Supreme Court (Mahkamah Agung AS) menolak permohonan kasasi para jemaat gereja, sehingga keputusan pengadilan sebelumnya dianggap sah.
Seorang juru bicara keuskupan mengatakan dia berharap para jemaat dapat mengunjungi sebuah gereja lain yang ada di distrik tempat tinggal mereka. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Bela Manny Pacquiao, Gereja Katolik Sebut Injil Larang Perkawinan Sejenis
- Gereja Katolik AS Beri Kompensasi 120 Juta Dolar pada Korban Pelecehan Seks
- Kardinal Australia Kecam Gereja Katolik dalam Tangani Pelecehan Seks Anak
- Parlemen Australia Merekomendasikan Pelecehan Seks Anak di Gereja Katolik Merupakan
- Septic Tank Jadi Kuburan Massal Anak, Gereja Katolik Irlandia Dihujani Kecaman
Indeks Kabar
- Warga Gabungan se-Jatim Tuntut Pembongkaran Patung Dewa Perang China di Tuban
- Shalat Ajarkan Kedisiplinan
- Tarik Minat Wisatawan Muslim, Hotel di Moskow Pasang Label Halal
- Pidato Biksu Ashin Yang Memicu Kebencian Pada Muslim Rohingya
- Anggota Parlemen Inggris Memutuskan Coba untuk Berpuasa Selama Seminggu
- Diserang Pria Rasis, Muslimah Paris Keguguran
- GNOTA Sukabumi Giatkan Pencetakan Pelajar Penghapal Alquran
- St. Gallen Swiss akan Gelar Pemungutan Suara Soal Larangan Cadar
- Temui Imam Tolikara, GIDI Janji Shalat Idul Adha Aman
- Mualaf Windsor Gelar Pertemuan Berkala
-
Indeks Terbaru
- UEA Kecam Pembangunan Permukiman Baru Israel di Wilayah Palestina
- Jadi Mualaf, Susie Brackenborough: Tak ada yang Membingungkan dalam Islam
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
Leave a Reply