WHO: Infeksi Baru HIV Meningkat di Eropa, Terbanyak di Kalangan Gay

Di tahun 2015, Eropa mencatat rekor tertinggi jumlah kasus infeksi baru HIV penyebab AIDS, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari Selasa (30/11/2016), berdasarkan laporan dari 53 negara yang termasuk dalam kawasan Eropa.

Dilansir Deutsche Welle, WHO mengatakan kasus infeksi baru HIV pada tahun 2015 di Eropa mencapai 153.407, naik dari 142.000 di tahun 2014 yang sebelumnya juga merupakan rekor tertinggi.

Kasus-kasus penularan tahun 2015, hampir 80 persen tercatat di kawasan Eropa Timur. Dari total kasus sebanyak 64 persen terjadi di Rusia, di mana 81 persen kasus di negara itu berasal dari kawasan timur.

Di Rusia, di mana HIV masih menjadi bahan pembicaraan yang tabu, hubungan seksual beda jenis kelamin menjadi jalan masuk virus mematikan itu. Ukraina, Belarusia, Estonia, Moldova, Latvia dan Georgia juga tinggi angka infeksi baru HIV-nya tahun lalu. Dari jumlah total kasus tersebut, 18 persen terjadi di kawasan Eropa Barat dan 3 persen di Eropa Tengah.

Zsuzsanna Jakab, direktur regional WHO untuk wilayah Eropa, menyeru agar negara-negara di kawasan itu melaksanakan rencana aksi baru yang telah diperkenalkan bulan September lalu. Rencana aksi itu termasuk lebih memudahkan orang untuk melakukan tes HIV dan memperkenalkan metode-metode perlindungan agar terhindar dari HIV.

Dalam laporan bersama dengan WHO yang dirilis menjelang peringatan Hari AIDS Sedunia Kamis lalu, lembaga kesehatan Uni Eropa ECDC juga menyoroti tantangan yang dihadapi Eropa dalam menanggulangi HIV. Menurut ECDC, banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya terinfeksi virus ganas itu.

“HIV/AIDS terus menjadi masalah serius di Eropa … European Centre for Disease Prevention and Control memperkirakan satu dari tujuh orang yang hidup dengan HIV tidak sadar statusnya mengkhawatirkan,” kata Komisioner Kesehatan UE Vytenis Andriukaitis.

“Orang yang tidak tahu dirinya terinfeksi tidak beruntung mendapatkan perawatan yang bisa menyelamatkan nyawanya, dan dapat terus menularkan virus itu ke orang lain,” imbuhnya.

Di 31 negara yang tercakup dalam laporan ECDC –terdiri dari 28 negara anggota Uni Eropa ditambah Islandia, Liechtenstein dan Norwegia– hubungan seksual di antara sesama kaum lelaki alias gay adalah penyebab tertinggi infeksi HIV, mencakup 42 persen. Sebanyak 32 persen kasus terjadi lewat hubungan seksual orang beda jenis kelamin, dan 4 persen kasus terjadi karena penggunaan narkoba.

Virus HIV/AIDS menular lewat kontak dengan cairan tubuh penderitanya, seperti air mani atau cairan sperma dan air liur. Di Jerman, Robert-Koch Institute belum lama ini memperkirakan terdapat sekitar 84.700 orang yang hidup dengan membawa virus HIV penyebab AIDS (ODHA). Sebanyak 12.600 ODHA tidak tahu kalau dirinya sudah terinfeksi oleh virus tersebut.

HIV kependekan dari human immunodeficiency virus adalah penyebab AIDS, kondisi di mana orang menjadi lemah sistem imunnya, sehingga berbagai penyakit rutin (biasa) dapat membahayakan nyawanya.

Orang yang baru saja terinfeksi HIV biasanya mengalami gejala seperti demam, panas dingin, ruam di kulit, berkeringat di waktu malam, sakit otot, sakit tenggorokan, cepat lelah, bengkak di bagian kelenjar, serta sariawan di mulut.

Pada tahap infeksi HIV menuju AIDS, yang berarti infeksi semakin parah, orang biasa mengalami pusing berkepanjangan (berhenti lalu kambuh lagi); turun berat badan secara drastis; kerap mengalami demam dan keringat di malam hari; kelelahan yang sulit dijelaskan penyebabnya; bengkak berkepanjangan di bagian kelenjar sekitar ketiak, leher, antara bagian bawah perut dan paha; diare melebihi sepekan; sariawan di mulut, anus atau alat kelamin; pneumonia atau radang paru-paru; bercak merah, coklat, pink atau ungu di bawah kulit atau di dalam mulut, hidung atau kelopak mata; lupa ingatan, depresi; beragam gangguan syaraf lainnya.

Menurut catatan lembaga pencegahan dan pengendalian penyakit di Amerika Serikat , CDC, dalam laporan tahun 2014 jumlah orang yang terdiagnosa HIV mencapai 44.073. Kecenderungan infeksi HIV di kalangan laki-laki meningkat dan penyebab sebagian besar dari kasus infeksi itu adalah hubungan seksual sesama pria (gay). (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>