Malaysia Serukan ASEAN Selidiki Kekejaman Terhadap Muslim Rohingya
Pemerintah Malaysia, Senin (19/12), menyatakan bahwa memburuknya keadaan umat Islam Rohingya di Myanmar telah menjadi perhatian di kawasan dan menyerukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mengoordinasikan bantuan kemanusiaan dan menyelidiki dugaan atas kekejaman terhadap mereka.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, berbicara dalam pertemuan 10 negara di kawasan di Yangon menuding pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi atas laporan beberapa pekan mengenai tentara telah membunuh, memerkosa, dan kesewenang-wenangan menangkap warga sipil Rohingya.
Myanmar menampik tudingan itu dengan menyatakan bahwa beragam laporan telah direkayasa dan pihaknya bersikeras adanya perselisihan di negara bagian Rakhine, tempat umat Islam Rohingya tinggal, menjadi persoalan internal.
Selain untuk menghindari tekanan diplomatik atas krisis tersebut, pemerintah Myanmar juga mengundang delegasi media yang mereka pilih sendiri untuk mengunjungi kawasan terdampak konflik tersebut pada pekan ini.
Anifah menyatakan bahwa peristiwa di negara bagian Rakhine itu juga persoalan keamanan dan stablitas di kawasan, dengan memperhatikan sekitar 56 ribu rakyat Rohingya kini tinggal di Malaysia setelah melarikan diri dari kerusuhan sebelumnya di Myanmar.
“Kami yakin bahwa situasi itu sekarang menjadi keprihatinan di kawasan dan akan dicarikan jalan keluarnya bersama,” kata Anifah dalam pertemuan tersebut sebagaimana transkrip pidatonya yang disediakan oleh Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Upaya meningkatkan HAM warga Rohingya agak lamban ujarnya dengan memperhatikan beberapa laporan tentang pelanggaran komitmen di negara bagian Rakhine. (sumber: Antara)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- 24 Etnis Muslim Rohingya Tewas dalam Operasi Gabungan di Myanmar
- ASEAN Harus Ambil Langkah Tegas Selesaikan Masalah Pengungsi Rohingya
- Kelompok HAM: Myanmar Terlibat dalam Perdagangan Muslim Rohingya
- Laporan Terbaru Bukti Penyiksaan Muslim Rohingya
- PBB Desak Myanmar Berikan Kewarganegaraan kepada Suku Rohingya
Indeks Kabar
- UU Pesantren Diharapkan Segera Ditindaklanjuti
- Di Bekas Gereja, Masjid Didsbury Berdiri
- Indonesia Perlu Kawal Terus Temuan PBB soal Genosida Rohingya
- Pendeta yang Sebut Muslim Memuja Setan Akhirnya Diboikot Mengajar
- 1-4 Muslimah di New York Pernah Didorong dari Peron Kereta karena Berhijab
- Marak Pemurtadan Berkedok Pernikahan, Inilah Pesan untuk Para Orangtua
- Akhlak Bagian dari Implementasi Syariat Islam
- Pakar Hukum Pidana UII: Harus Ada Penegakan Hukum Sebelum Densus 88 Lakukan Penangkapan
- Aher Luncurkan Gerakan “Jabar Menghafal” Al Quran untuk Siswa
- Gereja di Georgia AS Tempelkan Pesan ‘Santa Adalah Setan’
-
Indeks Terbaru
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
- Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
- Dulu Anggap Islam Agama Alien, Ini yang Yakinkan Mualaf Chris Skellorn Malah Bersyahadat
- Marine El Himer, Sang Model Prancis yang Masuk Islam
Leave a Reply