Awas! Membenci Arab = Membenci Rasulullah
Ada yang mengaku Muslim tapi dia sangat benci dengan Arab. Ada yang posisinya sebagai pemimpin ormas Islam tapi benci ke ubun-ubun dengan Arab. Apakah Anda termasuk di dalamnya?
Jika non muslim membenci Arab, kaum Liberal membenci Arab, maklumlah itu, sebab itu batu loncatan menyerang Islam dengan menyerang Arab, bukankah sering keluar dari mulut mereka hinaan-hinaan kepada umat Islam dengan sebutan Onta, Orang Gurun, dan sebagainya.
Tapi, kalian yang mengaku Muslim? Sangat tidak masuk akal jika ikut membenci Arab, sebab Nabi kalian orang Arab, kitab Suci kalian berbahasa Arab, Salat kalian berbahasa Arab, arah Kiblat kalian ada di Mekkah, Arab, lalu kalian membenci Arab, maka wajar rasanya jika kami meragukan ketulusan keislaman kalian. Ketahuilah, membenci Arab sama juga membenci Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Engkau membenci Arab maka kau telah membenciku.” (HR. At Tirmidzi No. 3927, katanya: hasan. Ahmad No. 23731, Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 6995, katanya: sahih)
Dalam sebagian riwayat yang daif, digelari munafiq dan kufur bagi para pembenci Arab. Dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu Anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah membenci Arab kecuali orang-orang munafiq.” (HR. Ahmad No. 614. Didaifkan oleh Imam Ibnul Jauzi (Al ‘Ilal Al Mutanahuyah, 1/295), Syaikh Syuaib Al Arnauth (Ta’liq Musnad Ahmad No. 614), Syaikh Al Albani, dll, karena ada dua perawi daif seperti Zaid bin Jabirah dan Dawud bin Hushain)
Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Mencintai Arab adalah keimanan membencinya adalah kekufuran.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Awsath No. 2537, Al ‘Uqailiy dalam Adh Dhu’afa No. 451. Para ulama mendha’ifkannya, dalam sanadnya terdapat Al Haitsam bin Jamaz, yang telah didaifkan Yahya bin Ma’in, Ahmad, dan Al Bazzar. Lihat Majma’ Az Zawaid, 1/89).
Jadi, mereka membenci Arab atau Ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam? (sumber: inilah/Ustadz Farid Nu’man Hasan.S.S.)
Leave a Reply