Awas! Penyimpangan Khasiat Asmaul Husna

Kerap kita jumpai pernyataan-pernyataan yang mengatakan bahwa jika kita membaca asmaul husna tertentu sebanyak bilangan tertentu pula, kita akan mendapat faedah tertentu sesuai dengan asmaul husna tersebut. Apakah hal ini dibenarkan dalam syariat? Atau hanya suatu bidah yang diada-adakan? Berikut penjelasan dari Ustaz Abdullah Roy, Lc. mengenai hal ini:

Seorang muslim tidak boleh menetapkan sesuatu amalan dan fadhilah (keutamaan) kecuali dengan dalil yang sahih dan pemahaman yang benar. Dan pendapat yang mengatakan bahwa setiap nama dari Asmaul Husna memiliki keutamaan khusus adalah pendapat yang tidak ada dalilnya dan termasuk mengada-ada di dalam agama. Demikian pula mengulang-ulang sebuah nama di antara Asmaul Husna juga tidak ada dalilnya.

Berkata Syeikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu berkata ketika menyebutkan beberapa kesalahan yang terjadi dalam pengamalan asmaul husna:

“Di antara (kesalahan-kesalahan tersebut) selebaran yang dibagikan akhir-akhir ini di antara orang awam dan orang-orang yang tidak tahu, penulisnya menyangka bahwa setiap nama di antara nama-nama Allah yang husna keutamaan penyembuhan untuk penyakit tertentu, ada nama khusus untuk penyakit-penyakit mata, ada nama khusus untuk penyakit-penyakit telinga, ada nama khusus untuk penyakit-penyakit tulang, ada nama khusus untuk penyakit-penyakit kepala, dan seterusnya, dengan menentukan untuk setiap penyakit beberapa nama-nama Allah.”

“Ini semua adalah kebatilan yang Allah tidak menurunkan dalil tentangnya, tidak berdasarkan hujjah dan keterangan yang jelas, bahkan yang ada di dalam zikir-zikir yang disyariatkan dan ruqyah-ruqyah yang ada dalilnya adalah kalimat yang sempurna, dan tidak ada mengulang-ulang nama, sebagaimana dalam selebaran tersebut.”

Penulis tersebut dengan amalan ini telah melanggar 2 perkara: Pertama: Memasukkan manusia di dalam amalan baru yang tidak disyariatkan ini. Kedua: Memalingkan manusia dari zikir-zikir dan ruqyah-ruqyah yang disyariatkan di dalam Alquran dan As-Sunah. (Fiqh Al-Asmaul Husna hal: 66-67).

Cara yang benar adalah berdoa kepada Allah dengan Asmaul Husna dan berdoa dengan nama Allah yang sesuai dengan keadaannya. Allah taala berfirman: “Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. 7:180)

Misalnya:
– Ya Syafi, isyfini (Wahai Yang Maha Penyembuh, sembuhkanlah aku)
– Ya Rahman, irhamni (Wahai Yang Maha Penyayang, sayangilah aku)
– Ya Razzaq, urzuqni (Wahai Yang Maha Pemberi rezeki, berilah aku rezeki)

Kemudian hendaknya mengambil sebab untuk mewujudkan apa yang dia minta seperti bekerja, berobat dll, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah semata. Wallahu alam. (sumber: inilah.com)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>