Islam Pangkal Selamat
Makna agama Islam lebih dari sekadar fi’il (kata kerja) “aslama” yang berarti pasrah atau berserah diri, demikian kata Syed Muhammad Naquib al-Attas.
Adalah keliru jika ada yang menyatakan, percaya kepada Tuhan Yang Satu sudah dianggap sebagai bentuk agama yang benar (true religion) dan menjamin keselamatan manusia. Disebutkan, Iblis atau setan sekalipun juga mengakui keesaan Allah, cuma tetap saja ia Kafir dan bukan Muslim.
Dalam Islam, seruan tauhid menjadi inti dari ajaran agama. Tauhid bukan sekedar persoalan membaca dua kalimat syahadat saja. Atau asal manusia itu percaya kepada Tuhan dan mengakui-Nya sebagai Pencipta. Sebab tauhid yang benar dalam Islam adalah iman yang produktif.
Ia kokoh dalam jiwa, tegas dalam ucapan, santun dalam adab dan akhlak, serta menggerakkan untuk senantiasa beramal shaleh. Tak heran, hari ini perang pemikiran kian meluas menerpa umat Islam. Tak sedikit di antara mereka yang percaya bahwa semua agama itu sama di hadapan Tuhan.
Dengan dalih paham humanisme dan pluralisme, kebaikan itu lalu diukur menurut standar logika manusia. Sedang agama, bagi mereka tak lebih dari ritual yang bersifat simbolis. Sebab semua agama itu sama-sama mengajarkan kepada kebaikan dan berbuat baik kepada sesama.
Al-Attas menegaskan, Islam adalah satu-satunya agama wahyu (revealed religion) yang diturunkan oleh Allah sejak masa Nabi Adam Alaihi as-salam (As).
Ia bukan dimaknai sekadar bahasa, yang berarti agama pasrah, tapi juga harus dipahami dengan makna istilah, yaitu memenuhi lima rangkaian rukun Islam dan enam perkara dalam rukun Iman secara mutlak, bukan dengan pemahaman parsial (juziyyah) apalagi dengan mengartikan Islam sesuka hati. Sebab Islam satu-satunya, agama keselamatan dunia dan akhirat.
Di sisi lain, karunia terbesar yang dimiliki seorang hamba adalah hidayah (petunjuk) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt). Dengan petunjuk tersebut seseorang bisa menggapai kebahagiaan dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat.
Sebab apa yang Allah limpahkan tersebut adalah sebaik-baik agama dan petunjuk. Ia adalah satu-satunya agama yang benar, sempurna, dan suci yaitu agama Islam. Selain hidayah, ada begitu banyak karunia lainnya yang Allah berikan kepada manusia.
Mulai dari akal fikiran, kesehatan, jasad yang sempurna, hingga seisi jagat alam semesta ini. Seluruh alam dan lingkungan diciptakan oleh Allah untuk memberi manfaat kepada manusia.
فَالِقُ الإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَناً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَاناً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُواْ بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ قَدْ فَصَّلْنَا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“ Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.” [QS: Al-An’am: 96-97]
Tapi semua itu bisa kehilangan makna jika tidak dibarengi dengan keimanan kepada Allah. Ibarat sebuah bangunan, meski terlihat megah dan memukau, tapi konstruksi bangunan amal atau ibadah itu menjadi rapuh sebab tidak dilandasi dengan pondasi yang kokoh.
Sebaliknya, dengan karunia hidayah, seorang manusia bisa berubah melejit menjadi mulia dan bermartabat di hadapan Allah dan makhluk lainnya. Derajatnya ditinggikan dan hari-harinya diliputi kebahagiaan sebab yang ia jalankan adalah agama yang mengajarkan kesempurnaan serta kebaikan dunia dan akhirat.
Termasuk alam sekitar, ia menjadi bermanfaat dan terkelola dengan baik di tangan orang beriman. Tak heran karena seruan agama Islam berpusar kepada tauhid, amal shalih, akhlak, dan adab mulia.
Alhasil, jika ingin menjadikan Islam sebagai jalan keselamatan, maka yakinilah ia hanya bisa diraih dengan bekal hidayah dan amal shaleh.
ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوا وَّنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيّاً
“Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” [QS: Maryam:71]
Sebab Islam adalah agama wahyu (butuh petunjuk dari Allah) sekaligus harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ia bukan sekadar kumpulan teori tanpa praktik atau lembaran mantra yang cukup dirapal dan dihafal begitu saja. (sumber: hidayatullah)
Leave a Reply