KTT ASEAN ke-31 Akan Dimulai Hari Ini di Filipina, Singgung Rohingya
Filipina akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-31 dan Pertemuan Tingkat Tinggi yang dimulai pada hari Ahad dengan isu pengungsi Rohingya, perselisihan di Laut China Selatan dan bangkitnya radikalisasi dan ekstremisme diharapkan menjadi fokus utama.
Pemimpin dari 10 negara anggota ASEAN dan mitra dialog mereka – Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia, Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan hadir untuk menghadiri KTT Asean dipandu oleh Filipina untuk kedua kalinya.
Acara bertema ‘Kerjasama untuk Perubahan, Melibatkan Dunia’, akan dipimpin Presiden Rodrigo Roa Duterte dalam sidang pleno KTT ASEAN ke-31, dengan para pemimpin ASEAN membahas pelaksanaan Visi Komunitas Asean 2025 dan arahannya dan pengangkatan Sekretaris Jenderal ASEAN yang baru. KTT tiga hari tersebut juga bertepatan dengan peringatan 50 tahun pertemuan regional tersebut.
Sekretaris Enrique Manalo dari Departemen Luar Negeri Filipina memimpin pertemuan Pejabat Senior ASEAN di Clark, Pampanga pada hari Sabtu untuk membahas persiapan KTT tersebut dan menyelesaikan hasil perundingan, yang diharapkan dapat mencakup inovasi, kejahatan cyber, gizi yang tidak seimbang dan perlindungan hak-hak pekerja migran ASEAN.
Presiden AS Donald Trump, sebelumnya mengatakan bahwa dia tidak akan menghadiri KTT pertamanya dengan pemimpin ASEAN, akan hadir dengan Perdana Menteri China Li Keqiang, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Indonesia Joko Widodo dan Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi.
Tuan rumah, yang baru saja memerangi kelompok pemberontak di Kota Marawi di selatan, telah menyiapkan sekitar 60.000 personil keamanan untuk memastikan keamanan KTT dan tamu luar negeri.
Sementara dari Indonesia, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi akan mendampingi Presiden Joko Widodo.
Dalam pertemuan 12 November nanti, juga akan dilaksanakan pertemuan informal trilateral Indonesia, Filipina, dan Malaysia. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan trilateral di Filipina yang membahas situasi di Marawi. (sumber: hidayatullah)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Mulai 1 Mei 2014, Brunei Terapkan Hukum Islam
- Dubes AS Untuk PBB: Hampir Semua Masjid Di Afrika Tengah Dihancurkan
- Sembilan Polisi Mesir Dipenjara atas Penyiksaan dan Pembunuhan
- Relawan Targetkan 10 Ribu Alquran untuk Masjid Kena Banjir
- Muslim Amerika Lawan Islamofobia melalui Humor
- Pengakuan Vatikan atas Negara Palestina Berlaku Efektif
- Lindsay Lohan Alami Perlakuan Buruk Usai Fotonya Memegang Alquran Beredar
- Duh, Banyak Pemurtadan di Kampung Suruhan
- Jumlah Mualaf di Masjid Lautze Meningkat
- Ormas GARDAH Jabar Tangkap Tangan Dugaan Aksi “Pemurtadan”
-
Indeks Terbaru
- Jerman Kritik Netanyahu Terkait Peta Timur Tengah tanpa Palestina
- Heboh Xi Jinping Buat Al-Quran Versi China, Seperti Apa?
- Seorang Ibu Tunaikan Nazar Jalan Kaki Lamongan – Tuban setelah Anaknya Tuntas Hafal Al-Quran
- Menemukan Kedamaian Dalam Islam
- Dahulu Anti-Islam, Politikus Belanda Ini Temukan Hidayah
- Masjid di Siprus Yunani Diserang Bom Molotov Disertai Vandalisme: Islam tidak Diterima
- 24 Jam Sebelum Meninggal, Anthony Jadi Mualaf
- Pengadilan Turki Perintahkan Tangkap Rasmus Paludan, Pembakar Al-Quran di Swedia
- Georgette Lepaulle Bersyahadat di Usia Tua
- Uni Eropa Tegaskan Pembakaran Alquran tidak Memiliki Tempat di Eropa
Leave a Reply