Populasi Muslim Eropa Tumbuh Pesat Meski Imigrasi Dihentikan
Muslim bisa memenuhi lebih dari 11 persen populasi Eropa dalam beberapa dekade mendatang. Pesatnya pertumbuhan Muslim akan terus terjadi bahkan jika imigrasi ke Eropa telah dihentikan.
Informasi tersebut disampaikan Pew Research Center dalam sebuah penelitian berjudul “Pertumbuhan Populasi Muslim di Eropa” pada Kamis (30/11). Kelompok think tank berbasis di AS ini mengeluarkan tiga proyeksi berdasarkan skenario migrasi yang berbeda, yaitu tanpa kedatangan imigran, arus imigran sedang, dan arus imigran tinggi.
Laporan ini menunjukkan, bahkan jika semua arus migrasi ke Eropa dihentikan, populasi Muslim di 28 negara anggota Uni Eropa, ditambah Norwegia dan Swiss, akan meningkat menjadi 7,4 persen dari 4,9 persen pada 2016.
Laporan itu juga menyatakan, jika arus imigrasi ke Eropa terjadi dalam jumlah sedang, populasi Muslim akan meningkat dua kali lipat menjadi 11,2 persen pada 2050. Sementara, jika arus imigrasi ke Eropa cukup tinggi, maka jumlah Muslim akan meningkat menjadi 14 persen.
Meski demikian, jumlah itu masih jauh lebih kecil daripada populasi umat Kristen dan masyarakat tanpa agama di Eropa. Saat ini arus pengungsi sudah mulai menurun sejalan dengan upaya Uni Eropa untuk mengekang pendatang.
Eropa tercatat telah menerima lebih dari satu juta migran dan pengungsi pada 2015. Sebagian besar dari mereka datang dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim dan beberapa partai politik sayap kanan di Eropa telah menaikkan retorika anti-Muslim.
Pew Research Center yang juga mempertimbangkan data dari pemerintah dan data penelitian lainnya, menjelaskan pertumbuhan Muslim disebabkan oleh tingkat kesuburan umat Islam yang lebih tinggi. Rata-rata Muslim Eropa berusia 13 tahun lebih muda dari non-Muslim.
Jika arus pendatang telah berhenti sama sekali, Prancis masih akan tetap memiliki komunitas Muslim terbesar di Eropa. Saat ini Prancis telah menjadi rumah bagi sekitar 5,7 juta Muslim (8,8 persen) pada 2016.
Laporan tersebut juga menyoroti peran migrasi dalam membendung penurunan populasi di Eropa. Dengan tidak adanya migran, populasi di Eropa diproyeksikan menyusut dari 521 juta orang pada 2016 menjadi 482 juta orang pada 2050.
(sumber: ROL)
Indeks Kabar
- Ani Yudhono Wafat, MUI Turut Berduka Cita
- Sembilan Orang Muslim Inggris Pergi Haji dengan Naik Sepeda
- Sri Lanka akan Melarang Burqa dan Menutup lebih dari 1.000 Sekolah Islam
- Pengadilan Belgia Izinkan Siswi Muslim Kenakan Jilbab
- Gaya Hidup Halal Bukan Islamisasi
- Puluhan Muallaf Ikuti Pelatihan Bisnis di Magelang
- Mazahir Salih, Muslimah Pertama di Dewan Kota Iowa City
- ASEAN Harus Ambil Langkah Tegas Selesaikan Masalah Pengungsi Rohingya
- Laporan: 3.500 Pengungsi Ditahan dalam Kondisi Buruk di Inggris
- Presiden Jokowi Minta Para Menteri Memantau Pergerakan Gafatar
-
Indeks Terbaru
- Vegetarisme dan Islamofobia Dianggap Penghalang Pertumbuhan Sektor Halal di India
- Kisah Mualaf Seorang Bintang Hip Hop Jerman
- Shariffa Carlo Dulu Musuhi Islam, Kini Jadi Muslimah
- Irena Handono, Temukan Islam Saat Jalani Pendidikan Biarawati
- Bintang Timnas Kamerun Patrick Mboma Masuk Islam
- Islam Jalan Hijrah Mario Rajasa
- Klaim Sebagai Kuil Hindu, Nasionalis India Ingin Rubah Citra Taj Mahal
- Stevanus Hanzen, Berawal dari Lagu Islami
- Partai Politik India Mempermasalahkan Pengeras Suara Masjid Melantunkan Adzan
- Hiroaki Kawanishi, Mualaf yang Ingin Sebarkan Islam di Jepang
Leave a Reply