Mengaku Cabuli Anak Ratusan Kali Pendeta Jerman Hanya Dihukum Terapi
Seorang pendeta di Jerman dijatuhi hukuman mendekam di institusi perawatan kejiwaan selama delapan setengah tahun untuk 108 kasus pencabulan anak dan tuduhan-tuduhan lainnya.
Pendeta berusia 53 tahun yang tidak diungkapkan namanya itu ditempatkan di tanahan klinik kejiwaan dan akan dibebaskan di masa mendatang berdasarkan hasil terapinya. Demikian diputuskan oleh pengadilan di kota Deggendorf, bagian tenggara Jerman, hari Kamis (22/2/2108) seperti dilansir DW.
Meskipun tidak disebutkan namanya, tetapi pendeta dimaksud adalah Thomas Maria B, seperti yang pernah diberitakan sebelumnya. [Baca: Jadi Terdakwa Pedofilia Eks Pendeta Jerman Ini Terus Bungkam]
Hakim mengatakan terapinya akan berlangsung selama bertahun-tahun, tetapi hasilnya tidak dapat dipastikan. Pengakuan bersalah dari terdakwa yang menjadi alasan hakim memberi kemungkinan pembebasan di masa mendatang.
Pendeta itu divonis bersalah melakukan pelanggaran seksual serius atas 5 bocah lelaki lebih dari seratus kali sejak pertengahan tahun 1990-an. Dia juga bersalah melakukan percobaan pemerkosaan atas seorang gadis berusia 18 tahun, sengaja melukai fisik orang lain, memalsukan dokumen, serta kepemilikan materi pornografi anak.
Rohaniwan Katolik ini pernah dipenjara dari tahun 2003 sampai 2009 karena beberapa pelanggaran seksual lain.
Gereja Katolik memecatnya dari kependetaan pada tahun 2008. Namun, dia kemudian menggunakan dokumen palsu untuk mendapatkan lagi pekerjaan sebagai pendeta.
Menurut pengadilan Deggendorf, dia berusaha menjalin hubungan baik terlebih dulu dengan keluarga korban sebelum melakukan aksi bejatnya.
Petualangan seks pendeta pedofil Jerman ini dilakukan di banyak negara, seperti Austria, Italia, Polandia, Swiss, Mainz di Jerman bagian barat dan Deggendorf di Bavaria. (sumber: hidayatullah/DW)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Buron Puluhan Tahun Pendeta Pedofil Berhasil di Tangkap
- Di Chili Paus Fransiskus Memohon Maaf kepada Korban Kejahatan Seksual Pendeta
- Ratusan Pendeta di Portugal Tinggalkan Gereja Demi Sebuah Pernikahan
- Sejumlah Pendeta Pedofil Ditangkap, Uskup Granada Menyembah Minta Ampun di Katedral
- Terungkap, Paus Benediktus XVI Pecat Ratusan Pastor Pedofil
Indeks Kabar
- Penghimpunan Baznas Selama Ramadhan Lampaui Target
- Runtuhnya Islam Andalusia Jangan Terulang di Indonesia
- Lafadz Allah di Kostum Viking Ungkap Pengaruh Islam di Eropa Utara
- MUI Jatim dan FPI Aceh Desak Perusahaan Tak Paksa Baju Santa pada Muslim
- 40 Masjid di Jakarta Terpapar Radikalisme? Ini Tanggapan MUI
- Amerika Serikat dan Israel Resmi Keluar dari Unesco
- iga Masjid Bersejarah di Cina
- KH Ma’ruf Amin: Bermasalah, Keputusan MK Soal Penghayat Kepercayaan
- Kemenag Resmikan BPJPH, Kewenangan Fatwa Halal Tetap di Bawah MUI
- 1000 Lebih Warga Palestina Tewas Akibat Blokade ‘Israel’ di Gaza
-
Indeks Terbaru
- UEA Kecam Pembangunan Permukiman Baru Israel di Wilayah Palestina
- Jadi Mualaf, Susie Brackenborough: Tak ada yang Membingungkan dalam Islam
- Ucapan Islami Ini Membuka Mata Hati Mualaf Ismael Lea South untuk Masuk Islam
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
Leave a Reply