Canberra Kini Miliki Masjid Terbesar
Sebuah masjid dan pusat pendidikan Islam akhirnya dibuka di Canberra, Australia. Ratusan orang menghadiri peresmiannya pada Jumat pekan lalu. Bagi imam masjid cuaca mendung hari itu adalah tanda keberuntungan.
Masjid Ahmad Al Sabah dan Pusat Pendidikan Islam ini terletak di Monash, Adama Konda. Bangunan itu adalah puncak dari impian dan harapan selama bertahun-tahun.
Ketika masjid pertama di Canberra dibangun di Yarralumla pada tahun 1962, masjid tersebut hanya dapat melayani 300 jamaah. Namun komunitas Muslim telah tumbuh berkembang dengan populasi Canberra.
Sehingga kebutuhan akan masjid yang lebih besar bagi pinggiran kota selatan ini menjadi lebih jelas. Pembangunan masjid kedua pun dimulai satu dekade lalu. Sekarang, masjid Ahmad Al Sabah menjadi masjid terbesar di Canberra.
Anggota Komite Pusat Islam Canberra Azra Khan mengatakan pembangunan masjid banyak hambatan. Situs tempat berdirinya masjid awalnya adalah pusat komunitas yang kecil. Ia berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan tempat untuk beribadah.
Namun seiring waktu ia semakin tidak memadai untuk komunitas Muslim yang berkembang. Masalah datang dari masalah perencanaan, hingga kemunduran pendanaan. Proyek tersebut berhenti tengah jalan dan dirusak pada tahun 2014.
Khan mengatakan insiden buruk itu bagaimana pun memiliki efek baik pada proyek. “Itu adalah (kemunduran) psikologis, tetapi keluar dari kesulitan akan mendatangkan keuntungan, kami mendapat dukungan semacam itu, ada solidaritas yang jadi momentum untuk kami terus berjalan,” kata dia dilansir Canberra Times.
Pada tahun 2015, proyek ini mendapat dukungan masyarakat dan penggalangan dana yang signifikan. Dana sebesar dua juta dolar AS datang dari pemerintah Kuwait. Hingga akhirnya proyek bisa dilanjutkan.
“Ketika dia (Duta Besar Kuwait) datang, itu benar-benar sangat terfokus dalam kerangka waktu,” katanya. Ia mengaku sangat senang dengan kemajuan ini. Sehingga penyelesaian masjid menjadi sangat emosional baginya.
Presiden pusat saat ini dan anggota pendiri Zafar Ahmad mengatakan dia ingat beribadah di Yarralumla 30 tahun lalu karena tidak ada masjid yang lain. Namun kini telah berdiri masjid yang ditunggu-tunggu.
Ia menekankan bahwa pusat pendidikan dan masjid akan terbuka untuk semua penduduk Canberra dan tidak akan didominasi oleh satu kelompok. “Kami sangat terbuka untuk mengakomodasi semua orang,” katanya.
Duta Besar Kuwait Najeed Al-Bader mengatakan dia bangga dapat membantu komunitas Muslim di Canberra. “Membawa nama Kuwait berarti itu adalah tanggung jawab ganda, setidaknya untuk memberikan citra Islam yang tepat dan itulah mengapa kami sangat bangga,” katanya. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- UIN Syarif Hidayatullah Dukung Penuh Mahasiswa Penghafal Alquran
- Pusat Islam McLean Berjuang agar Batasan Jam Ibadah Dicabut
- Parlemen Eropa Serukan Perluas Boikot Produk “Israel”
- Dokumentasikan Kejahatan Tentara Israel bisa Dipenjara 10 Tahun
- Tersangka Penembakan Pendeta di Prancis Ditangkap
- MUI Imbau Masalah Viktor Laiskodat Segera Diselesaikan
- Sejarawan Menyebut “UU Negara Bangsa” ’Israel’ Rasis
- MUI Harapkan Peran Aktif Tokoh Jaga Kondusivitas Pemilu
- Bus Umum di New York Harus Pasang Iklan Muslim Membunuh Yahudi
- Hina Islam, Torben Aakjaer Diberhentikan Dari Scout Manchester United
-
Indeks Terbaru
- Prof Maurice, Ilmuwan Prancis yang Jadi Mualaf Gara-Gara Jasad Firaun
- Alhamdulillah, Bintang Football Jeremiah Owusu Amerika Masuk Islam
- Lembaga Kemanusiaan Harus Bayar Pungli Rp 80 Juta per Truk untuk Masuk Gaza
- Pemerintah Mumbai Robohkan Puluhan Toko Milik Muslim
- Perjalanan Pendeta Gould David Menjemput Hidayah Allah Hingga Menjadi Mualaf
- Perjalanan Pendeta Gould David Menjemput Hidayah Allah Hingga Menjadi Mualaf
- Sudah 380 Masjid Dihancurkan ‘Israel’ di Gaza
- Seorang Imam Masjid di Amerika Serikat Wafat Usai Ditembak
- Petinju Gervonta Davis Jadi Mualaf
- Politisi Thailand Sahkan Rancangan Perkawinan Sesama Jenis
Leave a Reply