Lembah Tayeh di Saudi Menghijau, Tanda Akhir Zaman?

Sejak beberapa pekan di bulan April 2018, sejumlah daerah di Arab Saudi terus diguyur hujan. Hingga sebagiannya ditumbuhi tanaman hijau yang cukup subur, salah satunya di Lembah Tayeh.

Lembah Tayeh di wilayah Asir Saudi telah disebutkan dalam tulisan puitis sejak hampir seribu tahun lalu. Letaknya, dekat pegunungan Sarawat bagian timur dan membentang sampai ke Laut Merah di barat.

Fotografer Saudi Ali Maroui telah mendokumentasikan hasil jepretannya secara alami. Seperti dilaporkan Al Arabiya, pada 23 April lalu, dia mengatakan bahwa lembah itu dianggap sebagai lokasi penting untuk irigasi pertanian selama musim hujan.

“Ini juga dianggap sebagai ruang hidup yang besar karena banyaknya peternakan dan sangat ideal untuk membiakkan ternak dan merumput,” ujarnya.

“Musim hujan telah mengubah tempat ini menjadi sesuatu seperti lukisan yang indah, dan membuat wilayah itu sungguh ideal untuk menggembalakan unta. Peternakan di sekitarnya telah dikaitkan dengan lembah Tayeh di mana air hujan jatuh dari lerengnya untuk mengairi mereka,” tambah Maroui.

Hijaunya wilayah Saudi yang kering merupakan pertanda akhir zaman. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai,” (HR Muslim, kitab az-Zakaah, bab Kullu Nau’in minal Ma’ruuf Shadaqah (VII/97, Syarh an-Nawawi).

Yang nampak jelas dari hadits di atas bahwa negeri-negeri Arab akan dilimpahi dengan air yang banyak, sehingga menjadi beberapa sungai, tumbuh di atasnya berbagai macam tumbuhan sehingga menjadi padang rumput, kebun-kebun, dan hutan-hutan.

Bukti yang mendukung pendapat ini adalah munculnya di zaman ini sumber-sumber air bagaikan sungai, dan tumbuh di atasnya berbagai macam tanaman, dan akan terbukti segala hal yang dikabarkan oleh Nabi SAW.

Mu’adz bin Jabal ra telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda pada perang Tabuk: “Sesungguhnya kalian -insya Allah- akan mendatangi mata air Tabuk esok hari, dan sesungguhnya kalian tidak akan mendatanginya sehingga siang sudah meninggi (waktu dhuha). Barangsiapa dari kalian mendatangi-nya, maka janganlah ia menyentuh airnya sedikit pun hingga aku tiba. ‘Akhirnya kami datang dan ternyata ada dua orang yang telah menda-hului kami. Mata air itu bagaikan tali sandal yang mengucurkan sedikit air. Mu’adz berkata, Rasulullah SAW bertanya kepada keduanya, ‘Apakah kalian berdua telah menyentuh sedikit dari airnya?’ Keduanya menjawab, ‘Betul,’ lalu Rasulullah SAW mencerca keduanya dan mengatakan berbagai hal kepada keduanya. Mu’adz berkata, ‘Kemudian mereka menyiduk air dari mata air sedikit demi sedikit, sehingga air tersebut terkumpul di suatu wadah.’ Mu’adz berkata, ‘akhirnya Rasulullah SAW mencuci kedua tangan juga muka di dalamnya, lalu beliau mengembalikan air tersebut ke dalam mata air, kemudian mata air itu memancarkan air dengan jumlah yang sangat banyak. Rasulullah lalu berkata, ‘Dengan melimpah,’… sehingga semua orang bisa memakainya.

Akhirnya Rasulullah SAW bersabda, ‘Hampir saja wahai Mu’adz! Seandainya umurmu panjang, niscaya engkau akan melihat tempat ini dipenuhi dengan kebun-kebun.’” (HR Muslim, kitab al-Fadhaa-il, bab Mukjizaatun Nabiyyi J [XV/40-41], Syarh Muslim). (sumber: halallifestyle/almanhaj)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>