Muslim Indonesia: Jerman Terapkan Nilai-Nilai Islam
Negara seperti Jerman tanpa disadari ternyata juga menerapkan nilai-nilai islami. Berbagai macam nilai seperti kejujuran, kerendahan hati, dan kedisiplinan justru ditemui di negara Eropa yang menganut paham sekuler ini.
“Nilai-nilai Islam dipraktekkan sangat baik di sini, walaupun Jerman bukan negara Islam,” ujar Dosen Filsafat Universitas Paramadina Jakarta, Zainul Maarif, saat berdialog dengan Direktur Kebijakan Hubungan Penelitian-Akademik dan Kebijakan Hubungan Budaya Kementerian Luar Negeri Jerman, Heldrun Tempel, Selasa (17/7).
Pria yang akrab disapa Zen itu mengaku kagum karena nilai-nilai seperti kedisiplinan, suka membantu, toleran, kejujuran, dan kerendahhatian justru sangat terlihat di dalam masyarakat Jerman. Zen menceritakan pengalamannya saat menggunakan moda transportasi kereta di Berlin.
Sebelum menaiki kereta, penumpang hanya perlu membeli tiket melalui mesin otomatis. Menariknya, kata Zen, saat menaiki kereta tidak selalu ada pemeriksaan terhadap penumpang. Sehingga semuanya tergantung kejujuran penumpang apakah mau beli tiket atau tidak.
Walaupun jika sampai ketahuan tak membeli tiket jumlah dendanya sangat besar, tapi hal ini menunjukkan nilai kejujuran sudah mendarah daging pada masyarakat Jerman secara umum. “Hal ini sangat jarang kita jumpai di Indonesia,” kata Zen, yang menjadi salah satu peserta program studi Life of Muslims in Germany 2018 itu.
Hal yang sama juga dirasakan peserta program lainnya, Dian Mohammad Hakim. Ia menemukan banyak sekali nilai-nilai Islam seperti mencintai kebersihan dan menghargai waktu. Dosen Universitas Islam Malang (Unisma) itu mengaku takjub dengan kebersihan kota-kota di Jerman serta karakter orang-orangnya yang sangat disiplin terkait waktu.
“Saya kira sebagai seorang Muslim Indonesia kita harus bisa melakukan hal-hal seperti ini,” kata pria asal Tulungagung itu.
Peserta program lainnya, Zulhijriani, juga meyakini Jerman sebagai negara yang ramah terhadap kehidupan Muslim. Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar itu terkesan dengan masyarakatnya yang sangat toleran dan tidak melihat dengan curiga terhadap Muslim. “Di sini saya bisa melihat banyak Muslimah memakai hijab di banyak tempat,” katanya.
Selama di Jerman selama dua pekan, para peserta program Life of Muslims in Germany mengunjungi tiga kota yakni Berlin, Hamburg, dan Gottingen. Dari situ, para peserta program yang dibiayai Goethe Institut Indonesia ini memperoleh banyak pelajaran mengenai Islam dari berbagai pakar, jurnalis, akademisi, hingga pelaku-pelaku komunitas sosial di Jerman. (sumber: ROL)
Indeks Kabar
- Shamsi Ali: Umat Islam Harus Buka Mata Lihat Kondisi Dunia
- Pawai Kaum Homoseksual di Tel Aviv Mengaburkan Kekejaman Zionis Israel
- Awas! Banyak Logo Halal Palsu Beredar
- Muslim Nigeria Perkuat Pendidikan Islam dan Bahasa Arab
- Jerman akan Kontrol Sumbangan Asing untuk Masjid
- Setiap Hari Lebih dari 100 Ekspatriat di Arab Saudi Masuk Islam
- Uni Eropa Serukan Penyelidikan Peran Polisi dalam Kerusuhan Delhi yang Menindas Muslim
- 40 Masjid di Jakarta Terpapar Radikalisme? Ini Tanggapan MUI
- Munas MUI Tetapkan Islam Wasathiyyah Melalui Taujihat Surabaya
- Keuangan Syariah Bisa Jadi Solusi Permasalahan Dunia
-
Indeks Terbaru
- Prof Maurice, Ilmuwan Prancis yang Jadi Mualaf Gara-Gara Jasad Firaun
- Alhamdulillah, Bintang Football Jeremiah Owusu Amerika Masuk Islam
- Lembaga Kemanusiaan Harus Bayar Pungli Rp 80 Juta per Truk untuk Masuk Gaza
- Pemerintah Mumbai Robohkan Puluhan Toko Milik Muslim
- Perjalanan Pendeta Gould David Menjemput Hidayah Allah Hingga Menjadi Mualaf
- Perjalanan Pendeta Gould David Menjemput Hidayah Allah Hingga Menjadi Mualaf
- Sudah 380 Masjid Dihancurkan ‘Israel’ di Gaza
- Seorang Imam Masjid di Amerika Serikat Wafat Usai Ditembak
- Petinju Gervonta Davis Jadi Mualaf
- Politisi Thailand Sahkan Rancangan Perkawinan Sesama Jenis
Leave a Reply