Rusia Dilaporkan Membunuh Lebih dari 6.000 Warga Suriah
Lembaga Non-Pemerintah Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) mengeluarkan laporan yang menyebutkan pasukan Rusia telah membunuh 6.239 warga sipil sejak 30 September 2015. Ketika mereka mulai mendukung pemerintah Bashar al-Assad melawan kelompok teroris dan pemberontak di Suriah.
Dilansir dari Syrian Observer, Senin (1/10), Rusia telah melakukan lusinan pembantaian dan pengeboman melalui pesawat tempur mereka. Rusia seringkali menargetkan permukiman warga sipil dan tim medis. Dalam laporan mencatat selama tiga tahun terakhir ada 1.804 anak yang tewas di tangan pasukan Rusia.
Laporan tersebut juga menyebutkan jumlah kematian terbanyak ada di Provinsi Aleppo, Idlib dan Deir ez-Zor. Ada 321 pembantaian dan 954 serangan ke warga sipil, 176 ke sekolah, 166 ke pusat medis dan 55 serangan dilakukan di pasar.
Jaringan Suriah untuk HAM juga melaporkan pasukan Rusia telah membunuh 92 petugas medis dan pertahanan sipil. Mereka juga telah membunuh 19 orang staf media. Rusia juga menggunakan bom curah dan senjata pembakar sejak mereka mulai mengintervensi perang sipil di Suriah.
Pasukan Rusia juga berperan besar terjadinya pengungsian sebanyak 2,7 juta orang dari Suriah, terutama karena kekerasan yang mereka lakukan terhadap warga sipil. Hal itu juga merusak hubungan Iran-Suriah sebab Iran menjadi tempat jutaan warga Suriah mengungsi.
Selama satu tahun terakhir dari tanggal 30 September 2017 sampai 30 September 2018 Jaringan Suriah untuk HAM mencatat ada sebanyak 958 warga sipil tewas ditangan pasukan Rusia. Jumlah tersebut termasuk 342 anak-anak, 17 staf medis, dan dua orang staf media.
Laporan tersebut menyebutkan sejak hari pertama Rusia melakukan intervensi mereka telah melakukan pemboman udara menggunakan bom berat untuk menyebar teror di daerah yang tidak dikuasai pemerintah Suriah. Mereka memaksa segala bentuk pemberontakan untuk menyerah.
Pengeboman yang dilakukan Rusia kebanyakan tidak sesuai dengan peraturan militer dibawah hukum perang internasional. Pasukan Rusia menggunakan senjata yang memiliki daya rusak tinggi dan kerap kali menggunakan bom curah saat berada di wilayah padat penduduk. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Amnesty: Pasukan PBB Tak Lindungi Warga Muslim dari Pembantaian
- Erdogan: Menyerang Isis Hanya Kedok, Rusia Bantai Rakyat Suriah
- Lebih Dari 300.000 Anak-Anak Pengungsi Suriah Mendapat Pendidikan Gratis di Turki
- Suriah Menjadi Medan Uji Coba Senjata Rusia
- Uskup Rusia Berkati Misil Sebelum Serang Kelompok Oposisi Suriah
Indeks Kabar
- Postingan Provokatif di Facebook, Penista Agama Islam Ini Diringkus Polisi
- Remaja yang Dibunuh Israel Itu Penghafal Quran
- Menag Mengatakan Kolom Agama di KTP Tetap Ada
- Museum Budaya Islami akan Dibuka di Inggris
- Dewan Sekolah di Kanada Sepakati Program Anti-Islamofobia
- Ini Pernyataan Tokoh Islam Terhadap Meningkatnya Penistaan Al Aqsha
- Suu Kyi Menang, Nasib Muslim Myanmar?
- Meski Pendirinya Mundur, Demonstrasi Anti-Islam PEGIDA Jalan Terus
- Hanya 0,07 Persen Tayangan TV Mendidik, Kak Seto: Sangat Menyakitkan!
- Berkah Ramadhan di AS: Berbagi Makanan pada Tunawisma Non-Muslim
-
Indeks Terbaru
- China Tangkapi Warga Muslim Hui yang Tolak Penghancuran Masjid
- Dari Benci Jadi Cinta Islam
- OKI Adakan Pertemuan Darurat Membahas Sudan, Militer Setuju Gencatan Senjata Seminggu
- Yusuf Masuk Islam Setelah Temukan Alquran di Stadion Old Trafford
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Viral Video Protes Suara Bising di Masjid, Kakek Australia Ini Malah Masuk Islam
- Pelaku Penembakan Kantor MUI Tewas, Sebelumnya Incar Ketua Umum dan Mengaku Nabi
- Mualaf Fano, Dulu Benci dan Caci Maki Adzan Tapi Kini Malah Merindukan Kemerduannya
- Kantor MUI Ditembak, Sejumlah Staf Jadi Korban
- Terpikat Makna 2 Surat Alquran, Mualaf Nathalia: Saya Temukan Konsistensi dalam Islam
Leave a Reply