Rekam Biometrik Jamaah Umrah Harus Dievaluasi
Direktur Lalu Lintas Keimigrasian Kementerian Hukum dan HAM Cucu Koswala menyampaikan bahwa perekaman biometrik jamaah umrah melalui Visa Facilitation Service (VFS) Tasheel harus dievaluasi. Sebab menurutnya, data-data jamaah yang akan dikirimkan ke Saudi Arabia rentan disalahgunakan.
Oleh karena itu, Cucu meminta agar kebijakan baru perekaman biometrik ditunda. Dia mengatakan, penundaan itu dilakukan sampai dengan infrastruktur biometrik di Indonesia sudah memadai. Apalagi pemerintah berkewajiban melindungi data-data warga negaranya.
“Data-data itu rentan disalahgunakan. Bagaimana mungkin swasta dari luar negeri, mengambil data warga negara Indonesia kemudian dikirimkan ke negaranya,” ujar Cucu, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/1).
Disamping itu, Cucu menyebut, para jamaah di pelosok-pelosok negeri sangat kesulitan untuk melakukan perekaman biometrik. Selain menyulitkan para jamaah, juga ada tambahan biaya untuk ongkos dari tempat tinggalnya ke operator yang menyediakan VFS, yang hanya ada di 30 kota-kota besar di Indonesia.
“Sepakat dengan temen-teman yang lain, ini ditunda, sampai kondusif. Bagaimana dengan jamaah yang sudah tua-tua, belum lagi kalau mereka tinggal jauh dari tempat tinggalnya. Ini tentu harus mengeluarkan biaya lagi,” tambahnya.
Sementara itu, Komisi I DPR RI mendorong pemerintah Indonesia untuk meminta dan mendesak Pemerintah Arab Saudi menunda pelaksanaan kebjakan rekam Biometrik sebagai syarat pembuatan visa haji atau umrah di Indonesia. Karena untuk saat ini para jamaah sangat kesulitan dalam dalam melakukan perakaman biometrik.
Berita Terkait
“Kami mendorong Kemenlu, Kemenag, Kemenkumham, dan BKPM bersama-sama mendesak Pemerintah Arab Saudi menunda pelaksanaan kebjakan rekam Biometrik,” ujar Wakil Ketua Komisi I DPR Mayjen (Purn) TNI Asril Hamzah Tanjung. (sumber: ROL)
Indeks Kabar
- Biarkan Jilbab Dilarang, Pemerintah Langgar HAM
- Selama Ramadhan, Penghimpunan Zakat Baznas Naik
- Mahasiswi Kedokteran Saudi Jadi Korban Penikaman di New Jersey
- UIII Diharapkan Beri Kemajuan Peradaban Islam dan Indonesia
- Konsekuensi Muslim Ucapkan 'Selamat Natal' Menurut UAS
- Tolak Salaman, Pasangan Muslim Batal Jadi Warga Swiss
- Youtuber Belanda Buat Eksperimen Sosial “Al-Quran” Isi Bibel
- Temui Imam Tolikara, GIDI Janji Shalat Idul Adha Aman
- Pria Sydney Aniaya Muslimah Hamil dengan Brutal
- Pemuda OKI Desak Pemerintah Akui Genosida Khojaly
-
Indeks Terbaru
- Belajar dari Imam Masjid Buat Ben Jadi Mualaf
- Uskup Agung Yunani Menghina Islam, Bilang Islam Bukan Agama
- Lebih dari 32 Orang Tewas dalam Pemboman Kembar di Ibu Kota Iraq, Baghdad
- Dewan Muslim Los Angeles Apresiasi Gerak Cepat Joe Biden
- Musibah Banjir Kalimantan Selatan: 63 Ribu Orang Mengungsi, 110 Rumah Ibadah Terendam
- Penutupan Masjid Picu Protes Wali Kota Montmagny Prancis
- Prancis Menutup Banyak Masjid Jelang Debat ‘RUU Separatisme’ yang Kontroversial
- Diyanet Turki Kritik Uskup Agung Athena yang Hina Islam
- Syekh Ali Jaber Berpulang
- Kelompok Hak Asasi Rohingya Desak Facebook Memblokir Kampanye Online Militer Myanmar
Leave a Reply