Pendidikan Agama Islam Jadi Isu Hangat di Berlin
Meski minoritas, Muslim di kota di wilayah yang terletak di timur laut Jerman di Sungai Spree tersebut hidup berdampingan secara harmonis dengan non-Muslim, terutama mayoritas penduduk Berlin yang beragama Nasrani. Interaksi terjalin dengan baik. Sikap ini mendapat respons yang positif dari para non-Muslim.
Hormat-menghormati dan saling toleran menjadi pemandangan yang lazim di Berlin. Fasilitas ibadah tersebar di segala penjuru kota terpadat Uni Eropa tersebut. Makanan halal juga disediakan beberapa restoran. Hanya, bagi Muslimah, jilbab masih dilarang di perkantoran dan lembaga resmi. Namun, mereka dapat memakainya di luar profesi pelayanan publik.
Tak jarang, berbagai agenda kerja sama terjalin antara kedua entitas tersebut. Pada Juni 2004, misalnya, Muslim dan non-Muslim Berlin bersama-sama mendirikan Muslimische Akademie. Pendirian akademi yang mendapat bantuan dari Bundeszentrale für Politische Bildung (Badan Federal untuk Pendidikan Warga Negara) tersebut pun didirikan untuk membangun forum antaragama dan intraagama.
Hak politik umat Islam juga terjamin dengan baik. Pemerintah Berlin memberikan porsi yang sama bagi Muslim untuk aktif di panggung politik, meski minoritas. Tak sedikit politikus Turki dan Kurdi Muslim yang menjabat di kantor-kantor pemerintah kota.
Beberapa, di antaranya, Giyasettin Sayan, Keskin Hakki, Dilek Kolat, Ulker Radziwill, Evrim Baaba, dan Ozcan Mutlu. Sebagian besar mereka memilih partai sayap kiri. Tentu saja mereka terjun di politik tanpa berafiliasi dengan Islam. Namun, survei menyatakan 87 persen Muslim Berlin merasa berkeinginan ada wakil Muslim yang terlibat di politik negara.
Berbagai isu nasional yang melibatkan komunitas Muslim menjadi komoditas intens bagi para politikus. Salah satu yang paling aktual adalah soal pendidikan agama di sekolah. Beberapa sekolah di Jerman memang telah mengizinkan pelajaran Islam bagi siswa Muslim. Demikian pula di Berlin. Meski masih diawasi pemerintah setempat, pendidikan Islam diizinkan bebas bagi siswa. Pengajaran agama di sekolah umum di Berlin dilakukan secara sukarela.
Terdapat kursus pelajaran agama, tak hanya Islam, tapi juga berlaku bagi agama lain. Namun, beberapa tahun lalu, Föderation Islamische (Federasi Islam) Berlin berhasil mendapatkan izin dari pemerintah untuk memasukkan pelajaran agama di 20 sekolah di Berlin. Guru agama dikirim dari pihak federasi, namun digaji oleh pemerintah kota. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Alhamdulillah, Sekolah di Jerman Segera Berlakukan Pelajaran Agama Islam
- Dikotomi Pendidikan Umum dan Agama tak Sesuai
- Muslim Nigeria Perkuat Pendidikan Islam dan Bahasa Arab
- Pelajaran Agama dan Bahasa Turki Dikurangi, Siswa Yunani Lakukan Boikot
- Universitas Berlin Tutup Fasilitas Shalat Mahasiswa Muslim
Indeks Kabar
- Rumania, Surga Pemeluk Islam di Eropa Timur
- Ikadi: Tantangan Umat Islam Sangat Banyak
- Muslim di Barcelona Cemas Respon Anti-Islam
- Apotek di Seluruh Turki Bagikan 40 Juta Masker pada Warganya secara Gratis
- MUI Mengaku Selama Ini Belum Pernah Bahas Fatwa Ucapkan ‘Selamat Natal’
- Sampaikan Kebaikan dengan Etika Rasulullah
- MUI Minta Aksi 2 Desember Berakhlakul Karimah, Ingatkan Polisi Bersikap Persuasif
- Eks Presiden Israel Terpidana Kasus Pemerkosaan Minta Diampuni
- Pebasket Muslimah Amerika Ini Gugat FIBA Cabut Larang Jilbab
- Ketua MUI akan Jadi Saksi Ahli Kasus Dugaan Penistaan Agama
-
Indeks Terbaru
- Pakaian Muslimah di Mesir Bawa Timea Jadi Mualaf di Hungaria
- Khutbah Rasul Menjelang Ramadhan Tiba
- Muslim Kepulauan Fiji Kini Punya Masjid Baru
- Di Masjid Biru, Aisha Rosalie Mengenal Keindahan Islam
- Taqwa, Solusi Semua Masalah
- Apakah Benar Rasulullah Pernah Melihat Surga dan Neraka?
- Perjalanan Spiritual Marcell Siahaan: Agnostik, Katolik, Buddha, Islam
- Al-Azhar: ‘Kartun Nabi Muhammad’ di Sekolah Inggris Lukai Dua Miliar Muslim
- Imam Shamsi Ali: Bom di Makassar Rusak Hubungan Antarmanusia
- Hidayah Sentuh Christopher, Menjadi Mualaf Saat Remaja
Leave a Reply