Dilanda Banjir, Desa di Konut “Hilang”, Tersisa 1 Masjid 8 Rumah

Sebuah desa di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), dilaporkan “hilang” setelah dilanda banjir besar beberapa waktu lalu. Desa tersebut hingga saat ini masih terendam meskipun agak surut. Tim SAR melaporkan, pada Desa Tapuwatu, Kecamatan Asera, Konut, wilayah yang terdampak bencana itu sebelumnya terdapat 74 rumah. Setelah banjir besar melanda beberapa waktu lalu, kebanyakan bangunan setempat hanyut dibawa banjir, yang tersisa tak sampai sepuluh bangunan, di antaranya sebuah masjid.

“Di desa tersebut ada 74 rumah warga, saat ini hanya tersisa 9 rumah termasuk masjid. Yang lainnya hilang terbawa arus banjir bandang,” ujar salah satu koordinator SAR Hidayatullah Ali M kepada hidayatullah.com, Ahad (16/06/2019) pagi.

Kemarin relawan dari BMH, Pos Dai, SAR Hidayatullah melakukan bersih-bersih rumah warga yang tersisa. “Desa Tapuwatu, Kecamatan Asera, Konawe Utara desa yang terparah oleh dampak banjir bandang di Konawe Utara,” jelasnya.

Koordinator Relawan dari SAR Hidayatullah, Murdianto, menjelaskan, Desa Tapuwatu termasuk desa tua sebelum kehadiran desa-desa lainnya saat pemekaran daerah di Konut.

“Desa ini terletak 200 meter dari bibir Sungai Lasolo, terdapat 74 kepala keluarga, sebuah sekolah SD, kantor desa, polindes, sebuah masjid. Kini tersisa 9 rumah dan yang layak ditempati sementara dua rumah, sisanya sudah pada miring bahkan berpindah dari posisinya,” ujarnya kepada hidayatullah.com.

Salah satu sudut Desa Tapuwatu di Kecamatan Asera, Konawe Utara, Sultra, Ahad (16/06/2019), yang dilaporkan hilang setelah dilanda banjir beberapa waktu lalu.

Berdasarkan informasi dari Kepala Desa Tapuwatu, Ahmad, 47 tahun, hampir seisi desa tersebut telah terbawa air dan lumpur saat banjir bandang lalu.

“Kini kami menyaksikan sendiri desa ini seperti desa di tengah lautan lumpur. Banjir besar sebelumnya terjadi tahun 70-an, namun ketinggian air tidak sampai lantai rumah panggung warga. Banjir kali ini ketinggian (air) mencapai plafon rumah panggung. Saat ini di tujuh hari pasca banjir air masih berarus,” ujar Murdianto di sela-sela melakukan aksi kembali menuju desa tersebut, Ahad pagi.

Untuk mencapai desa ini, sebelumnya ada tiga jalan. Sekarang tersisa satu jalan itu rusak, kemudian dilanjutkan pakai perahu. Sementara itu, Laznas BMH bersama SAR Hidayatullah dan Pos Dai terus menyampaikan amanah masyarakat untuk diserahkan kepada korban banjir di Konawe Utara.

“Alhamdulillah, hari ini tim berhasil mendistribusikan bantuan makanan untuk pengungsi di Desa Puuwanggudu, Kecamatan Asera, Konawe Utara,” terang dai setempat Sulaiman Muadz, yang mengkoordinasi pendistribusian bantuan di lokasi, Sabtu (15/06/2019).

Penyerahan bantuan di posko Desa Tapuwatu di Kecamatan Asera, Konawe Utara, Sultra, Juni 2019. Desa ini dilaporkan hilang setelah dilanda banjir beberapa waktu lalu. Desa Puuwanggudu sampai penyaluran kemarin masih menjadi salah satu desa yang digenangi air sisa banjir.

“Genangan air masih cukup tinggi, sehingga warga harus bertahan di kamp pengungsian. Belum bisa kembali mereka,” imbuh Sulaiman. Kiriman bantuan lewat relawan Hidayatullah disambut gembira oleh Sekretaris Desa Puuwanggudu, Suhardin.

“Alhamdulillah, kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan. Masyarakat sangat bahagia menerima ini semua. Kondisi kami benar-benar masih membutuhkan bantuan. Karena genangan air yang belum surut,” ungkapnya.

Laznas BMH secara nasional di berbagai perwakilan membuka diri untuk para donatur, muzakki, dan seluruh elemen bangsa dan masyarakat yang ingin membantu para korban banjir di Konawe Utara. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>