Petinggi Al-Azhar Mesir akan Kunjungi Syafiiyah Sukorejo
Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dalam waktu dekat ini akan mengadakan kegiatan akbar Haflah Ikhtitam wa al-Dirasah atau kegiatan akhir dari perkuliahan masa akademik 2017-2019. Kegiatan kali ini sangat istimewa karena akan dihadiri sejumlah petinggi Universitas Al-Azhar Mesir, termasuk mantan rektor al-Azhar, Prof Ibrahim Hud Hud.
Selain itu, kegiatan tersebut juga akan dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak, dan sejumlah tamu kehormatan lainnya.
Sekretaris panitia pelaksana, Izzul Madid, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menjalin hubungan keilmuan dengan al-Azhar Mesir dan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iiyah secara umum. Madid berharap, acara yang akan dilaksanakan pada 3 juli 2019 ini dapat berjalan sukses dan memberi keberkahan kepada semua pihak.
“Prof Ibrahim Hud Hud di samping memberikan orasi ilmiah, juga akan menandatangani MuO dengan pihak Pesantren Sukorejo,” ujar Madid saat dikonfirmasi //Republika.co.id//, Rabu (26/6).
Dihubungi lebih lanjut, Direktur Ma’had Aly Marhalah Tsaniyah (setara S2) Sukorejo, KH Abdul Djalal menjelaskan bahwa kegiatan kerjasama tersebut bertema “Merajut khazanah Keilmuan Pondok Pesantren Nusantara dengan Universitas al-Azhar Kairo”.
Ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (AMALI) ini mengatakan, nantinya akan ada beberapa item yang akan dikerjasamakan antara Ma’had Aly Sukorejo Situbondo dengan Universitas al-Azhar
“Nanti di-MoU-kan untuk Situbondo sendiri banyak hal, misalnya tukar menukar dosen, tukar menukar mahasiswa atau maha santri. Terus ada beberapa item muaddalah (penyetaraan), termasuk penyetaraan Ma’had Aly S1 dengan yang di sana dan penyetaraan S2 dengan magister di al-Azhar,” kata dia.
Untuk diketahui, Ma’had Aly Sukorejo berada di bawah naungan Pondok Pesantren Salafiyah Sukorejo Situbondo yang didirikan pahlawan nasional, KHR As’ad Syamsul Arifin.
Ma’had Aly merupakan denyut nadi bagi perguruan tinggi agama Islam di Indonesia. Karena, generasi muda Islam yang belajar di lembaga ini akan mampu menjadi ulama dan ahli fikih yang mampu menyebarkan Islam moderat.
Kekhasan Ma’had Aly lainnya, kurikulum yang diajarkan berbasis pada kitab kuning dan berbasis pada tradisi pesantren, di mana dosennya adalah para ulama dan kiai yang bergelar strata dua (S2) hingga S3. Sementara, santri yang belajar di Ma’had Aly ini tidak lagi disebut sebagai santri, tapi mendapat julukan mahasantri. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
Indeks Kabar
- Putera Petinju Legendaris Muhammad Ali Ditahan, Ditanya Apa Anda Muslim?
- Muslim Uighur Ungkap Jutaan Orang di Kamp “Reedukasi” China
- 'Karpet Merah' Universitas Jambi untuk Hafiz Alquran
- Jelang Wukuf Akbar, Hari Ini Jamaah Haji Indonesia Mulai Bergerak Padag Arafah
- UI Selenggarakan Islamic Book Fair
- Masjid Al-Quba Sukabumi Diacak-acak Orang tak Dikenal
- Kesepakatan Normalisasi dengan ‘Israel’ Memicu Kemarahan Publik di Sudan
- Indonesia Perlu Pemimpin yang Tak Putus Shalat Malam
- MUI Jabar Akan Konfirmasi Polda Terkait Kasus Bupati Purwakarta
- Universitas Berlin Tutup Fasilitas Shalat Mahasiswa Muslim
-
Indeks Terbaru
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
- Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
Leave a Reply