Ribuan Warga Turki Turun Aksi Bela Uighur dan Ozil

Sebanyak ribuan orang berkumpul menyuarakan dukungan terhadap etnis Muslim Uighur sekaligus menyampaikan solidaritas terhadap gelandang klub sepakbola Arsenal, Mesut Ozil, setelah kehebohan atas kritikannya atas kebijakan China terhadap minoritas Muslim Uighur.

Mereka berkumpul di Kota Istanbul, Turki (20/12/2019) setelah pekan lalu Mesut Ozil, seorang Muslim Jerman keturunan Turki, mengunggah pesan di media sosialnya yang menyebut minoritas Uighur sebagai “pejuang yang melawan penganiayaan”.

Ozil mantan pemain Real Madrid itu pun mengkritisi tindakan kekerasan oleh China dan pembungkaman respons kaum Muslimin. Ribuan orang di Istanbul membentangkan spanduk dengan tulisan “Hentikan penyiksaan” dan meneriakkan “China pembunuh, bebaskan Turkestan Timur” serta “Turkistan Timur tidak sendirian,” memakai istilah yang digunakan Uighur untuk menyebut wilayah Xinjiang, China.

Salah seorang partisipan, Adem Adil, mengatakan bahwa tindakan Ozil tersebut menginspirasi mereka untuk turun jalan. “Semua orang harus menyuarakan perlawanan terhadap tiran ini, seperti yang dilakukan Mesut,” ujarnya lansir Reuters.

Pada Sabtu lalu klub Arsenal berupaya menghindar dalam mengomentari terkait sikap Ozil, dengan mengatakan pihak Arsenal selalu memegang prinsip tidak terseret pada politik. Ozil mendapat dukungan dari mantan manajer Arsenal Arsene Wenger, yang membela hak pemain dalam mengekspresikan pandangannya.

Pada masa silam Turki menyuarakan keprihatinan terhadap situasi di Xinjiang, termasuk di Dewan HAM PBB pada Februari. PBB dan beberapa kelompok HAM memperkirakan sebanyak 1-2 juta orang, mayoritas etnik Muslim Uighur, ditahan dalam keadaan tidak manusiawi di Xinjiang sebagai bagian dari apa yang disebut Beijing “kampanye anti terorisme”.

Negara komunis China kerap membantah penganiayaan terhadap Uighur sementara Kementerian Luar Negeri China menyebut Ozil termakan “berita hoaks”. Pada KTT di Kuala Lumpur, Malaysia, sebuah pertanyaan dari tamu undangan tentang perlakuan terhadap Uighur diabaikan setelah diajukan kepada podium yang meliputi Erdogan, Presiden Iran Hassan Rouhani dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Kamis. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>