DPR Minta Kepala BPIP Tarik Ucapan “Agama Musuh Pancasila”

Politisi Partai NasDem Syamsul Luthfi menilai, pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi yang menyebut agama musuh besar Pancasila, adalah pernyataan yang sangat ngawur.

Sebab, kata Anggota Komisi II DPR RI ini, agama apapun tidak mungkin menjadi musuh Pancasila. Oleh karena itu, kakak kandung Tuan Guru Bajang (TGB) ini meminta Kepala BPIP Yudian agar menarik kembali pernyataannya bahwa agama merupakan musuh Pancasila.

“Ini statement yang sangat ngawur. Agama apapun tidak pernah menjadi musuh Pancasila, apalagi Islam,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (12/02/2020), menanggapi pernyataan Yudian yang dimuat sebuah media online tersebut dikutip dari Antara semalam.

Politisi kelahiran Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), 30 Januari 1971 ini menegaskan bahwa semua tokoh agama di Indonesia ikut berjuang mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semua kepercayaan pun, katanya, menjadi pondasi lahirnya negara berikut ideologinya.

“Pernyataan kontroversial (Kepala BPIP) ini harus ditarik lagi karena bisa menimbulkan reaksi keras dari segenap komponen bangsa,” ujarnya.

Menurut tokoh masyarakat NTB ini, yang kadang menjadi masalah akhir-akhir ini adalah penafsiran keagamaan, menyangkut paham keagamaan yang berbeda satu dengan yang lain. “Bukan agama itu sendiri,” imbuhnya, seraya kembali meminta Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menarik pernyataannya.

Majelis Ulama Indonesia meminta Presiden Joko Widodo agar memecat Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi karena pernyataan Yudian yang menyebut agama menjadi musuh terbesar Pancasila.

Sementara itu, Yudian melalui Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Benny Susetyo mengklarifikasi bahwa pernyataan tersebut tidak bertujuan mempertentangkan antara agama dan Pancasila. Menurut Romo Benny, pernyataan Yudian itu mengacu pada kelompok yang mengatasnamakan agama tertentu dan membenturkan dengan nilai-nilai Pancasila.

“Yang saya maksud adalah bahwa Pancasila sebagai konsensus tertinggi bangsa Indonesia harus kita jaga sebaik mungkin,” sebut Yudian seperti dikutip Benny. Menurutnya, Pancasila merupakan agamis karena kelima silanya bisa ditemukan di kitab suci enam agama yang diakui secara konstitusional oleh NKRI.

“Namun, pada kenyataannya, Pancasila sering dihadap-hadapkan dengan agama oleh orang-orang tertentu yang memiliki pemahaman sempit dan ekstrem, padahal mereka itu minoritas (yang mengklaim mayoritas). Dalam konteks inilah, agama dapat menjadi musuh terbesar karena mayoritas, bahkan setiap orang, beragama; padahal Pancasila dan agama tidak bertentangan, bahkan saling mendukung,” sebut Yudian lewat keterangan singkatnya. (sumber: hidayatullah)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>