Israel Pasang Lebih Banyak Pengeras Suara di Masjid Al Aqsa
Ketegangan tengah berlangsung di Masjid Al-Aqsa, dengan penggerebekan setiap hari yang dilakukan oleh para pemukim, dan polisi Israel. Hal ini dijalankan sebagai upaya oleh otoritas Israel untuk membawa perubahan di masjid, dan merusak kedaulatan Jerusalem Islamic Waqf (Wakaf Islam Yerusalem).
Dilansir dari laman Al-Monitor Selasa (22/9), Pada 6 September, polisi Israel menempatkan tangga di pintu masuk dan menara Gerbang Bab al-Asbat, dan memasang pengeras suara besar di dinding barat laut Masjid Al-Aqsa.
Alat tersebut ditempatkan di atap SMA Al-Aqsa yang berdekatan dengan menara Bab al-Asbat, dan di atap Pesantren Putri yang berdekatan dengan Gerbang Al- Silsila. Dua perangkat ditempatkan pada Bab al-Hadid.
Direktur hubungan masyarakat dan media di Jerusalem Islamic Waqf, Mohammed al-Ashhab mengatakan, mereka sebelumnya telah menolak permintaan polisi Israel untuk membuka pintu menara Bab al-Asbat untuk menyeberang ke atap dinding Masjid Al-Aqsa bagian utara, dan memasang pengeras suara. Setelah penolakan tersebut, polisi menggunakan tangga untuk mencapai atap dan secara paksa memasangnya.
Ashhab mengatakan, empat pengeras suara telah dipasang di dinding utara dan barat masjid. Ini merupakan perangkat tambahan untuk kamera pengintai dan sensor yang dipasang polisi di sana selama beberapa tahun terakhir untuk memantau jamaah.
Adapun menurut janji kesetiaan Palestina kepada Sharif Hussein bin Ali pada 11 Maret 1924, Yordania memiliki hak perwalian atas situs-situs suci Islam dan Kristen di Yerusalem. Ini berlanjut hingga setelah Tepi Barat bergabung dengan Yordania setelah perang Arab-Israel 1948, karena Yordania adalah otoritas lokal terakhir yang mengawasi kesucian tersebut sebelum Israel mendudukinya pada 1967.
Sumpah tersebut tetap berlaku sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian damai Yordania-Israel yang ditandatangani pada 1994, sampai Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menandatangani perjanjian perwalian dan kedaulatan dengan Raja Abdullah II pada tanggal 31 Maret 2013.
Ashhab mengatakan, Israel melakukan berbagai pelanggaran terhadap Al-Aqsa seperti penggerebekan harian dan mengejar karyawan Wakaf serta memberhentikan mereka dari masjid. Hampir 30 pemecatan telah dicatat terhadap penjaga masjid sejak awal 2020.
Pada Agustus 2017, Israel memasang pengeras suara untuk pertama kalinya di atap Universitas Omariyeh dekat menara Bab al-Ghawanima setelah protes Bab al-Asbat. Penambahan lebih banyak pengeras suara memungkinkan otoritas Israel untuk mengganggu jamaah selama sholat, dan memberikan instruksi selama konfrontasi atau insiden di masjid tanpa harus berkoordinasi dengan Islamic Waqf. (sumber: ROL)
Indeks Kabar
- Kelompok Kedua Muslim Rohingnya Terdampar di Perlis Malaysia
- Napi Muslim Alaska ‘Dipaksa’ Makan Daging Babi selama Bulan Ramadhan
- Anggota Baleg: RUU Ketahanan Keluarga Perlu Perhatikan Aspek Sosiologis
- 'Karpet Merah' Universitas Jambi untuk Hafiz Alquran
- Terdakwa Penodaan Agama di Tanjungbalai Dituntut 1,6 Tahun Penjara
- Rabi Yahudi AS: Badai Katrina Hukuman untuk Pawai Gay
- Pendiri Gerakan Anti-Islam Jerman Terancam Hukuman Lima Tahun
- Tahun Baru 1436 Hijriah Momentum Umat Islam Bermuhasabah
- Pemerintah Larang Pengibaran Selain Merah Putih di Arafah
- Netizen Kecam 'Cueknya' Media Barat Terkait Pembunuhan Mahasiswa Muslim
-
Indeks Terbaru
- Keuangan Syariah Indonesia Masih di Bawah Malaysia dan Arab Saudi
- Muslim Utsul di Provinsi Hainan, Target China Selanjutnya?
- Sekarang Berada di Bulan Rajab, Inilah Amalan Utamanya
- Yunani Kembali Tolak Permintaan Muslim Dirikan Masjid
- Jalaluddin Rakhmat, Tokoh Syiah Indonesia Meninggal Dunia
- Mengapa Kita Tetap Harus Minta Hidayah Meski Sudah Muslim?
- Cak Nun Tidak Kaget Istilah “NU Cabang Nasrani’, Apa Maksudnya?
- Mualaf Nadirah Tan, Sabar Hadapi Tudingan Miring Berislam
- Amerika akan Cabut Penunjukan Teroris Pemberontak Al-Houthi yang Didukung Iran
- Jadi Mualaf, Vlogger Jerman Sebut Islam Agama Damai
Leave a Reply