Komisi Fatwa MUI akan Kaji Kehalalan Beberapa Jenis Vaksin
Majelis Ulama Indonesia (MUI) memastikan akan mengkaji beberapa jenis vaksin Covid-19 lainnya selain Sinovac yang rencananya akan masuk ke Indonesia. Sekretaris Komisi Fatwa MUI KH Asroru Niam Sholeh mengakui dalam waktu dekat MUI akan melakukan kajian tentang kehalalan beberapa jenis vaksin yang akan masuk ke Indonesia seperti AstraZeneca, Pfizer dan lainnya.
“Iya (akan melakukan kajian kehalalan vaksin),” kata Kiai Asrorun Niam saat dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (12/3). Kiai Niam mengatakan telah ada industri vaksin yang telah mengajukan untuk dilakukan kajian kehalalan. Namun demikian, kiai Niam tak memberikan penjelasan jenis vaksin yang akan dilakukan kajian kehalalan dalam waktu dekat.
“Ada produk vaksin yang sudah mengajukan (kajian kehalalan), ada yang sedang komunikasi, ada yang belum,” katanya.
Sebelumnya, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menggelar Bahtsul Masail dalam upaya merespons masih adanya polemik tentang vaksin Covid-19. Ketua PWNU Jatim KH Marzuqi Mustamar mengatakan kajian digelar untuk meluruskan kehalalan dan keamanannya.
Terlebih, pemerintah sedang getol mencanangkan program vaksinasi. Marzuqi menegaskan polemik keharaman vaksin Covid-19 adalah hoaks. “Intinya semua jenis vaksin yang akan datang ke Indonesia, dari prosedur proses pembuatan dan akhir pembuatan itu suci,” katanya, Kamis (11/3).
Marzuqi menyayangkan masih adanya pembahasan vaksin Covid-19 yang disebut-sebut menggunakan unsur babi, meskipun tidak dicampur dan hanya sebagai perangsang. Ia menegaskan vaksin yang didatangkan ke Indonesia tidak ada jenis babi.
“Semua vaksin itu halal. Fatwa ulama di luar Indonesia juga mengatakan serupa, vaksin halal,” ujarnya.
Maka dari itu, Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Gasek, Malang ini mengimbau masyarakat khususnya warga Nahdliyin tidak perlu khawatir. Ia kembali meyakinkan, vaksin Covid-19 yang disuntikkan adalah untuk menambah imunitas terhadap virus SARS CoV-2.
“Sehingga tidak ada lagi orang yang terkena Covid-19. Mudah-mudahan bencana ini segera berakhir,” kata dia. (sumber: ROL)
Naskah Terkait Sebelumnya :
- Ada Alternatif Vaksin Halal, MUI Dorong Kemenkes dan Bio Farma Kaji Vaksin Halal
- Inilah Hasil Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia
- Komisi Fatwa MUI: Islam Menolak Pemisahan Agama dan Politik
- MUI Tegaskan, Imunisasi Boleh tapi Wajib dengan Vaksin Halal dan Suci
- Rekomendasi Muhammadiyah ke Menkes: Dukung BPOM – MUI Independen dalam Keamanan dan Kehalalan Vaksin Covid
Indeks Kabar
- Hamza Yusuf Tuai Kritik karena Dukung Normalisasi UEA-Israel
- Muslim AS Kerahkan Petugas Bersenjata Amankan Masjid
- MUI Imbau Masyarakat Waspadai Peredaran Daging Sapi Ilegal
- India Diperkirakan akan Jadi Negara Muslim Terbesar di Dunia
- Setelah Muslim Xinjiang, Rezim Komunis Cina Juga Tindas Muslim Hui
- Resmi Dibuka Mendikbud, IBF Disebut Menjadi Pameran Kebudayaan Islam
- Industri Rokok Incar Generasi Muda, Pemerintah Didesak Ratifikasi FCTC
- Pendeta: Kehadiran Rokok Bisa Hancurkan Kaderisasi Bangsa
- Mengaku Cabuli Anak Ratusan Kali Pendeta Jerman Hanya Dihukum Terapi
- Georgia Akhirnya Izinkan Pembangunan Masjid di Pusat Perbelanjaan
-
Indeks Terbaru
- Pelaku Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Berseragam Polisi
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Kemenlu Rusia Kutuk Swedia Izinkan Politikus Denmark Bakar Alquran di Stockholm
- Trudi Best Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Melakukan Sesuatu karena Allah
- Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
- Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat
- Pemerintah Afghanistan Tak Pernah Larang Pendidikan untuk Perempuan
- Mantan Ateis Asal Prancis Masuk Islam di Qatar, Kehangatan Muslim Kuatkan Keputusannya
- Jenazah Tertukar, RS di Jerman Justru Kremasi Muslim
- Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat
Leave a Reply