Puasa Ramadhan Membentuk Manusia Bertakwa Kepada Allah
Ramadhan tiba. Marhaban ya Ramadhan! Tahun 2023 atau tahun 1444 H kini menyapa kita. Pada hakikatnya puasa Ramadhan dapat melatih umat Islam berjihad melawan hawa nafsu, menyucikan diri dari perbuatan keji dan mungkar dan menghiasi diri dengan akhlak mulia serta meningkatkan semangat kecintaan untuk senantiasa beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ibadah puasa memiliki keistimewaan tersendiri jika dibandingkan dengan ibadah yang lain, menjaga kesucian iman dan takwa kepada Allah untuk memperoleh kebahagiaan dan keberkahan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Berikut ini adalah hikmah puasa Ramadhan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW beserta penjelasannya.
Puasa merupakan suatu ibadah amaliah dan badaniah yang mempunyai banyak keistimewaan dan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan umat Islam sejagat. Hikmah puasa Ramadhan pada hakikatnya dapat membentuk mukmin yang mencapai tingkat ketakwaan yang sebenarnya kepada Allah SWT. Firman Allah SWT mengenai puasa di bulan Ramadhan, “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. ” (Al-Baqarah: 183)
Tujuan utama perintah berpuasa adalah untuk meningkatkan takwa seseorang. Selain itu, puasa akan menumbuhkan ketahanan, baik secara rohani ataupun jasmani. Malah puasa dapat menguji kemampuan diri dan jiwa kita bagi menghadapi berbagai kesulitan atau cobaan hidup manusia. Pengaruh puasa yang dapat melatih manusia mencapai takwa berarti dapat menyiapkan diri untuk menerima karunia Allah menuju kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.
Tentang hikmah puasa Ramadhan yang dapat membentuk manusia bertakwa telah dijelaskan oleh para ulama dengan beberapa tanggapan dan kesimpulan yaitu:
1. Ménurut Ibnu Mas’ud r.a. takwa bererti taat kepada Allah, menjauhi maksiat, ingat kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya dan tidak kufur.
2. Ibnu ‘Abbas r.a. takwa bermaksud berjihad di jalan Allah dan tidak takut kepada celaan orang, berani menegak kan hukum, kebenaran dan keadilan terhadap diri, orang tua, anak dan keluarga.
3. Sayyid Qutub – takwa ialah suatu hal yang ada dalam jiwa yang menyebabkan seseorang senantiasa waspada, sadar, takut, malu dan susah jika dilihat oleh Allah dalam keadaan yang tidak diridhoi-Nya. Perhatian dan pengamatan Allah terhadap jiwa dan hati manusia tidak pernah lengah dalam setiap waktu.
4. Syeikh Muhammad ‘Abduh – takwa ialah membersihkan diri dan memelihara dari perbuatan maksiat dan keji serta melatih diri taat kepada Allah.*
Leave a Reply