Masya Allah, Sehari di Akhirat Sama dengan Seribu Tahun di Dunia
Hidup di dunia ini hanya sementara. Yang kekal selamanya adalah negeri akhirat. Salah satu ciri utama orang yang bertaqwa ialah pemahamannya akan dunia dan akhirat. Maka dari itu, siapa yang melupakan kehidupan akhirat dan segala aktifitasnya hanya terfokus pada kemewaham dunia serta menganggap bahwa kemewahan dunia itu merupakan tujuan utamanya berarti ia belum mengetahui nilai kehidupan akhirat dengan baik.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Mereka mengetahui yang tampak dari kehidupan dunia saja sedangkan terhadap kehidupan akhirat mereka lalai.” (QS. Ar-Rum: 7).
Kehidupan dunia merupakan permainan dan senda gurau. Susah dan senang datang silih berganti. Senangnya merupakan kesenangan yang menipu dan sedihnya merupakan kesengsaraan sementara. Sungguh berbeda dengan kehidupan akhirat nanti yang kekal dan abadi.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu, dan Dia tidak akan meminta hartamu.” (QS. Muhammad: 36).
“Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti ?” (QS. Al-An’am: 32).
Betapa banyaknya manusia di zaman serba teknologi ini yang tidak bersyukur. Betapa banyaknya manusia yang saat ini sedang menyombongkan diri dengan kehebatan, kekuasaan, kekeyaan, dan kecerdasannya. Na’udzubillahimindzalik.
Sangat memprihatinkan. Banyak saudara kita yang rela menjual agamanya dan meninggalkan Allah demi kenikmatan dunia yang sangat singkat.
Dalam Al-Qur’an disebutkan: “Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al-Hajj: 47).
Berdasarkan ayat di atas, bahwa satu hari di akhirat = 1000 tahun di dunia, sekarang mari kita hitung.1000 tahun dunia = 1 hari akhirat1000 tahun dunia = 24 jam akhirat1 tahun dunia = 24/1000 = 0,024 jam akhirat.
Jadi bila umur manusia rata-rata 63 tahun, maka menurut waktu akhirat adalah 63×0,024 = 1,5 jam akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala member kita umur di dunia ini rata-rata hanya 1,5 jam waktu akhirat. Sungguh waktu yang sangat singkat dan harus di pergunakan dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan cinta dan sayang Allah.
Pantaslah banyak kita temukan firman Allah yang meningatkan kita masalah waktu, salah satunya dalam Surah Al-‘Ashr: (1) “Demi masa (2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian (3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menepati kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr 1-3).
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam juga mengingatkan kita mengenai kehidupan dunia. Beliau bersabda: “Perbandingan dunia dan akhirat seperti orang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut, lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang di perolehnya.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah).
“Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya.” (HR. Ibnu Majah)
Dari kedua hadits tersebut, kita dapat memahami bahwa tidak ada celah sedikit pun bagi diri kita untuk membanggakan dunia. Bahkan tidak ada sepatah katapun dalam Firman Allah maupun sabda Rasulullah yang memuji kemegahan dunia.
Dunia itu ibarat bayangan, jika Anda berpaling dari bayangan ia justru mengikuti Anda. Tetapi jika Anda mencari-carinya ia justru enggan untuk mendatangi Anda (Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah)*
Leave a Reply