Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko

Sebelum memeluk Islam Yusuf Derbeshyre merupakan seorang pemuda asal Inggris. Dia pun memiliki kebiasaan yang sama seperti pemuda lainnya di Inggris. Dilansir di About Islam, Yusuf tak pernah absen setiap akhir pekan untuk berpesta minum-minuman alkohol. Hingga suatu hari pengalaman berbeda dia rasakan ketika berlibur ke Yunani.

Sejak dahulu Yusuf gemar membaca buku. Saat berlibur Yusuf membawa banyak buku di ranselnya untuk dibaca saat di bandara atau saat bersantai di tepi kolam renang.

Namun, karena buku-buku miliknya telah selesai dibaca, Yusuf tak lagi memiliki buku baru. Dia memutuskan untuk pergi ke toko buku WHsmith kemudian memilih beberapa buku yang menurut Yusuf bagus.

Sayangnya, dia tetap tidak menemukan buku yang dianggap cocok. Dia kemudian kembali membawa ransel di punggungnya dan memutuskan pergi.Karena tak hati-hati, Yusuf tak sengaja menabrak satu rak buku dan semua buku pun terjatuh. Tidak ingin sedikit canggung, dia merapikan kembali buku-buku ke dalam rak satu per satu. Tatapan matanya kemudian mengarah pada satu judul buku karya seorang penulis Barat, bernama Barnaby Rogerson, dan dia menulis sebuah buku berjudul “The Prophet Muhammad: A Biography”.

“Saya membaca halaman pertama tentang Nabi Muhammad dan itu terlihat menarik. Dan saya membaca halaman kedua, lalu saya membelinya dan membawanya berlibur,” tutur dia.

Sembari membacanya, Yusuf mulai tertarik untuk mempelajari isi buku tersebut lebih banyak.”Jadi saya kembali, dan saya mulai pergi ke masjid setempat, dan saya berbicara dengan mereka dan saya berkata saya ingin belajar lebih banyak. Dan Imam berkata, ‘Sejujurnya, cara terbaik untuk memahami Islam adalah dengan menjadi seorang Muslim’.”

Yusuf pun tidak berpikir dua kali untuk itu. Dia kemudian langsung bersyahadat di hadapan Imam masjid di Yunani. Sebagai seorang mualaf, dia kemudian mulai ingin memahami kisah seorang sahabat Nabi yang juga seorang mualaf. Dia adalah Hamzah, paman Nabi Muhammad SAW.

Bagi Yusuf, kisah hidup Hamzah sebelum memeluk Islam tidak jauh berbeda dengan dirinya. Dia ingin mempelajari jalan hidup seorang Muslim baru dari seorang Hamzah, Singa Padang Pasir. “Dan kehidupan saya mirip Hamzah, karena cara dia menjalani hidupnya sebelumnya dia menjalani hidup dengan minum keras dan hidup keras, dia menikmati hidupnya sepenuhnya,” ujar dia.

Namun, setelah memeluk Islam, Hamzah benar-benar mengabdikan dirinya kepada Islam. Dia pun berharap saat memiliki kesempatan berhaji dapat berziarah ke Bukit Uhud, tempat Hamzah wafat. Allah Mengabulkan Harapannya. Allah SWT kemudian mengabulkan harapannya. Saat berhaji, dia turun dari bus dan ternyata takdir menuntunnya ke Makam Hamzah.

“Saat saya berjalan menyeberang, rasanya seperti saya berjalan melalui ketenangan. Saya merasa sangat emosional, dan air mata mengalir di wajah saya, dan saya tidak dapat menghentikannya, dan saya tidak tahu mengapa,” tutur dia.

Yusuf terus berjalan di jalan turunan berpasir. Kemudian dia bertemu jalan beraspal lalu terasa senyap. Anehnya dengan cepat dia sampai ke pemakaman.Yusuf kemudian berdoa kepada para syuhada dan Hamzah. Dan berjalan kembali ke bus. Yusuf bergegas melalui jalan kembali yang sama dan tanpa terasa air mata kembali menetes.

“Seseorang bertanya kepada saya, ‘Ada apa?’ dan saya memberi tahu dia, kepada pria yang ada di sebelah saya karena dia menerjemahkan untuk saya,” ujar dia. Dia berkata, “Ketika Nabi Muhammad mengetahui apa yang terjadi pada pamannya, dia menangis, dan terus menangis.”

Dan saya berkata, “Mungkin dia meninggalkan sesuatu di sana untuk seseorang yang ingin menemukannya,” dan saya merasakannya di sini, di dada saya, untuk Hamzah dan saya tersadar sepenuhnya.

Diberi Anak Perempuan
Setelah pulang ke tanah air, dia pun berharap istrinya yang sedang hamil dapat melahirkan dengan selamat dan sehat. Jika anak yang dilahirkannya seorang pria, Yusuf akan memberi nama anaknya dengan nama paman Nabi, Hamzah. Ternyata istrinya melahirkan seorang bayi perempuan dan diberi nama Safiyyah. Nama ini diambil dari nama bibi Nabi SAW yang juga wanita yang termasuk golongan pertama memeluk Islam.

Tak hanya nama kerabat Nabi Muhammad, Safiyyah pun memiliki kisahnya sendiri. Yusuf tidak ingin sekadar ikut-ikutan memberi nama anaknya dengan nama kerabat Nabi SAW.

Dia merasa frustrasi karena dia ingin memahami secara perinci kisah hidup Safiyyah sama seperti paman Nabi, Hamzah. Dia pun bertanya dan berselancar di dunia maya. Namun, tidak menemukan apa pun.

Dia pun kembali mencari ke toko buku dan menemukan sebuah buku yang mengisahkan tentang Perang Uhud. Tepatnya dalam kisah pemakaman mereka yang wafat saat Perang Uhud.

“Itu baru saja dibuka di sana, dan berbicara tentang mereka akan membungkus para korban Muslim dan menguburkan mereka,” ujar dia.

Kemudian buku itu mulai bercerita tentang saudara perempuan Hamzah, datang dengan membawa dua helai kain. Dan saudara perempuan Hamzah dikenal dengan nama Safiyyah.

Safiyyah berusia sekitar 56 tahun. Bersama wanita muslimin lainnya, Safiyyah merawat mujahid yang terluka, mengambilkan air untuk minum, hingga berperan memperbaiki panah yang rusak. Bahkan, dia berani memenggal kepala seorang Yahudi musuh Islam di saat seorang sahabat Nabi SAW tidak berani memenggalnya. (sumber: ROL/aboutisalam)


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>